Bagaimana para saksi?
Sah?"SAH,"
"Alhamdulillah," serempak hadirin yang duduk menyaksikan prosesi pengucapan janji suci itu berujar syukur.
Senyuman itu terbingkai indah di wajah pria tampan. Dengan lantang, ijab qabul dilaksanakan. Dengan lancar, kalimat itu tak perlu diulang. Lega rasanya. Baginya, ini lebih menakutkan dibanding melawan pasangan ganda putra India. Ini lebih menegangkan dibandingkan skor 19-18.
Beberapa dari tamu undangan memotret dan mengabadikan momen sakral itu dalam bentuk video. Para orang tua dari kedua mempelai terharu dan berkaca-kaca. Akhirnya putra putri kesayangan mereka menikah juga. Bersatu dalam ikatan suci, ibadah seumur hidup.
Prosesi akad nikah siang itu berjalan lancar, acaranya tertutup dan khidmat. Tamu undangan hadir dalam suasana bahagia dan euforia. Pasangan aset negara, katanya. Pasangan high class, kelas berapa? kelas lima.
Banyak rekan dari lintas bidang, musik dan olahraga yang terlihat disana. Beberapa pelatih Fajar hadir. Pun dengan senior-senior Salma dalam industri musik.
Salma?
Sedari tadi disembunyikan dikamar, ia sudah siap dari tadi pagi. Memakai gaun putih yang cantik. Bersiap untuk bersanding dengan pangeran William KW enam. Dia baru muncul setelah akad nikah selesai diucapkan. Sengaja. Datang di iringi Novia dan Syarla. Lalu duduk bersebelahan dengan suami sahnya, Fajar Alfian.Fajar menundukkan kepalanya, menyembunyikan air matanya yang sudah berada diujung pelupuk. Salma indah sekali. Ia cantik. Hari ini, perempuan itu adalah makmum di sholat wajibnya. Perempuan itu adalah miliknya, sepenuhnya.
"Salim," ucap Fajar kepada istrinya.
Salma menyentuh tangan Fajar, mencium tangannya dihadapan orang tua, sanak saudara dan rekan kerja. Kini, pria dihadapannya itu bukan lagi mantan pacarnya. Bukan lagi pacarnya. Tapi suami, laki-laki yang wajib dipatuhi. Laki-laki yang akan ia habiskan sisa hidupnya untuk membersamai perjalanannya. Ada dibangun dan tidurnya.
Fajar agak kagok dengan sikapnya, seminggu tidak bertemu Salma membuat rasa rindunya makin kacau. Nervous, dihadapan penghulu dan saksi nikah. Prosesi pingitan itu benar-benar Fajar jalankan. Ia tidak bertemu dengan Salma ataupun melakukan panggilan video sesuai perjanjian.
Sekarang sesi foto dimulai, Salma dan Fajar berpose menggenggam paspor. Maksudnya, buku nikah. Lalu dilanjutkan dengan berbincang ringan dengan hadirin yang datang.
Kedua mempelai itu tampak serasi. Salma dengan gaun putih, dan Fajar mengenakan setelan jas putih hitam. Tampan dan cantik, berprestasi.
Sejak pagi, puluhan media datang meliput acara akad nikah Fajar dan Salma. Mereka baru diperbolehkan masuk ke dalam gedung setelah akad nikah dilangsungkan. Novia jadi orang pertama yang diwawancarai oleh wartawan.
"Ya pastinya senang, kemudian juga aku ikut kemarin acara bridal shower buat si Salma. Dia kelihatan excited dan apa ya... pokoknya hari ini akhirnya Salma dan Fajar nggak kejar-kejaran lagi. Hastag-nya #SalingKejar kan, iya itu sekarang udah nggak kejar-kejaran lagi. Udah sah, hahaha...." tutur Novia bercanda.
"Ka Novia, apa harapan buat Salma dan Fajar kedepannya?," tanya wartawan menyodorkan microphone.
"Semoga bisa langgeng, cepat dapet momongan. Pokoknya yang baik-baik, karir makin lancar juga,"
Giliran Syarla yang datang seorang diri, diwawancarai.
"Harapannya...... semoga saya bisa nyusul juga kapan-kapan kalau udah ketemu yang cocok. Jadi, bapak ibu di rumah yang punya anak, bisa hubungi saya,"
Lah, si Syarla malah ngelawak, minta harapan buat mempelai malah harapan buat dirinya sendiri.
=°=°°=°=
"
Kamu cantik banget, Sal" bisik Fajar di telinga istrinya.
"Apa?,"
"Kamu cantik,"
"Gimana?,"
"Kamu.....cantiik...,"
"Ooh, aku sebenernya udah denger dari tadi. Cuma pengin dipuji kamu aja terusss, nggak sia-sia aku treatment" ledek Salma tak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Ikut sebentar yuk," ajak Fajar menggandeng tangan Salma.
"Kemana?,"
"Ayoookkk," tutur Fajar memintanya pergi.
"Izin Mama dulu,"
"Aku ini suami kamu Salma, kita udah sah. Nggak usah takut,"
Salma menurut, mengikuti langkah suaminya berpijak. Menggandeng tangannya erat.
"Pelan-pelan, ini gaunnya berat tau!," pinta Salma sambil memegang gaun pengantinnya. Menaiki anak tangga.
Fajar mengajaknya menjauh dari kerumunan demi menghindari wartawan.
"Kenapa harus menghindar?," tanya Salma berhenti berjalan.
"Aku tau kamu nggak suka diwawancarai, aku tau energi kamu nggak sebanyak itu untuk wawancara sama puluhan media. Semalam kamu tidurnya kurang kan? pasti kamu capek. Dandan dari pagi, ngobrol sama temen-temen, terus nanti wawancara sama media. Makanya aku ajak kamu kesini, disini kamu aman. Wawancaranya besok aja kalau energi kamu udah full,"
"Ngga papa kok diwawancarai,"
"Bukannya kamu nggak suka diwawancarai ya?," tebak Fajar penasaran.
"Aku emang nggak begitu suka diwawancarai, tapi kalau itu buat kamu. Aku suka. Aku emang nggak bisa makan bakso, tapi kalau makannya sama kamu, aku usahain bisa. Aku nggak pinter main badminton, tapi kalau mainnya sama kamu, aku bakal sungguh-sungguh mainnya. Suami aku, ada banyak hal di dunia ini yang nggak aku suka. Tapi, kalau itu dilakuin bareng sama kamu, aku suka. Aku suka,"
Fajar tertegun mendengar kalimat itu. Salma memang romantis dengan caranya sendiri, Salma berbeda. Dan itu poin yang Fajar suka dari istrinya. Satu dari banyak poin.
Dibalik sikap ngedumelnya Salma yang sering kambuh, dia sebenernya sweet dan perhatian. Cuma ketutup aja dengan kebiasaan misuh-misuhnya itu.
"Hei, ngelamun mulu. Mau sampai kapan disini? yuk turun. Kita temui wartawan, kita wawancara bareng. Aku udah latihan jadi istri kamu dari dulu. Aku udah sangat siap menjadi pendamping Fajar Alfian, atlet badminton Indonesia. Yang mana aku bersanding sejajar dengan Valencia Tanoesoedibjo sebagai istri dari Mr. Kevin Sanjaya, bersanding dengan Sania Junianatha sebagai Istri dari Mr. Jonathan Christie, dan Ci Mitzi sebagai istri dari Mr. Ginting.....," tutur Salma sambil mengangkat tangannya ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR
FanfictionKita punya rencana, tapi Tuhan yang berkehendak. [ kelanjutan dari cerita "SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET 🎤🏸💙]