25: Rahasia

227 25 5
                                    

23 Juni 2024

Ada ayam sama itik
Sal, lo cantik.

Tadi gue nonton lo di tipi, gue bangga lo dapet penghargaan. Layak banget, Sal 👏👏👏✨

Mantan gue nih bos, jangan senggol dong!

26 Juni 2024

Alhamdulillah kamu diwisuda Sal. Congrats ya! Harusnya ada foto bareng sama aku ya. Maaf, suka lupa kalo kita udah putus.

29 Juni 2024

Setiap gue kangen, gue selalu liat pap yang lo kirim, Sal. Walaupun itu foto lama, tapi kenangannya masih gue inget jelas. Pipi lo udah nggak chubby ya?

Diet pasti lo. Apa sekarang rajin nge-gym?

15 Juli 2024

Mulai saat ini gue nggak mau gamon in lo lagi, Sal. Lo juga keliatan harmonis banget sama Rony. Ya udah gue juga lagi sibuk menebar jaring ke Sungai Amazon. Semoga dapet.

26 Agustus 2024

Gue udah dapet mangsa, Sal. Sayangnya Mama gak suka sama dia. Katanya terlalu terbuka pakaiannya.

Harus cari dimana lagi gue? Di Sungai Nil atau di Laut Merah? kemana lagi gusti....

01 Januari 2025

Tahun baru, semangat baru, pacar baru dong. Tapi kayaknya bentar lagi putus. Dia kayak gigi, sensitif.

Kenapa hubungan gue kayak nyala lilin, alias nggak bertahan lama 😴

12 Februari 2025

Selamat ulang tahun, Mantan. Cie udah 23 tahun. Tahun depan nikah ya? sama aku tapi.

"Ini Fajar mau jadi penulis kayaknya, mana hampir semua tulisannya ditujukan buat gue lagi. Bener-bener manusia aneh tapi nyata," ucap Salma sambil menyeruput secangkir kopi. Melanjutkan membaca paragraf demi paragraf yang tertulis di sana.

03 Maret 2025

Cinta gue habis di lo Sal. Mau sebaik apapun orang baru, orang lama tetap pemenangnya.

04 Maret 2025

Buka blokir gue dong, Sal. Masa udah mau setahun lo masih dendam.

10 Maret 2025

Umur udah 30 tahun, tapi masih jomblo. Siapa dia? saya ☝️☝️☝️☝️

Pengin juga kayak temen-temen yang ke kondangan bawa gandengan. Lah saya? cuma mau dompet sama amplop doang.

Salma terus membaca tulisan-tulisan Fajar di dokumen berjudul "RAHASIA" itu. Sesekali tersenyum membaca ke-tengilan calon suaminya itu.

Dua tahun berpisah, tidak banyak yang berubah. Fajar masih sama dengan Fajar yang ia temui tiga tahun lalu. Masih tengil, masih lucu, dan masih ngangenin. Bedanya, Fajar yang sekarang makin matang. Parasnya makin menawan.

Benar, apa yang menjadi takdirmu tidak akan melewatkanmu.

Fajar memang mungkin sudah ditakdirkan untuk Salma. Fajar sengaja dibuat menunggu dua tahun lamanya, untuk dipertemukan lagi dengan calon istrinya.

Hidup se-misterius itu. Hidup se-plot twist itu.

Salma teringat, ia harus segera mempersiapkan barang-barangnya untuk vacation ke Bali besok siang. Ia menutup laptop itu dan beranjak dari tempat duduk. Mengambil beberapa baju yang akan ia pakai di Bali nanti.

=°°°°=

"Yuk Sal," ajak Novia yang sudah berdandan rapi. Full makeup dan memakai shoulder bag berwarna abu-abu.

"Kemana?,"

"Ajep-ajep," ucap Novia mengangkat alis kanannya.

"Ogah, yang ada gue dimarahin Fajar," Salma memilih merebahkan diri di ranjang villa yang empuk.

"Masa kita ke Bali jauh-jauh dari Jakarta cuma rebahan doang di kasur, ayolah keluar. Gue dari tadi bilang lho, siap-siap ayo kita mau keluar," protes Syarla yang baru muncul dari kamar mandi. Ia mengenakan dress putih selutut dengan rambut digelung.

"Ya nanti dulu kali. Kita aja baru nyampe dua jam yang lalu. Nafas dulu, istirahat dulu, santai. Besok juga masih disini,"

"Ya udah deh, kita mau menghirup udara bebas dulu, dah!!!," Novia dan Syarla melangkahkan kaki keluar dari kamar. Meninggalkan Salma yang betah tergeletak di kasur.

"Ati-ati lu berdua,"

Salma merasa sedikit lelah, semalam ia habis meeting online dengan tim Wedding Organizer sampai jam sepuluh malam. Ditambah dengan packing barang-barang. Ia merasa butuh merebahkan diri setelah flight empat jam.

Mengurus persiapan pernikahan memang agak pusing. Salma butuh bodrex untuk mengatasinya. Sedikit fresh care dan tolak angin.

Salma tertidur pulas dengan posisi ponsel yang masih menyala, ia ketiduran setelah men-scroll tiktok. Beberapa menit kemudian, ada panggilan masuk dari Novia.

Salma terperangah, buru-buru mengecek ponsel yang sedari tadi ada di genggamannya.

"Salma, kau lagi apa?,"

"Tidur,"

"Astaga kau ini. nyusul kita dinner di resto," tutur Novia dengan logat bataknya yang khas.

Salma menuju ke toilet, mencuci mukanya dan mengganti baju.

"Kenapa gue rasanya pengin tetep stay di villa ya?," ucap Salma sebelum meninggalkan villa, tempat mereka bertiga menginap.

Salma mengunci pintu, berjalan kaki menuju restoran yang masih berada di dekat kawasan villa. Sepuluh menit berlalu, ia sudah menjumpai Syarla dan Novia yang lebih dulu menempati meja.

"Huaahh," Salma menguap, ia menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Masih ngantuk lo? kan udah tidur," ucap Syarla heran.

Salma meraba kantong celana kulotnya. "Hp gue kemana ya?"

"Mana aku tau, kau taruh dimana lah,"

"Gue lupa, apa ketinggalan di villa ya? gue belum kabarin Fajar soalnya,"

"Udah kayak ke Pak RT aja, apa-apa harus laporan," ledek Syarla sambil cengengesan.

Makan malam dengan suguhan pemandangan laut yang indah dan sayup-sayup angin pantai memang menyenangkan. Bali memang tidak pernah gagal soal keindahan. Sayang, Salma masih belum tenang selama belum menghubungi Fajar. Ia lupa harusnya dari tadi kasih kabar.

"Makanya inget Salma. Kalau punya hp taruhnya yang benar. Apa-apa lupa apa apa lupa. Nanti jangan sampe lupa kalau udah punya suami ya!,"







FAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang