22: Klarifikasi

210 22 1
                                    

Setelah setuju dengan desain gaun serta jas untuk resepsi pernikahan, akhirnya Salma dan Fajar melewati tahap pengukuran badan. Dari lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar paha, panjang lengan, lebar bahu, semuanya diukur.

Sebelumnya Salma sudah mencoba fitting beberapa gaun dengan model A-Line. Ada beberapa perubahan pola payet pada gaunnya. Salma ingin gaunnya dibuat agak longgar, agar memudahkan dia untuk bernafas.

Begitupun dengan Fajar yang mencoba jas dengan berbagai warna, akhirnya pilihan jatuh kepada jas berwarna hitam putih. Sesuai request, yang original - katanya.

Dua jam lebih, calon pasangan suami istri itu berkutat di tempat sang desainer kondang. Salma terlihat lemas, ia mencari-cari tangan Fajar saat keluar dari kantor desainer itu.

"Mau digandeng?,"

Salma mengangguk, wajahnya pucat. Fajar dengan sigap memegang lengan Salma. Mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.

"Aku pusing,"

"Ya udah ke mobil dulu ya, nanti kita mampir apotek. Mau digendong?,"

"Aku bisa jalan kok,"

Fajar memapah Salma sampai ke depan mobil. Memberinya minum air mineral dan membukakan tutup botolnya.

"Kamu kecapekan pasti ya, masuk angin?," tanya Fajar sambil memperhatikan wajah Salma.

"Aku pusing, bingung banget tadi milih gaun. Ganti-ganti terus, sakit kepala aku,"

Antara khawatir dan kesal jadi satu, ternyata alasan Salma pusing itu karena habis fitting. Bukan faktor kondisi kesehatan yang perlu dikhawatirkan.

"Nggak kebayang deh nanti persiapan pernikahannya gimana, pusing banget sayang. Sumpah, kalo ngga ada WO mungkin aku nggak sanggup. Ternyata ribet banget nikah tuh, belum lagi kostum buat Bridesmaids groomsmen, seragam buat keluarga besar, aing lieur," ucap Salma memegangi kepalanya.

"Semua pusing-pusing ini kita hadapi bareng-bareng ya?"
"aku kira kamu sakit, ternyata pusing karena milih gaun. Ini mau langsung ke tempat WO?"

"Besok aja ya ke WO nya, aku pengin istirahat. Nggak mau tambah pusing,"

"Iya oke, sekarang kita pulang," Fajar mengemudikan mobilnya pelan.

Persiapan pernikahan mereka harus segera dikebut sebab tak lama lagi Fajar akan bertanding di luar negeri. Ia butuh latihan, waktunya semakin sedikit untuk menyiapkan pernikahan. Beruntung ada Wedding Organizer kepercayaan. Mereka akan membantu untuk mengurus segala hal mulai dari persiapan untuk akad nikah sampai resepsi. Dari A-Z.

"Yang," tutur Fajar di dalam mobil.

"Hmmm,"

"Aku mau bilang sesuatu, mau meluruskan salah paham kita tentang dua tahun yang lalu,"

"Aku udah maafin kamu kok, sebelum kamu minta maaf," raut wajah Salma berubah. Sepertinya ia tidak suka dengan topik ini.

"Izinin aku bicara 10 menittttt aja? gimana?,"

"Sok,"

"Iya betul, aku dm-dm an sama mantan. Dan betul aku ketemu mantan di Bandung. Aku salah karena nggak bilang ke kamu, kalau di acara itu ada dia. Tapi, yang terjadi sebenernya adalah dia juga dateng sama cowonya yang sekarang udah jadi suaminya. Artinya disitu kita rame-rame bareng temen-temen alumni SMA. Dan aku sama mantanku itu berhubungan baik sal, kayak temen biasa. Logika aja, masa aku mau mepet dia. Dia aja udah ada cowo, dia bawa cowonya ke situ. Kebetulan kita duduknya sebelahan di restoran, nah mungkin foto yang dikirim ke kamu itu di crop. Jadi seolah-olah aku sama mantan aku doang yang ada disitu. Padahal nggak, banyak temen-temen yang lain,"

"Oke, soal dm?," tutur Salma santai.

"Pas mantanku ulang tahun, aku ngucapin ke dia. Terus akhirnya berlanjut dia cerita tentang keluarganya yang sempet ada masalah. Dia terus-terusan cerita, karena aku kasian akhirnya aku respon. Salahnya aku disitu malah curhat balik ke dia. Aku bilang kamu lagi sibuk banget. Aku bilang bangga punya cewek kayak Salma yang tampil di depan presiden. Aku bilang kalo kamu setiap weekend hampir penuh sama jadwal manggung. Respon dia awalnya baik, tapi makin lama makin sering dm aku. Aku selalu abaikan abis itu Sal, sumpah. Aku udah selesai sama masa lalu aku sekarang. Itu versi jujur dari aku. Aku memang seharusnya jaga jarak sama mantan. Karena kita udah selesai dari dulu. Cemburu kamu itu wajar. Seharusnya aku nggak dm-dm an lagi sama dia. Kalau mungkin aku begitu, kita nggak akan putus dua tahun yang lalu. Mungkin hubungan kita akan utuh, maaf ya yang"

Salma menghela nafas, ia mengerti seluruh kalimat Fajar. "Makasih ya udah cerita semuanya. Dua tahun yang lalu emosiku emang masih labil. Mungkin tindakan mutusin sepihak tanpa denger penjelasan kamu itu juga salah satu tindakan aku yang keliru. Tapi nggakpapa, dari putus itu kita jadi makin sadar sama kesalahan kita. Kita sembuhin luka masing-masing tanpa melibatkan orang lain. Mungkin kalo kita nggak putus waktu itu, aku bakal nyimpen perasaan benci aku ke mantan kamu, ke kamu yang udah respon dm-dm dia. Mungkin kalo kita nggak putus dua tahun yang lalu, kamu belum kapok. Entahlah, ini semua emang jalan Tuhan, yang. Emang udah takdirnya kita putus dulu ditengah jalan, terus disatuin dalam versi terbaik dari diri kita masing-masing,"

"Sal, bukan hanya itu. Aku pengin kamu tau. Setelah kamu mutusin aku, besoknya aku kirim surat ke Kos kamu. Karena semua media sosial aku, kamu blokir, aku nggak bisa minta maaf ke kamu dan perbaiki hubungan kita lagi. Kamu juga pasti udah nggak mau ketemu aku lagi. Jadi aku berharap satu-satunya jalan buat minta maaf adalah lewat surat. Kamu baca kan suratnya?,"

"Aku buang, sejak kejadian malam itu di rooftop. Aku bertekad buat lupain kamu. Segala tentang kamu aku buang. Bunga, semuanya. Termasuk surat-surat yang kamu kirim ke Kos. Aku childish memang, maaf ya"

"Makanya aku kaget ketika pertama kali ketemu kamu lagi setelah dua tahun putus. Kamu kayak masih ada dendam sama aku. Padahal aku udah berusaha minta maaf lewat surat. Kenapa aku berhenti disitu? karena aku nggak mau kamu terganggu lagi atas kehadiran aku setelah nyakitin kamu. Jadi aku putusin buat mundur. Nyatanya memang suratnya nggak kamu baca,"

"Udah kan? clear ya? kita ganti topik ya?," pinta Salma pada calon suaminya.

"Memang hubungan kita nggak utuh, nggak kayak awal kita ketemu tiga tahun lalu. Tapi, justru kita bisa membangun hubungan baru lagi yang lebih indah,"

FAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang