Chapter 11| Alasan

567 58 4
                                    

Suasana ruang makan kali ini terasa lebih hangat menurut Hao.

Jika biasanya ia dan Hanbin saja yang akan ada di ruang makan itu, maka kini menjadi berempat. Walaupun yang benar benar makan malam hanyalah Eunwoo, karena ketiga lainnya telah makan malam sebelum Eunwoo datang.

"Kalian benar benar tak akan makan lagi?" tanya Eunwoo pada akhirnya setelah melihat Hanbin, Hao dan Taerae hanya meminum coklat buatan Hao.

Serempak ketiga nya menganggukan kepala.

"Tadi kami sudah makan saat jam tujuh hyung, perutku masih kenyang, tetapi tenang saja kami akan menunggu hyung, lagi pula hyung akan menginap disini kan?"

Hao dengan polosnya berkata demikian yang di akhiri pertanyaan pada Eunwoo.

Eunwoo hanya menganggukan kepala nya memahami maksud Hao.

"Tentu saja aku menginap, sebab aku kesini karena kalian," kekeh Eunwoo ringan.

"Kalau begitu aku izin pamit merapikan kamar hyung dan Taerae-ssi terlebih dahulu," ujar Hao.

Eunwoo menganggukan kepalanya lagi. Sungguh ia tak habis fikir dengan Hanbin yang tak memahami dimana Hanbin dapat menemukan pemuda polos dan sopan seperti Hao.

.
.

"Woah, dimana kau menemukan pemuda manis itu?" tanya Eunwoo tiba-tiba sesaat Hao telah menghilang dari hadapan mereka.

Hanbin memutarkan maniknya malas mendengar pertanyaan yang seakan menyindir dirinya.

"Ada yang salah?"

"Tidak, hanya saja ... bukankah kau terlalu beruntung mendapatkannya?"

Hanbin memberikan cengiran nya. Memang benar, bagi Hanbin yang memiliki track record masa lalu nya yang seakan menyepelekan orang lain, bahkan tak berperasaan kepada orang yang tak berada di list orang terdekatnya maka Hao seperti sebuah keajaiban dan berlian untuknya.

"Kau memang kakak ku, dan alasan itu pula aku langsung memintanya menjadi pendamping ku tak peduli kala itu ia memiliki perasaan padaku atau tidak."

Sontak manik Eunwoo membulat. Pemikiran adiknya sungguh di luar nalar nya.

"Jadi kau menjebaknya?"

Taerae yang juga tak tahu seluruh cerita akan kisah cinta sahabat nya langsung bergidik mendengar nya.

"Maybe yes, maybe not."

"Ck, bisakah kau menjelaskannya dengan bahasa yang mudah kami pahami? Kami tak ingin mendengar cerita yang bertele tele," ujar Taerae yang lagi lagi tak dapat menahan emosi nya.

Eunwoo hanya sibuk mengangguk -anggukan kepala nya mengatakan bahwa ia sependapat dengan Taerae.

"Kita menikah bukan berdasarkan sama sama cinta pada awalnya, melainkan kebutuhan."

"Maksudmu?"

"Diamlah, bisakah kau tak banyak bertanya? Dia sedang merangkai katanya," keluh Eunwoo yang merasa kesal dengan Taerae yang tak dapat bersabar.

"Maaf hyung."

Rasanya Hanbin ingin tertawa ketika melihat Taerae di selak oleh Eunwoo, hanya saja sebagai sumber cerita yang ingin di dengar oleh Kakak dan juga sahabat nya ia kembali melanjutkan informasi yang akan ia ceritakan pada Eunwoo dan Taerae.

"Aku sadar kala itu aku mencintai nya, karena hanya dia yang dapat merubah pandanganku, baik itu dari segi pekerjaan dan banyak hal, untuk itu aku bertekad akan ada di sampingnya menjaganya atau bahkan mengobatinya hingga ia sembuh, sedangkan Hao hyung saat itu membutuhkan ku sebagai dokter yang dapat mengawasi nya agar ia tak dapat mengakhiri hidupnya. Demi melancarkan proses pengobatannya yang berakhir memilih pengobatan disini, maka kami memutuskan menikah."

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang