Chapter 4| Membuka Hati

691 67 3
                                    

"Sudah berangkat sana," ujar Hao yang kini sudah berdiri di hadapan suaminya menemani nya hingga depan pintu rumah mereka.

Hanbin sedikit bimbang meninggalkan istrinya itu, terlebih sebelumnya istri nya dalam keadaan tak baik baik saja seperti beberapa waktu terakhir.

"I'm okay, pasien mu menunggu mu di rumah sakit, jadi penuhi kewajiban mu terlebih dahulu."

Lagi dan lagi Hao mencoba meyakini Hanbin agar pemuda itu mau mendengarkannya. Ia tahu betul bahwa suaminya itu adalah seorang dokter, jadi tak mungkin ia egois memaksa Hanbin tetap berada di rumah bersama nya hanya karena kelemahannya.

Ia masih tahu diri dan dapat menempatkan posisi nya dengan baik.

Hanbin menghela nafas pelan. Jika Hao sudah mengatakan hal seperti itu maka ia tak dapat menyanggah nya kembali.

"Baiklah, jika ada apa apa kabari aku kapanpun," ujar Hanbin mengalah.

Hao mengangguk kepala nya pelan, sembari memberikan kecupan singkat nya pada pipi Hanbin.

Seketika Hanbin membeku, belum lagi detak jantung Hanbin yang berdegup cepat saat mendapatkan aksi tak terduga dari Hao tersebut.

Oh ayolah hal seperti ini sangat lah langka dari seorang Zhang Hao-istrinya itu.

Apakah istrinya kali ini benar benar membuka hatinya?

"Sudah sana berangkat," ujar Hao malu malu sembari mendorong tubuh suaminya keluar dari pintu rumah nya.

Hanbin yang memiliki respon lebih lama dari Hao sibuk mengerjap ngerjapkan maniknya seakan tak percaya dengan sikap Hao.

"Hao-ya, aku mencintaimu," ujar Hanbin pada akhirnya membalas kecupan singkat pada pipi Hao sebelum memilih berlari menuju mobil nya yang terparkir di pekarangan rumah mereka.

Blush!

Kedua pipi Hao bersemu merah. Ia tak menyangka akan mendapatkan balasan manis dari sang suami.

Boleh kah ia menikmati hidupnya kali ini bersama dengan suami barunya yang mengerti dirinya?

Hal itu yang langsung terfikirkan oleh Zhang Hao.

Tangan Hao sibuk mengipas-ngipaskan pipinya yang terasa menghangat, sembari mengunci pintu rumah nya, dimana memang Hanbin selalu berpesan padanya jika suaminya tak ada di rumah, maka ia harus mengunci pintu rapat rapat.

Bagaimana pun suaminya cukup protektif padanya, karena Hanbin tak mau ada hal yang tak diinginkan terjadi pada istrinya saat ia tak ada di samping pemuda manis versi Hanbin tersebut.

"Sepertinya aku memang harus belajar membuka hatiku untuknya," cicit Hao berlari kecil menuju ruang tengah dimana ia dapat bersantai disana.

Rasanya ledakan ledakan gemilitik kembang api kini berada di dada nya.

Haruskah ia mengatakan pada Hanbin bahwa ia mulai memiliki perasaan pada pemuda yang selalu ada untuk nya itu?

'Bin-ah, terimakasih kau ada untukku.'

***

"Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah masih merasa sakit?" tanya Jiwoong pada istrinya yang sudah berada di ruang rawat inap.

"Sedikit hyung, ah dimana dua jagoan ku?" tanya sang istri pada Jiwoong yang duduk pada bangku dekat ranjang istri nya.

Belum sempat Jiwoong menjawab, suara langkah kaki berlari kecil terdengar dengan jelas ke arah mereka berdua, dan jangan lupakan teriakan ala Gyuvin yang selalu khas bagi kedua orang tuanya juga jernih terdengar di telinga mereka.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang