Bab 2

2.3K 195 7
                                    

"SIAPA YANG BERANI MEMASUKKAN DIA KE KAMAR YANGI?" teriak Donghyuck marah.

"Haissss dia ini" desis Chenle pelan, bahkan sangking pelannya sepertinya hanya dia yang dengar

"Mark Hyung yang menyuruh hyung" kata Jisung agak takut

"KELUAR!! KELUAR SEKARANG!" teriak marah Donghyuck menggelegar hingga sampai lantai bawah. Chenle yang mendengar itu tidak bisa menahan diri hingga maju dan mencengkeram kerah baju Donghyuck, hal itu membuat Jisung panik dan menarik Chenle supaya melepaskan cengkeraman di baju Donghyuck.

"APA YANG TERJADI INI?!" teriak Mark dari arah belakang Donghyuck diikuti oleh Jeno dan Jaemin.

Mark melihat itu semua hanya menghela napas berat, kapten 7 Devils tersebut masuk ke kamar itu dan menghampiri Renjun yang dari tadi hanya bisa diam. "Jun, maaf ya dengan kejadian ini. Tidak apa-apa kau bisa menempati kamar ini" kata Mark lembut.

"HYUNG... INI KAMAR YANGI DAN SELAMANYA INI KAMAR YANGI" teriak Donghyuck marah

"Hyuck... ku mohon sadarlah" desis Mark frustasi

"Maaf, jika aku memotong. Apakah ada kamar lain? Aku tidak bisa menempati kamar yang tidak dizinkan oleh pemiliknya" kata Renjun pelan

"Ini kamar Yangyang, Jun dan kamu tau sendiri kemana Yangyang kan? Jadi jangan pikirkan ya" kata Jaemin lembut

"Aku tau Yangyang sudah pergi, tapi kekasihnya masih ada disini dan tidak mengizinkan aku menempati kamar ini jadi aku tidak akan menempatinya. Kalau tidak ada kamar lain aku bisa tidur disofa dan barang-barang ku hmmmm" Renjun melihat Chenle dan Jaemin bergantian. "Boleh aku titip barang-barangku?" kata Renjun sungkan sambil melihat Jaemin dan Chenle secara bergantian.

Mereka melihat Renjun dengan pandangan mengiba, Jaemin melihat Donghyuck dengan pandangan datar tapi menusuk menandakan dia marah pada Donghyuck

"Begini saja, kamar ku lebih besar dari kamar-kamar yang lain, biar Renjun tidur dengan ku saja hyung. Lagian dikamar ku ada 2 tempat tidur dan yang satunya aku buat untuk barang-barangku saja jadi bisa Renjun tempati" kata Jaemin pada Mark

"Tidak.. tidak... jangan Jaem.. aku bisa mengganggumu. Aku tidur di sofa saja, aku titip barang-barangku saja" kata Renjun dengan gelengan rebut

"Haisss... kau tidak usah sungkan Ge, kau tidak salah. Sudah dari pada Gege tidur di sofa dingin dan banyak nyamuk lebih baik tidur dengan Jaem hyung. Jangan merasa tidak enak Ge.. yang harusnya tidak enak itu ya orang yang tidak bisa keluar dari masa lalunya dan jadinya bikin susah orang lain" kata Chenle sambil melirik sekilas Donghyuck.

Donghyuck yang mendengar itu ingin memarahi Chenle tapi dicegah oleh Jeno. Jeno menggeleng pelan sambil memegangi lengan Donghyuck. Donghyuck memejamkan matanya sesaat untuk menghilangkan rasa marahnya. "Terserah dia mau tidur dimana aku tidak perduli yang terpenting tidak dikamar Yangi" kata Donghyuck sambil pergi ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya.

"Orang gila" desis Chenle dan diberi senggolan oleh Jisung

"Sudah.. sudah... ayo Jun ke kamarku. Kau harus cepat istirahat sebelum kita sibuk dengan banyaknya kasus" kata Jaemin sambil menarik pelan Renjun diikuti Chenle yang menarik tas Renjun dan Jisung yang seperti anak bebek yang selalu mengikuti induknya.

"Hyung... kita harus cari cara supaya Donghyuck bisa menerima Renjun" kata Jeno sambil melihat kepergian 3 submisif itu.

Mark menghela napas berat dan memijat pelipisnya pelan. "Kau jangan khawatir aku akan cari cara, tapi aku minta tolong padamu Jen, usahakan Donghyuck dan Renjun untuk selalu bekerja sama saat di dorm, bisa?" kata Mark sedikit memohon.

"Siap laksanakan" kata Jeno dengan hormat dan mereka berdua tertawa kecil.

Di kamar Jaemin

"Haisss.. kau itu jangan ikut terus bisa tidak si Ji? Sana buatkan makanan untuk Renjun Ge" perintah Chenle

"Ehh... tidak usah aku belum lapar kok" kata Renjun panik

"Tapi kami lapar" kata Jaemin dan Chenle berbarengan

"Yang lapar kalian atau Renjun hyung sih" tanya Jisung bingung

"Sudah ya tikus... jangan banyak tanya cepat buatkan kami ramyeon kami lapar" kata Jaemin sambil menepuk pipi Jisung pelan

Jisung hanya menghela napas dan segera pergi kedapur. Sedangkan Jaemin yang melihat itu segera kembali ke pekerjaannya semula yaitu memindahkan barang-barangnya ke tempat lain. Renjun yang melihat Jaemin dan Chenle yang berusaha keras menyiapkan tempat untuknya merasa tidak enak.

"Maaf ya aku merepotkan" kata Renjun tidak enak sambil duduk di kasur Jaemin.

"Gege bilang apa? Gege tidak salah jadi jangan merasa tidak enak" kata Chenle dengan Bahasa Mandarinnya sambil memasukan baju-baju Renjun ke lemari Jaemin.

"Yakkk... jangan menggunakan bahasa kalian bisa tidak aku tidak paham, aku juga ingin ngobrol dengan kalian" kata Jaemin sambil mempoutkan bibirnya.

"Haiss.. mangkannya belajar, waktu kelas Mandarin hyung tidur ya?" kata Chenle sambil menutup tas Renjun dan meletakkannya di atas lemari

"Hei... kok tau? Jangan bilang yang lain ya" kata Jaemin menghentikan kegiatannya memasang sprei di kasur Renjun.

Renjun yang melihat itu semua tertawa geli hingga dia tidak menyadari tawanya itu membius kedua temannya yaitu Jaemin dan Chenle

"Senyumnya manis sekali, apa aku jadi dominant saja ya?" kata Chenle sambil terpaku pada Renjun.

"Benar... keliatanya aku harus putus dari Jeno dari menjadi dominant untuk Renjun" kata Jaemin membenarkan kata-kata Chenle.

"Hyung jangan gila... kalau hyung putus dari Jeno hyung yang ada aka nada drama tangisan seorang ibu lagi di dorm kita. Ingat dulu waktu hyung dan Jeno hyung bertengkar kalian tidak tegur sapa dan tiba-tiba malam-malam Pany eomma datang sambil menangis karena Jeno hyung sudah lama tidak membawamu ke rumahnya dan tau sendiri lanjutannya bagaimana kan" kata Chenle cekikikan saat mengingat Tiffany ibu dari Jeno yang menangis meraung-raung karena saat itu Jaemin dan Jeno bertengkar. Chenle masih ingat Tiffany eomma sampai bersujud memohon pada Jaemin untuk tidak meninggalkan Jeno, padahal saat itu mereka bertengkar biasa.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Renjun

"Tidak ada" kata Chenle dan Jaemin berbarengan

"Ahhh.. kami sedang mengingat saat Jeno hyung dan Jaemin hyung bertengkar dan ibunya Jeno hyung menangis meraung-raung seperti anak kecil yang akan ditinggal ibunya, padahal saat itu Jeno hyung dan Jaemin hyung bertengkar biasa" kata Chenle sambil tertawa geli

"Ihhh... kau ini menyebalkan" kata Jaemin sambil menepuk lengan Chenle pelan.

Mereka bertiga tertawa bersama hingga tampa mereka sadari didepan pintu kamar Jaemin berdiri seorang pria yang terus memandangi Renjun dan terpana dengan senyum Renjun. "Cantik" kata pria itu sambil memberikan senyum penuh arti.



Hayo siapa yang didepan pintu kamar Jaemin? Ikuti terus ya cerita mereka karena bab selanjutnya adalah mulai banyak kasus...

Jangan lupa comment ya biar author tau apa yang kurang dan apa yang perlu dibenerin, jangan lupa vote dan follow ya... annyeong....

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang