Chapter 25| Tak Mau Di Tinggal

646 60 9
                                    

"Wook-ie, kapan kau dapat bermain dengan hyung?" lirih bocah kecil yang kini sedang berbaring bersebelahan dengan sang adik yang berada di sampingnya sembari memegangi tangan mungil bayi tersebut.

Sang adik tentu saja tak menjawab, bayi tersebut hanya menggerak gerakan tangannya ketika menggenggam tangan kakak nya itu.

"Mommy!" Pekik Gyuvin ketika mendapati sang Ibu yang kini mendekat ke arah ranjang nya, dimana sebelumnya hanya di tinggal sepasang adik dan kakak itu.

Matthew tersenyum mendapati Gyuvin yang terlihat menyayangi adiknya itu.

"So, apa saja yang sedang kalian bicarakan?"

Spontan Gyuvin memberitahu sang Ibu bahwa sedari tadi ia bertanya banyak hal pada adiknya tetapi adik nya tak bisa menjawab apa apa, dan justru sibuk memainkan jarinya yang sedang di pegangi oleh Gunwook.

Sang Ibu tersenyum dan mengusap rambut Gyuvin memberi pengertian pada bocah tiga tahun tersebut jika sang adik masih terlalu kecil untuk memahami pertanyaan Gyuvin, dan saat ini adiknya baru bisa mendengarkannya saja.

Gyuvin menatap sang Ibu lekat dan tak lama ia kembali bertanya pada sang Ibu mengenai ia dulu apakah dulu ia sekecil Gunwook atau tidak.

"Tentu saja sayang, dulu kamu juga sekecil Gunwook, tetapi sekarang Vin-ie sudah besar dan menjadi hyung untuk Wook-ie," ujar Matthew.

Tanpa aba aba Matthew pun merentangkan tangannya meminta pelukan dari Gyuvin.

Ia benar benar menyayangi Gyuvin. Ia sadar bahwa Gyuvin bukan darah dagingnya, hanya saja rasa sayang nya pada Gyuvin tak ia bedakan dari anak kandungnya.

Bagaimanapun juga jika dulu ia tak menyayangi Gyuvin belum tentu ia sekarang menikah dengan Jiwoong—suaminya.

"Apakah Vin-ie menyayangi Mommy?"

"Tentu saja Mommy, Vin-ie menyayangi Mommy. Daddy berpesan pada Vin-ie untuk menjaga Mommy dan Wook-ie selama Daddy tak ada disini," polos Gyuvin pada sang Ibu sembari melonggarkan pelukannya menatap ke arah sang Ibu.

Cairan bening turun begitu saja dari kedua maniknya itu.

Oh ayolah ia tak tahu jika suaminya itu telah berpesan pada anak sulung nya seperti itu. Ia cukup terharu dengan tindakan kecil yang di lakukan suaminya, terlebih putranya yang terlihat berkomitmen atas perjanjiannya dengan sang ayah.

Bukankah mereka bisa di katakan sebagai keluarga kecil yang harmonis?

"Mommy mengapa menangis?" tanya Gyuvin yang menyadari air mata nya telah membasahi pipinya.

Tangan kecil Gyuvin sudah sibuk mengusap pipi sang Ibu mengusap nya lembut penuh kasih sayang.

"Mommy hanya sedang bahagia sayang," ujar Matthew membalas sang putra.

"Don't cry nanti Vin-ie sedih."

Anggukan kepala Matthew berikan pada Gyuvin.

(Suara tangis baby Gunwook)

"Ah, seperti nya adikmu merasa tak di perhatikan sehingga menangis," kekeh Matthew menggendong Gunwook yang sebelumnya berada di ranjang besar Matthew dan Jiwoong.

Gyuvin ikut tersenyum dengan arah pandang manik nya menatap penuh antusias pada sang adik.

***

Hari sudah semakin siang, Hanbin yang lebih dahulu terbangun dari tidur nya mengedarkan pandangan nya sejenak, dan menjatuhkan tatapannya pada si manis yang masih tak pindah posisi dalam dekapannya.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang