Chapter 22| Keanehan

566 52 0
                                    

Sudah hampir 5 menit Hanbin memilih berdiri di samping ranjang menatap lurus ke arah Hao yang telah memejamkan kedua maniknya dengan memeluki guling disampingnya.

Wajah tenang dan menyejukkan manik nya adalah hal yang disukai Hanbin saat ini ketika mendapati istrinya itu.

Tangannya yang terulur mulai mengusap pipi Hao, dan tak lama ia mendudukkan dirinya tepat di samping istrinya itu.

Perlahan Hanbin memilih untuk mengambil guling Hao, dan menjadi kan dirinya yang menjadi guling bagi Hao.

Ia senang memeluki istri nya itu.

Tak ada yang lebih menyenangkan bagi nya ketika mengingat penantiannya tak sia sia.

Jujur saja dulu sempat ia berfikir bahwa tindakan nya terlalu gegabah. Ia khawatir jika suatu saat Hao menyadari atau terbesit dalam pemikiran nya merasa di rugikan.

Namun yang terjadi sekarang bukankah seperti berjalan mulus?

Semesta mendukung kenekatannya!

Hao sempat bergerak menyamankan dirinya yang langsung menelusup masuk ke dalam dekapan Hanbin, seakan pemuda manis itu telah hafal dengan aroma tubuh Hanbin yang menguar ke dalam hidungnya.

Hanbin terkekeh melihat gestur kecil dari Hao tersebut.

"Kau lucu hyung," cicit Hanbin dengab suara rendah tentunya.

Tak lama setelah nya Hanbin pun mencoba memejamkan kedua maniknya mengikuti sang istri yang jauh lebih dahulu masuk ke dalam mimpinya.

***

Pagi pagi sekali Jiwoong telah bangun, dan berpakaian rapi, sebab hari ini pesawat nya akan berangkat pukul 8 pagi, yang itu artinya ia harus bersiap siap lebih pagi dari hari hari biasanya.

"Sini, biar ku rapikan dasimu," ujar Matthew yang memang telah terbangun sejak tadi, sebab pemuda itu yang membangunkan suaminya serta menyiapkan barang lainnya.

"Babe, mengapa kau sibuk membantuku? Seharusnya kau beristirahat lebih lama. Aku bisa melakukan nya sendiri," ujar Jiwoong yang merasa tak tega dengan istrinya yang memang sedari pertama kali mereka menikah seluruh kebutuhan Jiwoong, Matthew lah yang menyiapkannya, seakan Jiwoong telah ketergantungan dengan Matthew.

Untuk itu terkadang Matthew sedikit khawatir jika Jiwoong akan bekerja jauh darinya, dan karena alasan itu pula Jiwoong seringkali memilih pulang pergi, ataupun hanya satu hari lamanya ia menginap dan besok nya sudah di pastikan pemuda itu akan kembali pulang.

"Kau yakin akan membawa pakaian sedikit? Bukankah kau bilang pekerjaan kali ini akan memakan waktu?" tanya Matthew memastikan.

Anggukan kepala yakin Jiwoong berikan dan tak lupa ia memberikan alasan nya lantaran jika ia memiliki pakaian yang banyak berarti ia bisa saja pulang lebih lama, dan ia tak menginginkan hal itu, lebih baik ia memaksimalkan waktunya agar dapat pulang lebih cepat.

"Kau jangan memforsir tubuhmu hyung."

Lagi lagi sebuah nasihat yang Jiwoong dapatkan dari belah bibir istrinya itu.

"Hng, aku tahu lagi pula Seunghwan ikut kali ini, jadi dia pasti akan membantuku."

Matthew menghela nafasnya pelan. Sejujurnya ia sedikit kesal mengetahui bahwa suami nya nyatanya adalah pemuda workholic.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang