"Sampai kapanpun, aku nggak akan lepasin kamu lagi, Sal. Enggak untuk yang kedua kali," Fajar tersenyum hangat.
Cukup satu kali saja ia harus berpisah dengan Salma dua tahun lamanya. Kali ini jangan. Jangan sampai berpisah lagi.
"Yang, aku bacain list persiapan pernikahan ya, nanti kamu jawab udah atau belum," tutur Salma membacakan paragraf di ponselnya.
"Oke,"
"Persiapan pernikahan, yang pertama : Persiapan mental?,"
"Udah,"
"Persiapan finansial?,"
"Aman,"
"Restu dari keluarga?,"
"Dari dulu itu mah,"
"Menentukan jadwal pernikahan?,"
"Udah,"
"Mengikuti bimbingan pernikahan?,"
"Belum yang,"
"Melakukan tes kesehatan?,"
"Oiya..."
"Menentukan budget pernikahan?,"
"Aman, apalagi?,"
"Menentukan konsep pernikahan?,"
"Udah,"
"Menggunakan jasa wedding organizer?,"
"Iya,"
"Menentukan tempat pernikahan, souvenir, catering, dekor, gaun, undangan?,"
"Iya itu besok sama WO nya dibahas lagi. Berarti kita kurang bimbingan pra nikah sama tes kesehatan, Yang. Nanti urus surat-suratnya aku minta tolong ke Papa,"
Salma sudah dari lama menutup jadwal manggungnya agar persiapan pernikahannya bisa lancar tanpa kesibukan yang padat. Ia hanya ada beberapa panggung di acara tertentu dalam bulan ini. Setelah menikah pun, Salma akan membatasi kegiatan manggungnya dalam kurun waktu tertentu.
Sebab rencananya setelah menikah, Fajar dan Salma akan honeymoon ke Swiss dan Banda Neira. Tempat Favorit Salma, tempat yang belum pernah Salma kunjungi sama sekali. Tempat yang dulunya Fajar ingin kunjungi bersama Salma saat masih berpacaran. Belum kesampaian, eh sudah putus ditengah jalan.
Berbanding terbalik dengan Fajar, ia sibuk berlatih dan bertanding dalam beberapa turnamen agar uang hadiahnya dapat menjadi tabungan masa depan. Ketika ia punya anak nantinya, misal. Sebab biaya menikah pun lumayan besar. Beruntung Salma anaknya penurut dan mau-mau saja. Jadi, konsep pernikahannya juga bukan pernikahan super mewah yang menelan biaya Milyaran rupiah.
Fajar pastikan acara pernikahannya dengan Salma berjalan sakral dan khidmat. Bukan hanya ajang pamer harta ataupun dekorasi yang mahalnya tak terkira. Salma pun berprinsip yang penting akadnya, yang penting sah dulu. Perayaan itu bonus. Bagian kedua dari daftar prioritasnya. Yang penting ijab qabul.
Salma sesimpel itu orangnya, justru Fajar yang lebih kelihatan excited dan ingin pernikahannya bisa dikenang oleh Salma sebagai pernikahan terbaik dalam hidupnya. Satu-satunya. Semoga.
Mereka berdua sudah sampai di rumah Salma. Fajar turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk calon istrinya. Ia bilang,
"Besok pagi jam sembilan ya kita langsung ke Wedding Organizer, abis itu makan siang,"Salma menunjukkan jempol kirinya, ia sudah mengantuk berat.
"Jangan sampai kesiangan," tutur Fajar mewanti-wanti.
"Kalo kesiangan ya tinggal klakson, kan kita tetangga," jawab Salma.
"Bukan itu sayang, time is money. Kita harus ngejar waktu,"
"Iya iya siap sayang, si paling sibuk. Si paling ngebet nikah," ledek Salma sambil berlari ke depan pintu rumahnya. Menghindari gelitikan jahil Fajar.
Malam itu saat Salma hendak tidur. Ia membayangkan secantik apa dirinya ketika gaun pengantinnya sudah jadi. Seperti apa kira-kira?
Apakah jas pengantin milik Fajar akan menambah ketampanan calon suaminya itu?
"Kalau nanti Fajar tambah ganteng, makin banyak dong saingan gue. Satu Indonesia ngaku jadi istrinya lagi," ucap Salma sambil memeluk bantal gulingnya.
Hari ini melelahkan sekali untuk perempuan 24 tahun itu. Begitupun besok, ada banyak hal yang diurus. Tapi, selama semua hal dibawa santai, senantiasa akan selesai juga.
=°=°°=°=
"Yang, aku kok pengin banget ketemu Youra, yah. Terakhir ketemu dia masih tiga tahun, sekarang pasti makin cantik," ucap Salma sambil memakai bedak di mobil Fajar. Ia agak kesiangan hari ini.
"Kamu kapan bisa ke Bandung?,"
Bandung,
Ya, kota itu sudah dua tahun tidak ia injak tanahnya. Lucu sekali, yang salah orangnya, yang dibenci kotanya. Ucapan Salma setelah putus dari Fajar, bahwa ia tidak akan ke Bandung lagi, benar-benar ia lakukan. Dua tahun lamanya Salma tidak pernah mengunjungi kota Kembang itu. Salma terlalu anti sama yang berbau Fajar. Mulai dari Bandung, Raket, Kok, semuanya ia hindari. Sebenci itu dulu pada Fajar.Namun sekarang berbeda, semuanya dalam keadaan lebih baik.
"Mmm, setelah kamu pulang tanding, kita ke Rumah Majalaya gimana?, bisa?,"
"Oke,"
Salma rindu dengan Bandung, kota indah itu. Kota yang dingin nan sejuk. Ia juga rindu dengan keponakan lucu Amang Ajay, Si Youra. Pasti semakin besar, ia semakin cantik. Tidak sabar ia kembali mendengar sebutan "tante" dari Youra.
"Nanti Youra ikut barisan Bridesmaids ya? gabung sama Syarla, Novia, Nabila, Chelsea. nah Youra jadi leadernya nanti,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR
FanfictionKita punya rencana, tapi Tuhan yang berkehendak. [ kelanjutan dari cerita "SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET 🎤🏸💙]