Epilog 2

1.1K 104 16
                                    

"Bearrr... Bearrr... dimana?" Teriak Renjun dengan perut besarnya dia berjalan perlahan menuju ruang per ruang dirumah itu. Saat sampai diruang yang terbuat dari kaca dia dapat melihat sang suami dan semua member 7 Devils.

Renjun dengan perut besarnya berjalan berbalik menuju dapur, diusia kandungannya yang tujuh bulan ini dia benar-benar dimanja oleh Donghyuck bahkan oleh semua member 7 Devils, misalnya saja Jaemin dia akan berteriak 'Ya... ya...' jika melihat Renjun berjalan sendirian menuruni tangga, Yeri noona akan memberinya makanan yang banyak sampai-sampai Renjun mengomel karena beratnya bertambah padahal hanya pipinya saja yang chubbi dan perutnya yang membesar selebihnya tidak berubah, Mark akan melarangnya ikut jika ada kasus dan dia hanya diizinkan ikut rapatnya saja dan membantu anggotanya, dan masih banyak lagi bahkan Jisung akan berteriak memanggil Donghyuck jika melihatku masih bangun ditengah malam untuk meneliti kasus atau penjahat.

Renjun membuka kulkas dan lemari dapur, submisive cantik itu memilih bahan-bahan yang bisa dia buat untuk cemilan para sahabat dan rekan-rekannya. Renjun mengambil buah-buahan dan cokelat blok yang akan dia lelehkan.

"Makan buah-buahan dingin yang dicelupkan cokelat sepertinya enak." Renjun mulai mengupas buah-buahan dan melelehkan cokelat blok. Setelah semuanya siap Renjun menatanya dinampan dan menuju ruang rapat. Renjun membuka pintu ruang rapat dengan sikunya dan membuat semua yang ada diruang rapat itu menoleh kearah pintu.

"Sayang, kenapa turun tidak memanggilku?" Donghyuck langsung menyambar nampan yang dibawa Renjun sedangkan salah satu rekan Renjun dalam profiller memberikan kursi supaya bisa diduduki oleh sang ketua profiler.

"Terima kasih Mina a, aku sudah memanggilmu dari tadi tapi kau tidak dengar," kata Renjun sambil duduk dikursi dibantu oleh Jaemin.

"Kau membuat cemilan buah ge? Wahh pas sekali aku lapar." Chenle langsung menyambar satu potong strawberry dan langsung dia celupkan ke cokelat leleh. "Wahhh... nikmatnya," seru Chenle sambil mengunyah buah strawberry dingin dengan lelehan cokelat.

"Enak?" tanya Jisung dan langsung dijawab anggukan ribut Chenle.

"Kalian ini bagaimana malah makan sendiri, ayo-ayo diambil." Renjun yang akan berdiri dicegah oleh Donghyuck. "Cepat ambil sendiri jangan sampai istriku melayani kalian ya," kata Donghyuck dingin.

Renjun yang melihat rekan-rekannya makan dengan lahap merasa sangat bahagia, ya paling tidak dia berguna untuk rekan-rekannya selama dia hamil ini, makhlum saja sang suami sangat posesif bahkan tingkat keposesifannya melebihi saat Renjun masih belum hamil. Sangking posesifnya Donghyuck, pernah Renjun saat kandungannya masih muda diberi tugas untuk mengintrogasi penjahat Donghyuck akan setia berada disamping sang istri padahal saat itu penjahatnya sedang terluka karena tertembak, jangankan menyerang untuk duduk saja tidak bisa tapi Donghyuck memaksa untuk menemani Renjun yang saat itu mengintrogasi bersama salah satu rekannya.

"Kalian rapat tapi tidak mengajakku aku merasa tidak berguna di 7 Devils ini. Kalian sedang rapat kasus apa? Hyung? Ada kasus apa?" Renjun bertanya dengan nada antusias pada Mark tapi Mark hanya bisa diam dan melirik Donghyuck.

"Renjun harus tau hyung," jawab Donghyuck yang memberikan sebotol air dingin untuk sang istri.

Renjun hanya melihat semua orang yang ada diruangan itu dengan tatapan bertanya-tanya lalu tatapannya menuju sang sahabat yaitu Jaemin. "Na, ada apa?" Jaemin yang ditanyai begitu hanya berdehem sedikit sambil melirik sang suami seperti meminta tolong sedangkan Jeno juga seperti tercekat suaranya tidak keluar.

Mark menghela napas berat rasanya dia tidak ada tenaga untuk memberi tau, Mark menoleh pada Donghyuck," kau saja yang memberi tau," kata Mark pasrah.

Donghyuck mendekatkan kursinya pada sang istri, dengan lembut dominant tampan itu memegang erat salah satu telapak tangan Renjun. Dengan pandangan serius Donghyuck mengelus lembut tangan sang istri seperti memberikan ketenangan karena berita yang akan dia sampaikan ini pasti membuat Renjun takut atau stress. Donghyuck mengalihkan pandangannya dari tangan submisivenya ke mata sang istri tercinta, "Renjun kau harus tau sesuatu -" Donghyuck menjeda kata-katanya, tiba-tiba suaranya seperti habis karena melihat mata Renjun yang sudah mulai takut. Donghyuck tau Renjunnya mengerti ini adalah berita mengerikan dan serius untuk mereka terutama dengan panggilan Donghyuck yang memanggil tampa embel-embel sayang atau istriku pertanda ini serius.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang