9: Aura

221 21 4
                                    

Akhirnya, Salma sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Tempat yang penuh kenangan. Dua tahun yang lalu, tempat ini jadi tempat bersejarah ketika ia dijemput pertama kali oleh Fajar ketika berpacaran. Ah, sudahlah. Ini hanya kenangan, yang mungkin tidak akan terulang.

Salma duduk dibangku tunggu. Melihat ramainya orang-orang yang berpergian. Di depan bangkunya, ada wanita yang sedang menggendong bayi. Bayi itu menoleh kebelakang, bertatapan dengannya. Mata bayi itu indah sekali, mengingatkan kepada mata sendu yang pernah ia tatap. Mata favoritnya.

Salma tersenyum. Bayi itu berkisar dua tahun umurnya. Tangannya mungil, badannya sehat berisi. Giginya belum tumbuh sempurna. Pipinya besar, tumpah kemana-mana.

Salma habis pulang dari rumahnya. Hari raya Idul Fitri tahun 2026 ini, ia habiskan seminggu disana, bersama orang terkasih. Ia hampir pernah benci terhadap Kotanya sendiri, Probolinggo. Karena ia dulu pernah mengenalkannya pada pria itu. Pria yang sekarang bukan lagi miliknya.

Ah, siapa bilang. Dari dulu ia juga bukan milik Salma sepenuhnya. Ia milik orang lain. Bayang-bayang mantannya. Dulu, sekarang, ataupun di masa depan. Sudah dua tahun berlalu, seharusnya Salma sudah bisa ikhlas sepenuhnya.

"Mbak, permisi,"

"Mbak?,"

"Mbak Salma?," tangan perempuan itu halus menyentuh pundak Salma.

Salma yang habis melamun memandang orang berlalu lalang di hadapannya pun tersadar.

Siapa wanita ini?

"Saya Firly,"

Firly?
Mukanya tidak asing. Ia pernah melihat fotonya dulu. Ah benar, dia mantan Fajar!

Mantan terindah tepatnya, mantan yang dihubungi Fajar saat masih menjalin hubungan dengannya. Mantan paling resek!

Dua tahun berjalan, muka perempuan itu tidak banyak berubah, tetap cantik seperti dulu. Hanya saja pipinya terlihat lebih chubby. Pantas saja Fajar gagal move on, orang secantik itu mantannya. Sopan, cantik, baik, ramah. Ah, apalah artinya Salma yang tomboy, apa adanya, ekstrover abis. Huftttt.

Bayi di hadapannya?
Matanya persis seperti mata milik Fajar. Mukanya cantik mirip seperti ibunya. Kalau Fajar punya anak, maka kemungkinan akan seperti bayi dihadapannya.

Tunggu.
Anak?
Firly?
Fajar?

Jadi.... jadi bayi cantik itu anak Fajar?

"Mbak," ucap perempuan yang menggendong bayi itu.

"Eh iya, mbak Firly. Ada apa ya?," Salma menguatkan hatinya. Siap mendengar apapun yang akan terucap dari mulut perempuan yang menggendong bayi itu. Lagian hubungannya sudah dua tahun kandas, masa masih gagal move on terus.

"Saya boleh minta foto?,"

"Foto? boleh. Boleh banget," Salma tersenyum ramah. Berusaha menutupi pertanyaan di kepalanya,

"Pasti dia lagi nunggu suaminya pulang dari luar negeri,"

Tim Badminton Indonesia baru saja selesai turnamen dari negara tetangga, Fajar seperti biasa mampu menaiki podium tertinggi. Hari ini akan ada sambutan untuk mereka. Siang ini juga tim Indonesia bakal mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Di tempat ini, tempatnya ia duduk.

Ah, dari mana Salma tau semua ini? bukankah ia sudah move on sepenuhnya?

Tidak, berita kemenangan Fajar/Rian tetiba fyp di tiktoknya. Sedang hype satu Indonesia Raya. Sebab pasangan ganda putra itu kembali menaiki rangking 1 dunia lagi.

Kedua perempuan itu ber-selfie ria. Saling tersenyum, gula pun bisa kalah melihat kemanisan mereka berdua.

"Mbak lagi nunggu siapa?,"

FAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang