Chapter 35| Informasi

589 57 8
                                    

Keesokan harinya

Seobin, Tuan Kim, dan juga Nyonya Kim kini sudah berada di depan rumah Jongin.

Beberapa kali mereka menekan bel rumah Jongin, tetapi tak ada satupun yang membukakan pintu untuk mereka.

"Coba kau telefon Jongin, atau Jiwoong."

Kalimat itu di katakan oleh Tuan Kim pada Nyonya Kim.

Nihil!

Tak ada satupun jawaban yang Nyonya Kim dapatkan dari Jongin ataupun Jiwoong.

Seobin menggigiti kuku jemari tangannya, menandakan ia tengah gugup. Sungguh ada perasaan gelisah yang tak dapat ia utarakan.

Tak lama setelah nya ia mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang yang sebenarnya ia ragu untuk menghubunginya.

Setelah di rasa cukup memberikan beberapa instruksi sebuah pesan singkat yang hanya berselang 10 menit dari panggilan telefon terakhir masuk ke dalam handphone Seobin.

"Aku mendapatkan alamat Jiwoong hyung. Kurasa Jongin hyung juga berada di rumah Jiwoong hyung."

"Baiklah, kita berangkat ke alamat yang kau dapatkan."

.
.

Jarak antara rumah Jiwoong dan rumah Jongin memang tak terlalu jauh, untuk alasan itu pula kini mobil Seobin sudah terparkir tepat di depan pintu pagar rumah milik Jiwoong yang pemuda manis itu dapat kan sebelumnya.

Ketiga nya turun dari mobil, dan segera menekan bel rumah Jiwoong yang cukup luas disana.

Butuh beberapa menit mereka menunggu hingga pintu gerbang terbuka menampilkan sosok tak asing untuk ketiganya.

"Astaga!"

Nyonya Kim memekik pertama kali, sedangkan Seobin tampak mengepalkan tangannya.

"Mengapa kau disini?" tanya Seobin pertama kali pada Hao yang baru saja membukakan pintu dengan bayi mungil di tangannya.

Sontak Nyonya Kim dan Tuan Kim menatap ke arah Seobin penuh tanya.

Bukankah Hao sudah meninggal sebagaimana yang di katakan pemuda itu tiga tahun lalu, tetapi mengapa pemuda itu seolah tahu bahwa Hao masih hidup?

"Bukankah kau bilang mantan istri putraku tak berhasil di selamatkan?"

Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari mulut Tuan Kim menatap ke arah Seobin.

Seobin terdiam. Namun maniknya melirik tajam pada Hao yang menggendong bayi mungil.

Tunggu....

"Bayi siapa yang kau pegang?"

Seobin lagi lagi mencerca dengan pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan Tuan Kim yang di lontarkan padanya.

Hao mengambil nafasnya dalam dalam, berusaha untuk tetap tenang menghadapi orang yang sempat membuat nya menjadi depresi.

'Calm down Hao, ingat baby Wook-ie ada di dalam gendonganmu.' Monolog Hao berusaha menenangkan diri.

Nyonya Kim yang memerhatikan gestur tak nyaman dari Hao segera mengambil alih keadaan.

"Nak apakah itu bayi Jiwoong?" tanya wanita paruh baya yang kini suara nya terdengar rendah tak seperti Seobin tentunya.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang