Bab 41

1.8K 185 21
                                    

Suara tembakan menggema di ruangan itu dan Renjun yang mendengar itu tidak merasakan apapun dia masih kering dan tidak sesak napas layaknya orang tenggelam.

"Apa ini? Kenapa aku baik-baik saja? Tidak... tidak mungkin"

"JUSTINN!!" Teriak Renjun yang langsung membuka matanya dan menoleh ke kurungan Justin dan betapa leganya Renjun melihat bayi mungil itu baik-baik saja dan tertidur pulas tampa terganggu sedikitpun, mungkin efek karena lelah menangis terus tapi paling tidak Justin baik-baik saja.

Renjun melihat kawan-kawannya baik-baik saja dan Renjun tau Mark tidak jadi menembak tali penggantung kurungannya karena pistolnya ternyata berada dilantai. Lalu tadi tembakan siapa? Renjun melihat sekitar dengan bola matanya dan dia melihat bekas tembakan diatap ruangan itu membuat Renjun sadar Mark kelihatannya sengaja menembakan pelurunya keatas dan membuang pistolnya.

Plok... plok...

"Drama yang bagus anak-anak." Terdengar suara pria paruh baya yang tiba-tiba muncul dari pintu yang mereka semua tidak tau itu ruangan apa. Pria itu berjalan pelan sambil terus bertepuk tangan layaknya seorang ayah yang bangga anak-anaknya memerankan drama dengan baik. Pria itu tersenyum lebar membuat siapa pun yang melihatnya pasti bergidik ngeri, bagaimana tidak senyumnya memang lebar tetapi seperti psikopat yang siap melebur tubuh korbannya.

"Master," kata Lucas sambil menunduk hormat.

"No... no... Lucas jangan begitu aku jadi sungkan dengan tamu-tamu kita, jangan begitu ya. Oh ya, ini kenapa kita tidak menjamu tamu kita dengan baik? Kau ini bagaimana hmm? Hei... hei.. bawakan kursi untuk mereka dan-." Pria itu melihat kearah Renjun dengan pandangan tak terbaca.

"Aku ada perlu dengan anak itu," kata pria itu dengan senyum menyeringai bagaikan iblis yang siap melahap mangsanya.

"Kau mau apa? Siapa kau jangan dekati Renjun," sarkas Donghyuck yang siap maju ke depan tapi langsung ditahan oleh Mark.

"Halo Park Renjun senang sekali bisa bertemu dengan mu," kata pria itu dengan sorot mata yang dingin menusuk.

Pria yang kemungkinan umurnya seumuran dengan ayah-ayah member 7 Devils itu berjalan mendekati Renjun tapi terdengar suara kokangan pistol dari belakangnya yang membuat dia berhenti dan menoleh kebelakang. Donghyuck menodongkan pistolnya pada pria itu, dia tidak perduli walaupun disekelilingnya ada anak buah orang itu yang juga menodongnya dengan senjata api mereka yang penting dia harus melindungi kekasihnya.

"Jangan dekati Renjun atau ku ledakkan kepala mu sekarang juga," kata Donghyuck dengan nada dingin dan tatapan mengintimidasi.

"Wahahaha... aku suka pria yang melindungi kekasihnya dengan begitu berani. Hei!! Cepat siapkan kursi istimewa untuk mereka kenapa kalian diam saja!!" Teriak pria itu dan langsung para anak buahnya memegang semua member 7 Devils dan mendudukan mereka pada kursi yang sudah dipasang tali-tali untuk mengikat mereka semua.

"Tunggu-tunggu, aku rasa kita butuh tempat khusus untuk menjamu mereka. Hei!! Bawa yang diluar masuk." Dan saat itu mereka bisa melihat Chenle dan Jisung tertangkap dan diseret ke dalam.

"Aduh kenapa mereka tertangkap lalu bagaimana kita bisa memberi kabar ayah?" Bisik Jaemin mulai panik.

"Bawa mereka ke ruang merah, dan aku akan menyusul dengan anak manis itu. Ahhh... bawa bayi itu juga keruang merah, kita akan mengadakan pesta disana," kata pria tua itu dengan seringai mengerikan.

Ke 6 member 7 Devils diseret ke ruangan merah. Mereka semua berontak karena harus meninggalkan Renjun sendirian terutama Donghyuck yang berontak sambil mengumpati pria paruh baya itu.

Pria itu menuju kandang Renjun dan membuka pintu kandang itu, Renjun yang melihat itu menjadi waspada kalau-kalau pria itu akan menyakitinya tapi yang ada pria itu malah menariknya keluar dari kandang dan menyeretnya layaknya binatang menuju ruangan merah.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang