Fajar buru-buru mematikan data internet di ponselnya. Berharap Sang mantan tidak lagi menghubunginya. Kali ini Fajar harus tobat, sebelum semuanya terlambat.
Salma bukanlah wanita biasa, ia mempunyai high value. Kalaupun ia sampai menyia-nyiakan nya, maka dengan segera Salma bisa cari pengganti yang lebih baik dari dirinya. Jauh lebih baik. Tapi, ini bukan soal ganti ataupun menggantikan. Ini soal ketulusan. Ya, tulus.
Siang ini, Salma diundang untuk menghadiri acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta, ia banyak ditanya perihal karya. Soal kesibukannya akhir-akhir ini, perjalanannya dalam meniti karir, termasuk soal asmara. Bagian penting yang sayang untuk dilewatkan. Kemarin-kemarin Salma masih takut untuk bicara tentang kekasihnya. Namun, karena Fajar sudah mengunggah foto kebersamaan dengannya di Instagram, jadilah go publik sekalian.
Wanita berambut sebahu itu bertanya kepada Salma,
"Sekarang kita kulik soal kedekatan Salma dan pebulu tangkis nasional, yang namanya sudah sering kita dengar. Fajar Alfian. Kalau dengar nama Fajar, apa sih yang terbesit dalam hati kamu, Salma?," katanya dengan raut wajah penasaran.
Salma memandang langit-langit studio, ia berpikir lalu menjawabnya dengan tenang.
"Family man,"
"Karena dia itu orangnya sayang banget ke keluarga,"Presenter:
"Kalian beda usia berapa tahun,""Tujuh tahun," jawab Salma sambil mengangguk.
Presenter:
"Lalu, suka duka jadi pacar seorang atlet itu apa Salma?, kan kita tau tuh mereka sibuk banget dengan latihan, tanding dan segala macem. Apalagi kalau sudah masuk tim nasional,""Mmmmm....apa ya, mungkin lebih ke jarak si Ka. Kayak harus LDR dan pas di Indonesia pun jarang ketemu juga. Karena sama-sama sibuk. Aku sibuk, dia sibuk. Cuma, masih tetep komunikasi via online gitu,"
"Oke, Salma. Sekarang coba deskripsikan Fajar dalam satu kata," tutur Sang presenter sambil mengacungkan satu jari.
"Terang. Karena Fajar ya Fajar. Haha," ucap gadis yang mengenakan blazer biru tua itu sambil nyengir.
"Artinya dia memang bersinar. Dia mampu menghangatkan orang disekelilingnya. Terus apa ya, mmmm... Satu lah yang nggak ke notice adalah dia itu sebenarnya orangnya serius. Dia punya sisi ambisius sama goals-nya dia, cuma ketutup sama tingkah kocak di depan kamera. Jadi orang-orang taunya Fajar ya lucu, seneng bercanda gitu, padahal aslinya dia serius. Bisa serius,"
"Ooo, jadi punya sisi serius yang nggak ditunjukkan di sosial media, ya"
Salma mengangguk.
"Oke thank you Salma Salsabil sudah hadir menemani kita selama satu jam. Bicara soal karir, keluarga, sampai asmara. Semoga semuanya berjalan baik, kita tunggu karya-karya kamu selanjutnya,"
Ini pertama kalinya Salma berani men-spill hubungannya dengan Fajar. Biasanya, dia selalu menolak untuk diwawancarai soal pacar. Sebab itu bukan yang utama. Yang wajib orang-orang tau adalah karyanya. Bukan urusan pribadi.
Tapi kali ini, entah mengapa Salma begitu percaya diri menyebut Fajar sebagai kekasihnya. Secara live, masuk televisi. Terekam dalam kamera. Ditonton jutaan manusia.
Di asrama-tempat atlet bulutangkis Indonesia berisitirahat itu, Fajar menonton kekasihnya di televisi. Ia baru selesai makan siang. Duduk tenang di depan televisi, menyaksikan obrolan sana-sini. Mendengarkan setiap kalimat yang terucap. Takut kalau Salma membongkar aib-aibnya.
Tapi Fajar tau, Salma adalah pribadi yang sangat profesional. Ia mampu memilah mana yang bisa dikonsumsi publik, mana yang sebaiknya disimpan dalam bilik. Salma itu cerdas, dalam bertutur maupun bertindak.
"Jom dengerin sini, jom!," seru Fajar kepada Rian yang baru datang, meletakkan tangannya di sofa. Tanda supaya Rian bisa duduk bersamanya.
Dengan langkah gontai dan ogah-ogahan, Rian mendekat. Mengangkat kepala, seolah bertanya,
"Ada apa?,"
"Pacar gue masuk tivi!,"
Rian memilih balik badan, tak peduli dengan ajakan Fajar untuk menonton televisi.
"Katanya gue terang. Salma ngomong gitu di tv, Fajar itu terang!!!," Fajar antuasias memperagakan cara Salma berbicara.
Rian yang perlahan berjalan meninggalkannya pun berseru,
"TERANG, EMANGNYA BOHLAM!," kedengaran sinis dan meledek. Seperti biasa.
Tidak juga, Rian sebenarnya lebih kepada kasihan terhadap Salma. Ia tak menyangka, perempuan sesempurna Salma bisa dikhianati oleh temannya. Rian sedikit kecewa melihat tingkah Fajar yang tidak berubah sejak ia kenal. Pemain. Ya, Fajar adalah pemain. Entah sampai kapan itu akan berakhir.
Entah mana dulu yang akan berakhir. Sifatnya "pemain"nya atau hubungannya dengan Salma.
={}=
He fell first, but she fell harder itu nyata adanya. Dan terjadi kepada Salma.
Bulan demi bulan berjalan, bertambah makin banyak. Bertambah pula rasa sayang yang hidup di hati Salma. Tempat bernamakan Fajar Alfian di hatinya, tak tersentuh oleh siapapun. Tempat itu hanya milik kekasihnya. Setampan apapun pria yang mendekatinya, yang jadi kesukaannya tetaplah Fajar.
Salma sudah terampil soal menjalani Long Distance Relationship. Bolak balik ditinggal pergi keluar negeri. Menahan rindu berminggu-minggu. Baginya itu tak masalah. Asal karir Fajar "aman". Asal Fajar sehat dan bahagia. Alasan Salma tersenyum itu mudah. Sederhana. Cukup dengan mendengarkan candaan receh milik Fajar. Sudah. Ia tidak minta dibelikan coklat ataupun barang branded.
Setelah pernyataannya soal pacar di acara talk show minggu lalu, Salma mulai berani merubah bridjing lagu Menghargai Kata Rindu di off air-nya. Kali ini saat ia manggung di Kota Bandung.
"Kalau biasanya saya bilang : buat kalian yang pacaran beda kota, lagi LDR, yuk kita nyanyi bareng-bareng,"
"Nggak. Saya nggak pakai itu lagi ya sekarang. Saya mau ganti ya,"
"Khusus malam ini, saya mau bilang, Sebelum saya nyanyi lagu Menghargai Kata Rindu, saya peruntukan nyanyian ini untuk PACAR saya, yang sedang berjuang. Yang sekarang lagi LDR beda negara, hahaha," Salma tak kuasa menahan tawa saat mengatakan itu. Geli sendiri rasanya. Mukanya menengok ke belakang, blush on di pipinya bertambah merah tanda ia tersipu.
"PACARNYA SIAPA SALLLL?," seru orang-orang dari bangku penonton. Berteriak supaya terdengar.
"SPILL PACARRRR!!!" kata penggemar yang penasaran.
"Apa? Pacarnya siapa?"
"Kepo ya kalian? searching sendiri aja deh, udah banyak artikelnya," lagi-lagi Salma tertawa tak tertahankan.
"Pokoknya tetangga kalian lah,"
Salma belum berani menyebut nama kekasihnya terang-terangan di panggung off airnya. Walaupun ia yakin, sudah banyak berita yang beredar tentang kedekatannya dengan Fajar. Biarlah orang penasaran, biarlah menduga-duga. Padahal jawabannya sudah jelas, ada dan nyata. Satu-satunya pacar yang betah membuatnya tersenyum riang, Fajar Alfian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR
FanfictionKita punya rencana, tapi Tuhan yang berkehendak. [ kelanjutan dari cerita "SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET 🎤🏸💙]