Chapter 2| Keterbukaan

852 70 5
                                    

Sudah hampir 20 menit Hao masih belum juga sadar dari pingsan nya. Jika saja Hanbin bukan seorang dokter sekaligus memang dokter yang mengenal dengan baik kondisi Hao, tentunya Hanbin telah panik saat ini.

Bagaimana mungkin ia tak panik jika seseorang yang ia cintai kini dalam keadaan pingsan, lantaran mendengar berita yang cukup mengejutkan baginya.

"Hyung, kau jangan terlalu memikirkannya, aku tak ingin kau jatuh sakit dan semakin memperburuk kondisi mentalmu," ujar Hanbin yang ia sadari bahwa tak akan ada jawaban sepatah pun dari Hao, karena telah jelas bahwa Hao masih memejam kan kedua maniknya.

Dengan hati hati Hanbin mengusap kening nya, dan sesekali menggenggam tangan Hao.

Ingin rasa nya ia berteriak dan mengatakan pada Hao agar tak kembali terus menerus memikirkan masa lalu nya, melainkan fokus pada masa depannya yang tak lain hidup bersamanya.

Namun tentu saja ia mengurungkan hal itu.

Ia tak egois!

Ia tahu bahwa prioritas nya tak lain adalah bagaimana membuat Hao yang rentan seperti gelas kaca dapat sembuh dari luka masa lalu nya.

Hanbin harus selalu berada di sisi istri nya itu!

Tunggu ...

Istri?

Kapan keduanya menikah?

Bukankah keduanya hanya sebatas pasien dan dokter ataupun kenalan yang tak sengaja bertemu?

Tentu saja semula seperti itu, tetapi setelah mereka benar benar pindah ke Jerman lantaran kebutuhan terapi Hao, maka agar memudahkan semua urusannya Hanbin memutuskan untuk menikahi Hao.

Pada awal nya tentu saja Hao tak langsung menyetujui nya. Namun Hanbin yang mampu bernegosiasi dengan Hao akhirnya berhasil membuat Hao menyetujui pernikahan itu.

Pernikahan mereka sudah berlangsung dua setengah tahun, hanya saja hingga detik ini Hanbin belum pernah sekalipun menyentuh Hao sebagaimana layaknya pasangan lainnya.

Hao yang rapuh masih enggan memperlakukan Hanbin sebagaimana pemuda itu adalah suaminya.

Beruntung Hanbin yang tulus menjaga Hao tak mempermasalahkan hal itu, lagi pula dirinya juga lah yang mengatakan pada Hao bahwa jika pemuda manis itu masih menganggap nya sebatas dokter dan bukan sebagai suaminya ia tak akan mempermasalahkannya. Ia menghargai Hao sepenuhnya, dan status pernikahan tersebut hanyalah sebatas status pada kertas.

Perlahan manik Hao mulai mengerjap pelan, dan mendapati Hanbin yang tengah menunduk sembari menggenggam tangannya.

"Bin-ah," ujar Hao pelan.

"Ah, kau sudah bangun hyung," ujar Hanbin senang melihat cintanya telah sadarkan diri.

Anggukan kepala pelan Hao berikan dengan tatapannya yang intens menatap ke arah Hanbin.

"Maaf, aku kembali mengecewakan mu, padahal sebulan lalu aku sudah mengatakan padamu untuk belajar mengenal mu lebih baik, dan melepaskan masa laluku," ujar Hao kemudian sembari berusaha mendudukkan dirinya.

Hanbin terdiam. Ia tak menyangka kalimat itu yang justru di katakan oleh Hao saat ia sadar dari pingsannya.

Oh ayolah Hanbin tak mempermasalahkannya sama sekali. Lagi pula ia sudah cukup senang Hao mau benar benar membuka dirinya untuk nya.

Baginya itu sudah lebih dari cukup!

"Hyung, jangan mengatakan hal seperti itu, akan lebih baik jika kau terbuka seperti ini padaku. Aku menghargai pasangan ku dan itu artinya aku menghargai mu tak terkecuali masa lalumu hyung."

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang