Chapter 21| Melewatkan Kesempatan

582 59 2
                                    

Hanbin sedari tadi meringis, lantaran pemuda manis kesayangannya itu spontan mendorong nya hingga terjatuh akibat ia terlampau malu dengan kakak kandung Hanbin yang beberapa menit lalu meneriaki nya.

Lalu dimana Hao?

Ia sibuk menutupi dirinya dengan selimut tebal yang ada di kamar itu.

Oh ayolah siapa juga yang tak malu di saat mereka hendak melakukan hal intim yang sebenarnya merupakan hal langka bagi hubungan keduanya justru di ganggu oleh Eunwoo yang hendak memberikan minuman hangat untuk Hanbin dan Hao.

Hanya saja justru kedatangan Eunwoo tentu nya tak tepat, bahkan sangat tak tepat.

"Sayang," lirih Hanbin berusaha bangkit dari lantai yang dimana menjadi landasan terakhir saat Hao mendorong nya sekuat mungkin.

Jika saja ia tak langsung menahan tubunnya dengan sebelah tangannya, maka mungkin saja kepala nya yang berharga telah terbentur dengan lantai keras di kamar itu.

Hao tak menjawab. Pemuda itu masih sibuk bersembunyi di balik selimut nya.

Tak mendengar jawaban dari belah bibir Hao, tentu saja membuat Hanbin mendekatkan diri nya kembali ke ranjang mereka memeriksa kesayangannya itu.

"Hei, jangan bersembunyi seperti ini. Kau akan kehabisan nafas lama lama jika bersembunyi seperti ini sayang," ujar Hanbin lembut sembari membuka selimut yang di pegang erat oleh Hao.

Rasanya Hanbin ingin terkekeh mendapati Hao yang sangat menggemaskan dimatanya.

"Aku malu Bin-ah," ujar Hao yang memalingkan wajah nya tak berani menatap suaminya itu.

Jemari Hanbin yang bebas kini sudah berada di pipi Hao. Ia tahu bahwa istrinya akan malu lantaran tanpa sengaja Eunwoo justru masuk ke dalam kamar mereka.

Hanya saja saat ini yang harus ia lakukan adalah menenangkannya dan berusaha membuat alasan klasik agar pemuda manis itu tak memikirkan hal yang sempat terjadi sebelumnya.

'Dasar Eunwoo hyung, tak bisakah melihat adik nya ini senang? Tak tahukah bahwa aku harus menunggu kurang lebih 2,5 tahun pernikahan agar aku dapat merasa benar benar menjadi suami seutuhnya?' Monolog Hanbin menggerutu akan kedatangan kakaknya itu.

"Maafkan aku sayang, seharusnya aku mengunci pintu nya, tetapi tenang saja Eunwoo hyung pasti dapat mengerti. Lagi pula apa yang kita hendak lakukan hal yang wajar bukan?'

Hao menatap Hanbin dan tak lama menganggukan kepala nya. Hanbin benar!

Apa yang ia lakukan tak salah, lagi pula mereka hendak melakukan nya di kamar bukan ruang terbuka.

"Bagaimana jika Hyung mu menyindirku?" tanya Hao dengan polosnya.

"Ada aku, jadi hyung tak akan berani. Lagi pula aku akan memelototinya jika ia berani menyindir istriku."

Melihat keseriusan Hanbin tentu saja Hao luluh dengan perkataan Hanbin yang masuk akal menurutnya.

"Sayang, mau kah kau melanjutkan hal yang tertunda tadi?" lirih Hanbin yang masih berharap kesempatan nya tak hilang.

Hao berfikir sejenak dan setelah nya ia menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya hyung mu mencari mu tadi, jadi sebaiknya kau bertemu dengannya dulu. Siapa tahu ada yang penting."

Jika saja yang berbicara itu bukan kesayangannya mungkin ia akan malas mendengar nya dan cenderung mengabaikan. Namun berhubung istrinya yang berkata demikian mau tak mau sebagai lelaki yang mungkin tanpa ia sadari mendeklarasikan sebagai suami bucin pada istrinya, maka pemuda itu menjadi penurut.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang