Chapter 8| Kejujuran

589 58 3
                                    

"Jadi kau sedari tadi sibuk ke swalayan sampai tak mengangkat telefon ku hanya karena kau ingin menyiapkan makan malam, karena kita akan kedatangan tamu?" tanya Hanbin panjang lebar ketika Hao dengan santai nya menjelaskan alasannya menghilang dan tak sadar bahwa Hanbin menghubunginya.

Anggukan kepala cepat Hao berikan pada Hanbin. Lagi pula ia tak memiliki rahasia pada Hanbin jadi untuk apa ia berkata tak jujur.

Kurang lebih hal itu yang berada di kepala Hao saat ini.

Hanbin hanya dapat menghela nafasnya panjang. Ia tak tahu jika Hao menjadi excited karena kedatangan tamu yang tak lain sahabat nya semata.

Apakah karena Hao jarang menemui orang lain untuk berinteraksi sehingga respon nya menjadi demikian?

Hal itu yang terbesit langsung di kepala Hanbin.

"Kau tak perlu melakukan seperti ini hyung," ujar Hanbin.

Hao memberikan cengiran nya pada Hanbin.

"Tapi dia sahabat mu yang sudah kau anggap adik. Selama tiga tahun ini aku tak pernah bertemu keluargamu, karena kali ini kau akan mengenalkannya padaku maka ku anggap ini hari penting bukan?"

Hao dengan polos nya mengatakan hal yang ada di dalam pikiran nya.

Sungguh Hanbin seakan tertampar begitu saja akan kalimat Hao.

Ia tak tahu jika Hao mau di kenalkan dengan keluarganya. Baru kali ini Hanbin merasa bersalah pada Hao lantaran tak memperkenalkan keluarganya pada pemuda manis itu, begitu juga sebaliknya.

"Hyung—"

Hanbin menggantungkan kalimat nya sembari memegangi tangan Hao, menuntun sang istri untuk duduk terlebih dahulu di ruang tamu yang tak jauh dari posisi nya saat ini.

Hao mengerutkan keningnya bingung. Jujur saja ia tak mengerti dengan tindakan kecil Hanbin tersebut.

"Apakah aku boleh bertanya padamu?" tanya Hanbin setelah keduanya duduk di bangku ruang tamu tersebut.

Hao menganggukan kepala nya. Tentu saja ia akan memperbolehkan Hanbin bertanya apapun padanya.

"Apakah kau sungguh sungguh ingin kenal dengan keluargaku?" tanya Hanbin sekali lagi meyakinkan Hao.

Jujur saja ia sedikit tak yakin apakah keluarganya akan menerima Hao dengan tangan terbuka, terlebih track record dirinya pada pandangan keluarga nya tak terlalu bagus, walaupun belakangan ini pandangan keluarga Hanbin sedikit berubah setelah ia benar benar tak meninggalkan titel dokter nya.

"Tentu saja! Jadi kau masih memiliki keluarga?" tanya Hao yang menyadari kalimat tersirat dari pertanyaan Hanbin sebelumnya.

Mau tak mau Hanbin mengatakan hal jujur, dimana ia masih memiliki kedua orang tua lengkap dan juga satu kakak.

"What? Kau serius?"

Kaget Hao ketika mendengar perkataan dari Hanbin.

Sungguh ia tak menyangka bahwa suaminya akan mengatakan demikian.

"Mengapa kau tak katakan dari awal? Lalu pernikahan kita? Apakah orang tuamu tak akan mempermasalahkannya?"

Kali ini wajah Hao mulai memucat. Pasalnya ia cukup trauma dengan pernikahan masa lalu nya yang berakhir tak bahagia, sebagaimana yang di katakan suaminya dulu.

Melihat respon Hao yang di luar dugaan nya, dengan cepat Hanbin merangkul sang istri.

"Maaf, aku tak mengatakan nya dulu padamu, karena bagi ku yang terpenting adalah dirimu, untuk itu aku tak sempat memikirkan yang lainnya. Itu salahku," ujar Hanbin panjang lebar.

Hao terdiam berusaha mencerna kalimat dari Hanbin.

"Aku janji, besok atau mungkin hari ini aku akan mengabari kakak ku terlebih dahulu, atau kau mau sekarang aku menghubungi kakak ku?" lirih Hanbin berusaha memperbaiki kesalahannya.

Hao masih terdiam. Jujur saja ia menjadi bingung akan respon apa yang harus ia berikan pada suaminya itu.

Melihat sang istri tak merespon Hanbin pun segera mengeluarkan handphonenya, hendak menelfon kakak nya terlebih dahulu dengan harapan sang kakak dapat membantunya membicarakan akan pernikahannya itu pada kedua orang tuanya.

Tak butuh waktu lama telefon Hanbin segera di angkat oleh sang kakak.

"Hyung."

"Hng, tumben kau menghubungi ku, kau tak membuat masalah lagi bukan?" lirih Eunwoo di seberang telefon.

Hanbin terkekeh mendengar ucapan Eunwoo tersebut.

"Mungkin, tapi sebenarnya aku tak membuat masalah, hanya saja ada hal yang selama ini tak ku kabari padamu," ujar Hanbin pada akhirnya.

Eunwoo yang berada di seberang telefon menghentikan pekerjaan nya sejenak, sembari menunggu kalimat yang akan di katakan oleh Hanbin selanjutnya.

"Aku sudah menikah."

"What?! Kau gila! Kapan kau menikah? Mengapa kau tak memberitahu padaku? Kau sudah tak menganggap aku sebagai kakak mu?" Pekik Eunwoo cukup keras terdengar dari seberang telefon, dan tentu saja Hanbin yang mendengar pekikan dari seorang Eunwoo menjauhkan telefonnya dari telinganya.

Ia masih sayang dengan telinga nya itu!

"Hyung bisakah kau tak berteriak? Aku bisa jelaskan semuanya padamu."

"Kau dimana sekarang?"

"Kenapa hyung?"

"Di...ma..na?"

Hanbin bergidik ngeri tak biasanya sang kakak yang ia sayangi itu suara terdengar dingin dengan penuh penekanan.

'Sial! Aku benar benar melakukan kesalahan!' Pekik Hanbin dalam benak.

"Jerman."

"Oke, aku akan ke tempatmu. Berikan alamat nya aku akan berangkat dari Toronto," ujar Eunwoo tegas tanpa dapat di bantah.

Tak lama setelah nya Eunwoo mematikan telefonnya sebelah pihak.

"Ada apa? Apakah kakak mu tak menyukai ku?" tanya Hao hati hati.

Hanbin memberikan senyumannya pada Hao.

"Hyung ku tak seperti itu, dia pasti menyukai mu, dan sepertinya nanti malam akan ada tamu tambahan."

Hao menatap Hanbin penuh kebingungan.

"Eunwoo Hyung akan ke sini, dan sepertinya ia akan menginap nanti," ujar Hanbin menjelaskan pada Hao.

Mendengar hal itu ada rasa lega di hati Hao. Paling tidak ia dapat berharap bahwa keluarga Hanbin akan menyukai dirinya bukan?

"Aku akan memasak makanan yang enak untuk mereka," cicit Hao pada akhirnya menampilkan sebuah senyuman pada sang suami.

Hanbin kembali memeluk Hao.

"Kau tenang saja apapun yang terjadi kau tetap istriku, dan itu adalah hal yang tak dapat di ganggu gugat."

Di satu sisi ia senang mendengar perkataan yang begitu meyakinkan dari suaminya itu. Namun di sisi lain ia merasa khawatir jika dirinya akan menjadi benalu bagi persepsi keluarga Hanbin.

'Hanbin-ah, kali ini aku berusaha percaya padamu.' Monolog Hao dalam hatinya.

'Apakah Eunwoo hyung benar benar marah padaku? Aku baru tahu Eunwoo hyung bisa terlihat menyeramkan.'

———
TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

Seya

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang