chapter 20

51 4 3
                                    

Di pagi hari yang cerah. Tempatnya, di parkiran sekolah SMA delima. Terlihat dua orang berbeda gender yang lagi saling berbicara, tapi nampaknya salah satu diantara mereka berdua nampak tak suka.

"Mel, ayolah. Bunda gw minta Lo kerumah pulang sekolah hari ini"

"Kalau sampai gw gak bawa Lo? Bunda pasti bakal marah banget sama gw"

Dika berucap dengan wajah memelas pada Melisa. Cowok itu juga tak henti-hentinya mengikuti langkah Melisa dari tadi, yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Ck! Dika!" Kesal Melisa yang langsung berbalik badan berhadapan dengan Dika.

Dika tersenyum tipis. Ia mengira Melisa menerima ajakan bundanya. Tapi nyatanya.....

"Kenapa harus gw?! Lo bisa ajak Aulia, diakan pacar Lo?" Ujar Melisa.

"Kalaupun bisa. Gw gak akan  memohon-mohon gini sama Lo" sahut Dika.

"Gw tetap gak mau. Hari ini gw mau pulang sama Rizqan" kata Melisa. Membuat wajah Dika seketika berubah.

"Udahlah. Gw pergi. Jangan ikutin gw lagi!" Ancam Melisa dengan tatapan tajam. Lalu hendak melangkah pergi. Namun, tertahan dengan sebuah suara.

"Masih aja Lo Mel. Kejar-kejar cowok yang jelas gak bisa ngehargain perjuangan Lo" sarkas Dika.

Tangan Melisa terkepal erat. Melisa berbalik cepat, menghadap Dika.

"Apa urusan Lo! Terserah gw mau ngapain. Lo gak berhak ikut campur urusan hidup gw Dika!" Tekan Melisa.

"Jelas, itu urusan gw Mel. Karena Lo teman gw. Gw sayang sama lo" ucap Dika.

"Terserah Lo lah" ucap Melisa. Melangkah pergi dari sana.

"Karena gw gak suka Mel. Gw gak suka Lo kejar-kejar Rizqan" gumam Dika. Menatap punggung Melisa dengan sendu.

Tanpa Dika sadari. Ada satu pasang mata yang berdiri tak jauh di belakang Dika. Menatap semua apa yang terjadi barusan. Dia adalah Aulia.

Gadis itu baru saja keluar dari mobilnya. Lalu, hendak melangkah. Tapi tak sengaja, ia melihat di depannya ada Melisa dan Dika yang lagi berbicara.

Ia, menatap bingung ketika Melisa terlihat seperti marah dan juga kesal dengan Dika. Entah, apa yang terjadi diantara keduanya. Pikirnya.

Aulia sebenarnya hendak melangkah mendekati mereka berdua. Namun, tak jadi ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut Dika, berhasil membuatya menitikkan air mata.

Apa maksud yang dibilang Dika barusan? Sayang? Sayang dalam artian apa?

Dengan cepat Aulia menghapus air matanya. Setelahnya tersenyum. Seolah tidak terjadi apa-apa padanya. Lalu Menghampiri Dika dengan raut wajah antusias.

"Dika" seru Aulia menepuk salah satu bahu Dika. Membuat sang empunya langsung menoleh ke arahnya.

Aulia tersenyum manis. "Kamu kok berdiri di sini? Kayak patung aja" ucap Aulia di sertai tawa kecil.

Dika tersenyum sangat tipis, bahkan hampir tidak terlihat sama-sekali. "Mau ke kelas?" Tanya Dika.

Aulia manggut-manggut dengan senyum manis yang tidak luntur dari wajahnya.

"Ayok! Gw anterin" Ajak Dika. Menyodorkan tangannya pada Aulia.

Aulia yang mengerti. Langsung menautkan tangannya dengan tangan Dika. Akhirnya mereka berdua melangkah bersama menuju kelas Aulia. Melupakan apa yang terjadi barusan. Aulia lebih memilih untuk menikmati setiap perlakuan Dika, padanya.

.

.

.

Skip....

Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang