Lina menghela nafas panjang. "Aku gak tau sampai kapan aku bisa bertahan, Arkan"
--------
Lina berjalan di koridor sekolah seorang diri. Langkah itu membawanya menuju aula pertandingan basket.
"Lin"
Sebuah suara memanggil namanya dari arah belakang. Lina berhenti melangkah. Lalu membalikkan badannya. Tenyata, Elang lah orangnya.
Elang melangkah mendekati Lina dengan senyuman terukir di wajah cowok itu. Lina menautkan kedua alisnya.
"Kok Lo gak ke aula buat lihat pertandingan Arkan?" Tanya Elang.
"Ini, mau kesana" jawab Lina.
"Yaudah kalau gitu barengan aja" ajak Elang. Lina mengangguk sebagai jawaban.
Lina dan Elang melangkah bersama menuju aula pertandingan. Saat masuk, suara riuh terdengar dari para penonton yang ada di tribun.
Dapat Lina lihat. Arkan, cowok itu sangat fokus dan lincah sekali membawa bola ke sana-kemari membuat tim lawan terkecoh.
Lina dan Elang melangkah menaiki anak tangga menuju tribun paling atas dan mengambil posisi duduk paling ujung. Dapat Lina lihat, kedua temannya duduk berdua dan ada Dika juga. Ketiganya mengambil posisi tribun yang berada di tengah-tengah.
Mata Lina menangkap keberadaan Klara duduk di tribun paling depan. Cewek itu, terlihat memberi dukungan penuh untuk Arkan.
"Lin" panggil Elang. Membuat Lina menoleh dan menatap Elang.
"Kenapa?" Tanya Lina.
"Lo, gak mau kasih semangat buat Arkan, pacar Lo" kata Elang.
Lina tersenyum tipis sebagai tanggapan. Setelahnya ia kembali menatap pertandingan. Sedangkan Elang mengeryit kebingungan.
Pertandingan semakin menegangkan saat di bawah sana Arkan terus-terusan memainkan bola sendiri, membingungkan pemain lawan dengan gerakan berputarnya. Namun tak berselang lama, Arkan dengan cepatnya melemparkan bola pada timnya dan.....
Sorakan riuh menggema dari para penonton yang ada di tribun. Tanpa sadar Lina tersenyum tipis. Arkan memang selalu punya trik sendiri saat mengalahkan lawan.
Setelahnya.....
Dug! Dug! Dug!
Pertandingan basket antara SMA Bangsa dan SMA delima di menangkan oleh......
SMA DELIMA!!!!
Dengan skor 20 - 18.
Sorakan riuh dari para suporter SMA Delima menggema. Semua tim basket kompak saling ber tos dengan senyuman bahagia yang jelas terukir di wajah mereka semua.
Klara. Gadis itu tidak henti-hentinya bersorak kesenangan sampai tiba-tiba ia merasa bagian dada kirinya sakit dan nafasnya terasa sesak.
Klara memegang dada kirinya lalu memukulnya dengan lumayan keras. Berharap rasa sesak berkurang. Wajah Klara juga sudah pucat pasi. Hingga......
BRUKK!
Klara jatuh tak sadarkan diri. Semua orang yang ada di tribun terkejut. Dan langsung menghampiri klara yang pingsan.
Salah satu cowok datang menghampiri Arkan dengan wajah panik. Arkan yang mulanya sedang asik dengan timnya, lantas menoleh dan berbalik badan ketika ada yang memanggil namanya.
"Arkan!"
Panggil cowok itu. Membuat Arkan menautkan kedua alisnya.
"Klara pingsan" beritahu cowok itu langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)
Teen FictionCoba baca dulu cerita ini siapa tau nyantol. [ Karya ini murni hasil dari pemikiran author ] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ini cuman kisah cinta mereka bertiga semasa SMA. Dengan lika-liku dan rahasia di dalamnya. Cover by pinterest