chapter 16

37 3 6
                                    


☘️☘️☘️☘️☘️

"Bye" jawab Lina dan Melisa yang juga melambai tangan.

Hingga tersisalah Lina, Melisa dan tiga cowok voli. Tapi ada satu yang menarik perhatian, yaitu Reynand. Cowok itu menatap kepergian Aulia bersama Dika dengan tatapan sulit diartikan.

"Lin, ayok kita pergi juga" ajak Melisa.

"Ayok" sahut Lina sambil mengangguk.

Saat mereka berdua hendak melangkah, sebuah tangan tiba-tiba menggenggam tangan mereka berdua. Kompak Lina dan Melisa menatap pemilik tangan itu.

"Lo ikut gw" kata Rizqan. Lalu langsung menarik Melisa pergi dari sana. Melisa tak diberi aba-aba, tidak sempat pamit sama Lina.

Kalau kalian tanya Reynand? Cowok itu sudah tidak ada di sana, entah sejak kapan.

Lina menatap kepergian Melisa yang dibawa Rizqan dengan wajah cemberut. Kedua temannya secara bersamaan dibawa pergi oleh cowok, sedangkan dirinya di tinggal sendirian.

Satu-persatu semua orang yang ada di tribun mulai pergi. Tapi ada satu pasang mata yang masih berada di tribun, melihat interaksi antara Lina dan Elang.

"Lin" panggil Elang. Mampu membuat Lina menoleh menatapnya.

"Ah, ya?" Sahut Lina.

Elang tersenyum pada Lina. Membuat sang empunya kebingungan.

"Kenapa?" Tanya Lina.

"Ayok pergi. Semua orang udah pada pergi tuh" tunjuk elang dengan dagunya pada kursi tribun yang sudah kosong.

Lina menggeleng. "Enggak deh. Gw masih mau disini. Lo, kalau mau pergi, pergi aja. Gak papa kok" kata Lina sambil tersenyum.

"Yaudah. Kalau masih mau disini. Gw temenin" ucap Elang. Kembali mendudukkan dirinya di kursi tribun. Genggaman tangan Elang pada Lina masih belum terlepas.

Lina juga ikut mendudukkan dirinya dan Memposisikan duduk sepenuhnya menghadap elang.

"Lang, serius deh. Lo bisa pergi kok" ucap Lina meyakinkan Elang.

Elang menatap lekat Lina. Membuat yang di tatap menjadi gugup.

"Gw gak mau Lo nangis lagi" Kata Elang. Membuat Lina mendengarnya terkejut.

"L-l-lo"

Elang tersenyum tipis. Melihat reaksi Lina yang terkejut dengan omongannya.

"Sorry, gw gak sengaja dengar Lo nangis waktu di toilet. Kebetulan saat itu gw juga lagi di toilet" ucap Elang.

Ucapan Elang. Membuat Lina terdiam. Lina rasa tangisannya waktu di toilet itu gak akan terdengar sama siapapun, karena ia menangis tanpa suara.

"Lang" panggil Lina.

"Gw minta sama Lo, jangan kasih tau itu sama teman gw. Bisa?" Ujar Lina.

Elang mengangguk sambil tersenyum. "Tenang aja" balas Elang. Lalu, mengusap lembut puncak kepala Lina.

Lina mengangguk sekilas sebagai respon. Ia menghela nafas berat sambil menyandarkan punggungnya di kepala kursi.

"Tunggu! Kok Lo bisa tau nama gw?" Tanya Lina yang langsung menegakkan tubuhnya.

Elang terkekeh. "Siapa sih, yang gak tau sama pacar Arkan. Dan, Kita jua pernah ketemu sebelumnya"

"Oh ya? Dimana?" Tanya Lina.

"Waktu di alun-alun kota" jawab Elang.

"Alun-alun kota?" Tanya Lina kebingungan.

Elang mengangguk. "Cowok yang pernah bertubrukan sama Lo"

Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang