Chapter 37| Brother (END)

969 63 23
                                    

Dua tahun kemudian

Bocah berusia lima tahun tampak memperlihatkan giginya dengan bibir yang tertarik sempurna ke atas.

Beberapa kali ia tampak memeluki bocah berusia satu tahun sembari mengatakan 'Jin-ie cantik juga'.

Entah mengapa ia sibuk dengan beberapa barang yang seharusnya bukan milik nya ataupun kedua Ibunya.

Lalu milik siapa?

Tentu saja milik sang nenek yang entah mengapa bisa ada di tangannya saat ini.

"Vin-ie, Jin-ie ka—"

Hao seketika menggantungkan kalimat nya ketika mendapati putranya sibuk mendandani putranya yang lain.

"Astaga! Apa yang kau lakukan pada adikmu sayang?" lirih Hao sembari mengangkat Yujin ke dalam gendongannya dengan wajah nya yang habis di dandani oleh Gyuvin dimana wajah Yujin sudah cemong dengan lipstik merah di bibir dan juga bedak yang tak rata di wajahnya.

Gyuvin memperlihatkan rentetan giginya.

"Kemarin Vin-ie melihat Grandma memakai ini di bibir saat pergi dan cantik makanya Vin-ie memakaikannya di Yujin. Yujin cantik Eomma," ujar Gyuvin tanpa merasa bersalah, sedangkan Yujin hanya sibuk mengalungkan tangannya di leher Hao.

"Jin-ie cantik?" Lirih bocah satu tahun itu menatap Hao.

"Jin-ie bukan cantik tapi tampan sama seperti Gyuvin hyung."

Rasanya Hao ingin marah pada putra pertamanya, hanya saja sebagai sosok Ibu yang baik tak mungkin ia memarahi putranya begitu saja tanpa penjelasan.

"Adik Yujin laki laki atau perempuan?"

"Laki laki."

"Lalu mengapa kau memakaikan lipstik milik Grandma?"

Gyuvin terdiam. Ia sadar kali ini Hao tengah marah padanya, untuk itu Gyuvin sibuk memainkan jari jemarinya menautkan satu sama lain.

"Maaf Eomma Vin-ie salah."

Hao menghela nafas panjang dan memerhatikan di sekeliling Gyuvin.

"Dimana Wook-ie?"

Gyuvin menatap ke arah Hao berusaha membaca raut wajah Ibunya itu.

"Lagi di kamar mandi, karena Wook-ie sedang memandikan mobil-mobil milik kita bertiga seperti punya Appa."

Hao spontan membulatkan maniknya saat berhasil mencerna kalimat Gyuvin.

Dengan cepat langkah kaki Hao sedikit berlari menuju kamar mandi yang memang ada di kamar main anak anak yang memang sengaja di buat oleh Hanbin di rumah mereka.

"Wook-ie?"

"Eomma!" Pekik Gunwook berlari kecil menuju Hao sembari memeluk pemuda manis itu.

Sungguh Hao tak habis fikir dengan kelakuan ketiga putranya yang ajaib. Dapat di pastikan oleh nya bahwa semuanya adalah ide dari Gyuvin sang kakak yang kini berusia lima tahun.

"Wook-ie sedang apa?" tanya Hao yang pada akhirnya berjongkok tanpa menurunkan Yujin yang ada di dalam gendongannya itu, sedangkan Gyuvin berada di belakangi Hao, karena sedari tadi ia mengekori Ibunya itu.

Falling To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang