10: Ketemu?

236 25 2
                                    

Salma melangkah pergi dari Bandara itu. Membuka pintu belakang dan menaruh kopernya. Lalu masuk ke mobil dan duduk disebelah Paul, tersenyum tanpa sebab.

"Sehat ma?" Paul meletakkan tangannya di jidat Salma. Memeriksa apakah suhunya panas atau normal.

Salma menangkis tangan Paul, "Apaan si,"

"Kenapa lo senyum-senyum? Ngobrol apa tadi sama mantan?,"
"CLBK ya lo? Cinta Lama Belum Kelar,"

Salma menoleh, ia memilih tak menanggapi perkataan Paul. Mulai memasang seat belt dan memandang jalanan yang mulai lengang.

"Ayo,"

Kupu-kupu itu entah datang darimana. Tiba-tiba menyerbu pertahanan Salma. Kenapa? kenapa Fajar jadi makin menawan setelah ia tinggal?
Ya Tuhan.....

=°=°=

"Sempet-sempetnya nemuin mantan. Ditungguin dari tadi juga," Rian kesal. Bisa-bisanya temannya berpencar dari rombongan. Bisa mengenali mantannya diantara puluhan manusia di Bandara. Mendekatinya dan mengobrol dengannya. Kacau.

"Sorry sorry, nggak ada lima belas menit juga," Ucap Fajar membela diri. Lalu dengan segara masuk ke dalam mobil.

"Salma makin cantik ya, kurusan dia sekarang. Pasti sering puasa Senin-Kamis. Senyumnya masih sama, manis,"

Rian memutar bola matanya, melihat Fajar lagi-lagi bucinin mantan.

"Pasti cowoknya Salma yang sekarang beruntung banget," Sengaja memancing, Rian dihadiahi bombastis side eye dari Fajar.

"Emang Salma punya cowok?,"

"Cemburu ya lo? cemburu kok sama mantan. Chuakss,"

Hari mulai gelap. Mentari pergi meninggalkan langitnya. Berganti menjadi bintang gemintang yang bertebaran di langit Jakarta.

Dulu, setiap Salma rindu saat Fajar sedang bertanding diluar negeri, bintang jadi solusi. Memandang bintang adalah caranya mengusir rindu. Membiarkan dirinya berkomunikasi tanpa henti. Berbicara sampai berbusa.

"Terang,"
"Fajar itu terang,"

Kata-kata itu abadi di langit ini. Ya, langit yang sedang Salma pandang.

Untuk pertama kalinya, ia memandang bintang- gemintang lagi setelah putus dengan Fajar. Dua tahun lamanya ia menghentikan aktivitas memandang bintang seperti ini. Entahlah, pertemuan dengannya di Bandara tadi siang membuat Salma rindu menatap bintang.

"Lo yang bikin gue seneng natap bintang. Lo juga yang bikin gue nggak mau natap bintang lagi. Karena setiap kali gue natap bintang, yang ada gue ngerasa menyesal bisa kenal sama lo. Lo nyebelin banget si Jar," ucap Salma bermonolog.

"Maksud lo apa jadi tambah ganteng gitu? lo pikir itu buat gue jadi jatuh hati lagi? cuih. Satu kali aja gue udah nggak kuat. Dasar Playboy!,"

"Nggak usah kecakepan lo! nggak usah kepedean! jangan mikir gue masih mau sama lo!,"

"Ngapain juga gue mikirin lo! Gak ada waktu! Cicilan gue aja masih banyak! Mending mikirin cicilan,"

"Lo tuh udah buat gue malu tau!"

"Baru aja gue ngomong di tv, muji-muji lo, eh taunya lo dm-dm an sama mantan. Gue gagal rilis lagu baru karena judul lagunya itu pake nama lo! F*ck Fajar Alfian!,"

Teriakan itu mengudara di langit. Membangunkan tetangga Kos-an yang sudah tertidur.

"Lo waras?, kenapa malem-malem teriak-teriak. Kedengeran sampe bawah tau?!," Ucap Syarla yang menyusulnya ke rooftop. Menggunakan piyama bergambar doraemon.

"Gue tadi siang ketemu Fajar," Salma tersenyum seribu arti.

"Terus?"

"Dia makin ganteng," Kali ini senyum Salma lebih lebar.

"Terus lo jatuh cinta lagi?,"

Salma menggeleng.

"Syar, tadi pagi gue iseng buka blokiran gue ke akun ig Fajar,"

"Terus???,"

"Terus gue like postingan terbarunya,"

"Terus???"

"Dia dm gue barusan,"

"Terus???"

"Gue bales," Salma nyengir. Pasti Syarla tidak setuju dengan tindakannya yang satu ini.

"Dia bilang 'hi tan....hi mantan'. Terus gue bales 'halo tan.... setan 😈'"

Syarla tertawa, geleng-geleng kepala atas tingkah laku sahabatnya.

"Terus dia ngajakin ketemuan besok. Terus gue iyain,"

"Whatever lah Sal. Percuma lo dua tahun berusaha move on abis-abisan. tapi ujung-ujungnya berakhir sama mantan, lemah lo! "

"Dengerin dulu Syar. Entah kenapa hati gue bilang 'iya, temuin Fajar aja' mungkin karena dia masih punya utang seratus ribu ke gue, hehe,"
"Tenang, besok gue perginya ditemenin Paul. Aman,"

FAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang