Bab 37

1.6K 176 9
                                    

Donghyuck terbangun lebih dulu karena suara ketukan pintu. Dia mengerjapkan mata dan mengumpulkan kesadarannya dulu sebelum sadar dia merasakan ada sesuatu yang menggeliat didadanya dan saat itu Donghyuck ingat dengan apa yang dia lakukan pada sang kekasih. Ini ketiga kalinya dia dan Renjun melakukannya bahkan durasinya lebih lama dari yang pertama.

Donghyuck melihat kearah jendela dan langit sudah agak gelap bahkan matahari sudah hampir tenggelam, entah berapa lama mereka tertidur tapi yang pasti tubuhnya sangat segar sekali seperti habis workout sama seperti awal-awal mereka melakukan.

Donghyuck agak menunduk kebawah sambil tersenyum melihat sang kekasih yang memeluknya posesif sambil sedikit mengigau tidak jelas. Mungkin jika Renjun tidak tidur, dia pasti akan menjerit gemas sambil mencubit pipi gembul sang kekasih yang memang sejak sakit berat badannya bertambah tapi anehnya lemak-lemaknya hanya berkumpul di pipi.

Tokk... tokkkk...

"Yaaakkk... Seo Dongdong buka... kau apakan bayiku hingga sore begini," teriak siapa lagi kalau bukan ibu bohongan Renjun yaitu Jaemin.

"Sayang jangan begitu," bisik Jeno sambil mengusap bahu Jaemin supaya bisa sabar.

"Kau suruh aku sabar? Sedangkan bayiku didalam sana sejak siang belum makan apa-apa, dia juga masih sakit luka-lukanya saja belum terlalu sembuh, YAKKKK SEO DONGHYUCK!!!" teriak Jaemin lagi.

Suara Jaemin sedikit mengganggu tidur Renjun. Donghyuck mengusap rambut dan punggung polos sang kekasih mencoba membuat Renjun tidur lagi. Bukannya Donghyuck tidak tau Renjun belum makan apapun karena sudah di 'training' olehnya dari siang hingga menjelang malam, tapi dia yakin tubuh Renjun sekarang sedang lelah dan remuk jadi dia akan membiarkan kesayangannya tidur dulu. Dia berencana menyiapkan air hangat baru akan membawakan Renjun makan, pokoknya dia akan meratukan sang cintanya.

Donghyuck melepaskan pelukan Renjun perlahan sambil terus membelai pucuk kepala Renjun, tidak lupa melepaskan penyatuan mereka juga. Setelah berhasil lepas, Donghyuck memakai boxer nya dan membuka pintu kamar Renjun sebatas badannya. Jaemin dan Jeno yang melihat itu terbelalak kaget bahkan tangan Jaemin berhenti dilangit-langit dengan posisi akan mengetuk pintu.

"Berisik Jaem. Renjun sedang tidur," kata Donghyuck santai sambil agak malas-malasan.

Jaemin yang masih syock bahkan tidak mengubah posisi tubuhnya. Jeno yang sadar duluan mulai membenarkan posisi sang tunangan layaknya seseorang yang membenarkan posisi manekin. Jeno menoleh pada Donghyuck dan dia yakin mereka berdua sudah melakukannya, mereka sudah berhubungan seperti dia dan Jaemin dan entah sudah berapa kali.

"Hyuck, kau tau kan Renjun masih sakit. Kau tau kan dia masih terluka tapi kau-." Jeno tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia hanya menghela napas berat melihat kelakuan sahabatnya yang kelebihan hormon ini.

Donghyuck keluar dan menutup pintu kamar Renjun. Dia bersandar pada tembok sisi kiri pintu sambil melipat tangannya didada.

"Aku tau, aku sangat tau. Aku juga pelan-pelan tidak sampai membuat lukanya parah lagi," kata Donghyuck terlihat santai.

"Iya, tapi kau tau sendiri Rej-"

"Kau pakai pengaman?" Tiba-tiba Jaemin bersuara memotong perkataan sang tunangan.

Donghyuck yang ditanyai begitu hanya menjawab dengan gelengan. Jaemin sudah menahan napasnya pertanda dia menahan amarahnya.

"Keluar dimana?" Tanya Jaemin lagi dengan serius.

Donghyuck tidak menjawab dia hanya diam tapi Jaemin tau jawabannya dari mata Donghyuck. Jaemin menutup matanya, tangannya terkepal menahan amarah yang sudah ada diujung kepala. Jaemin membuka matanya dan saat itu bisa dua dominan itu lihat mata yang penuh amarah.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang