Bab 15

1.8K 180 0
                                    

"Hyuck... Jun... kita harus ke kantor sekarang, Mark hyung butuh kita terutama kau Jun." Jeno menunjuk Renjun yang masih mengamati para aparat kepolisian yang mengambil foto bukti-bukti dan mengambil beberapa alat bukti yang bisa diambil untuk persidangan nanti.

"Aku?" kata Renjun menunjuk dirinya sendiri.

"Memangnya Jun ditim kita siapa lagi? Dia? Dia Jeno berarti panggilanya Jen, aku? Aku Donghyuck berarti panggilannya Hyuck, sudah ada lagi?" terang Donghyuck sambil menunjuk Jeno dan dirinya sendiri bergantian.

"Dong juga bisa," jawab Renjun polos dan disertai kekehan Jeno.

"Aku salah ya?" tanya Renjun pada Jeno. Jeno yang ditanyai seperti itu hanya menahan tawanya sambil menggeleng cepat.

"Terserah," kata Donghyuck dingin sambil jalan menuju mobilnya.

Renjun yang melihat itu menoleh pada Jeno dengan pandangan 'aku salah apa?'. Sedangkan Jeno hanya terkekeh kecil sambil berjalan duluan ke mobil diikuti Renjun dengan wajah tampa dosa.

Ruang Introgasi

"Lama sekali, aku sudah lelah duduk terus," kata Jaehoo dengan wajah mengejeknya saat melihat Mark masuk kembali ke ruang introgasi.

Mark yang melihat itu darahnya semakin mendidih, dia merasa diremehkan oleh seorang psikopat menjijikan seperti Jaehoo. Mark memang sengaja tidak membawa hasil foto-foto yang dikirimkan Jeno karena dia menunggu Renjun yang akan menilai bagaimana ekspresi dan tanggapan pelaku saat melihat foto-foto itu.

"Kenapa hanya diam? Kau tidak tau harus mengorekku bagaimana lagi?" ejek Jaehoo karena Mark hanya diam saja.

Mark yang mendengar itu hanya tersenyum tipis berusaha memasang wajah tidak terpengaruh padahal hatinya sudah panas membara. Mark menyandarkan tubuhnya santai dengan satu tangan tersampir dibelakang kursinya dan satu tangan lagi mengetuk-ngetuk jari telunjuknya diatas map berwarna kuning yang berisikan identitas lengkap Jaehoo.

"Kau benar, aku bingung harus berkata apa lagi untuk membuatmu mengakui motif kau membunuh mereka," kata Mark tapi dengan wajah sedikit dibuat frustasi.

"Hyung, Renjun sudah datang apakah harus aku suruh masuk?" tanya Jaemin lewat alat yang terpasang ditelinganya. Setengah jam setelah Mark masuk kembali Jeno, Donghyuck dan Renjun sudah tiba di kantor 7 Devils.

"Tidak jangan, suruh dia disana saja dan suruh dia lakukan pekerjaannya," balas Mark sambil tetap melihat wajah sombong Jaehoo.

"Anak baik itu disini?" tanya Jaehoo sambil melihat kaca yang dari dalam tidak terlihat luar tapi dari luar bisa melihat dalam.
"Halo Huang Renjun, kau disana ya? wahahahahahaha," lanjut Jaehoo yang awalnya bersuara nenek-nenek lalu berubah menjadi pria saat tertawa.

"Jun, Mark hyung bilang...."

"Aku tau Jaem," potong Renjun dengan nada rendah sambil matanya terus melihat kearah depan. Saat itu semua anggota 7 Devils kecuali Mark bisa melihat betapa dinginnya tatapan Renjun saat melihat kearah Jaehoo. Donghyuck yang melihat itu sampai-sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya pada pria manis itu. Donghyuck bisa melihat mata yang biasanya polos, menyenangkan dan lucu itu berubah menjadi sangat menyeramkan bahkan lebih menyeramkan dari pada saat dia marah waktu itu.

"Le, tolong bawakan foto-foto itu," perintah Mark pada Chenle melalui alat yang ada ditelinganya.

Hanya hitungan detik Chenle sudah masuk ke ruangan itu dengan map coklat. "Ini hyung," kata Chenle sambil menyerahkannya pada Mark. Mark menerimanya sambil melihat kearah Jaehoo dengan pandangan datarnya. Setelah menyerahkan foto-foto itu Chenle segera keluar dari ruangan itu.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang