Chapter 5

40 3 9
                                    

"Gw ke taman belakang ya. Soalnya Dika chat dan suruh gw kesana". Kata Aulia dengan wajah sumringahnya. Siapa sih yang tidak senang di chat sama orang tersayang.

Lina dan Melisa kompak mengangguk. Lalu Setelahnya Aulia pergi dari sana.

"Gw berharap Dika gak sakitin Aulia". Gumam Lina menatap kepergian Aulia. Gumaman itu masih bisa ditangkap oleh Melisa.

"Iya, gw juga berharapnya begitu". Sahut Melisa.

--------------------

Aulia melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolah, dengan raut wajah yang sedari tadi tidak henti-hentinya tersenyum. Ia penasaran, kenapa Dika mengajaknya untuk ketemu.

Langkah Aulia terhenti. Ketika dari jarak yang lumayan dekat ini. Ia bisa menatap punggung tegap dan lebar kekasihnya yang duduk di kursi taman membelakangi dirinya.

"Dika". Panggil Aulia. Saat ia sudah berdiri tepat di samping Dika duduk.

Dika mendongak. Lalu beranjak dari duduknya. Sekarang Dika dan Aulia berdiri saling berhadapan.

"Gw mau minta tolong sama Lo, berikan es krim ini pada Melisa". Kata Dika. Menyodorkan es krim rasa coklat pada Aulia.

Aulia menatap es krim yang di sodorkan Dika dengan pandangan sendu. Tapi tak urung ia tetap mengambil es krim itu dengan senyuman yang terlihat di paksakan.

"Iya". Sahut Aulia.

Setelahnya tidak ada percakapan lagi diantara keduanya.

"Eum.... kalau gak ada lagi. Gw balik ya Dika". Ucap Aulia sambil tersenyum palsu. Menutupi rasa sakitnya.

"Iya". Jawab Dika sambil mengangguk singkat.

Aulia berjalan pergi dengan tangan  membawa es krim pemberian dari Dika, tapi sayangnya bukan untuk dirinya.

Sepanjang jalan. Aulia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. Namun, matanya sedari tadi tidak bisa di ajak untuk kerja sama. Karena terus-menerus mengeluarkan air mata.

Jujur, siapa sih yang tidak sakit hati. Melihat kekasih sendiri memberikan es krim pada orang lain. Begitu juga dengan Aulia. Selama ini ia selalu sabar menunggu Dika bisa membuka hatinya untuk dirinya dan berusaha menjadi yang terbaik.

Kalau memang selama ini Dika tidak memiliki perasaan padanya. Kenapa? Kenapa mengajak dirinya menjalin sebuah hubungan.

Apa selama ini firasat ia benar. Kalau Dika memang memiliki perasaan pada Melisa. Tapi, selalu Dika tutupin darinya. Mengatakan bahwa dia dan Melisa hanya teman dekat. Karena mereka berdua sewaktu SD, sekolah di tempat yang sama.

Aulia menghela nafas. Memikirkan semua itu hanya bikin dia negatif thinking. Mending, ia segera memberikan es krim ini pada Melisa sebelum mencair.

****

Lina dan Melisa berjalan di koridor sekolah sambil bersampingan, disertai obrolan ringan sepanjang jalan menuju kelas. Mengingat jam istirahat sebentar lagi akan habis dan di gantikan dengan bel masuk.

Hingga mereka berdua berpapasan dengan Arkan dan Klara. Lina menatap ke arah tangan Klara yang memeluk lengan Arkan dengan eratnya. Lalu, Lina beralih menatap Klara yang menampilkan senyum kemenangan.

Sedangkan Arkan terlihat fokus menatap depan dengan wajah datar. Tanpa mau menoleh ataupun menyapa padanya.

Lina berhenti melangkah. Membalikan badannya. Menatap punggung Arkan dengan sendu. Semua itu tak luput dari penglihatan Melisa, yang mengepalkan tangannya erat.

Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang