Bab 12

1.8K 183 4
                                    

"Tidak mungkin...." Kata Renjun dalam hati

Donghyuck yang melihat itu langsung berlari masuk ke ruang interogasi, dia dibantu oleh Jeno menarik pria itu menjauhkannya dari tubuh Renjun. Renjun yang diserang seperti itu hanya diam saja sampai Jaemin membantunya berdiri.

"Kau baik-baik saja Ge?" tanya Chenle sambil memeriksa seluruh tubuh Renjun

"Kau baik-baik saja?" tanya Mark sambil mengguncang sedikit pundak Renjun

"YAKKK... KAU BODOH ATAU TOLOL SIH.. BISA-BISANYA KAU DIAM SAJA DISERANG SEPERTI ITU BUKANNYA MEMBALAS TAPI DIAM SAJA" teriak Donghyuck tepat didepan muka Renjun, Mark yang melihat itu langsung menarik Donghyuck sedangkan Jaemin dan Chenle sudah memeluk Renjun menjadikan tubuh mungil itu tenggelam dalam pelukan mereka berdua.

"Renjun kan tidak bisa berkelahi jangan salahkan dia" kata Jaemin tidak terima saat Renjun disalahkan.

"Sudah-sudah... Jen kau sudah memborgolnya?" tanya Mark setelah melihat Jeno berjalan kearah mereka

"Sudah hyung" jawab Jeno dengan napas terengah-engah karena dia harus berusaha membuat pria itu bisa duduk kembali dan memborgolnya.

Ruang Pertemuan

Ruangan ini digunakan untuk 7 Devils berdiskusi setelah mereka melakukan introgasi pada pelaku atau saksi mata. Ruangan yang hanya berisi meja bundar tidak terlalu besar dengan 7 kursi yang melingkarinya dan didepan ada proyektor yang digunakan menggantikan papan tulis. Saat ini semua sudah duduk dikursi masing-masing hanya Renjun yang berdiri dan tidak mau duduk karena kursi yang seharusnya dia tempati tertutupi plastic seperti kursi yang baru dibeli dari toko. Jisung yang melihat itu berdiri dan mempersilakan Renjun untuk duduk tapi Renjun menolak dan lebih memilih berdiri dekat jendela kaca yang cukup besar sehingga menampilkan pemandangan para tentara sedang latihan atau sedang lewat.

Donghyuck menghela napas dan berdiri menuju kursi yang biasanya ditempati Yangyang, pria tan itu sebentar melihat kursi itu tangannya terulur untuk merobek plastik yang membungkus kursi itu. Setelah terbuka Donghyuck menyeret Renjun dan mendudukannya pada kursi, sedangkan semua yang melihat tercengang dan hanya Jeno dan Mark yang awalnya tercengang berubah menjadi tersenyum kecil dan saling lirik seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Donghyuck ssi ak..."

"Diam dan katakan apa yang sebenarnya kau lakukan lakukan sehingga pria itu menyerangmu" kata Donghyuck memotong kata-kata Renjun

Sebelum Renjun buka mulut tiba-tiba ada suara ketukan dan ternyata itu adalah seorang suruhan dari rumah sakit tempat kedua korban diotopsi.

"Terima kasih atas bantuannya" kata Mark sambil menerima sebuah amplop coklat panjang

"Sama-sama Pak, permisi" kata orang itu sambil hormat dan berlalu dari pintu. Mark menutup pintu dan kembali duduk dikursinya sambil membaca hasil otopsi.

"Kedua korban diperkosa dulu baru dibunuh, ditemukan kerusakan di alat vital dan kerusakan itu seperti dipaksa dan ada bekas sperma di dalam alat vital dan dikandungan korban" kata Mark sambil memberikannya pada Jeno dan diteruskan ke yang lain.

"Ternyata dia bukan pelakunya" kata Renjun sambil melihat kertas yang dipegang Jeno

"Maksud Gege?" kata Chenle

"Seorang dominan tidak akan mau memperkosa wanita" kata Renjun lagi

"Bagaimana kau tau dia dominan?" tanya Mark

"Matanya tidak bisa berbohong, saat didalam ruang interogasi dia terus memandangi tubuh Jaemin karena pakaian Jaemin yang agak tranparan" kata Renjun sambil melihat baju Jaemin. Memang hari ini suhu panas dan Jaemin memakai pakaian yang agak transparan sehingga hampir memperlihatkan dada dan perutnya. "Saat aku masuk dia terus memandangiku dengan sorot mata yang seperti terangsang, mungkin karena efek melihat Jaemin lalu melihatku terutama saat aku duduk didepannya dia terus melihat tulang selangka ku, aku mencoba mengetesnya dengan cara membuka sedikit kancing baju ku sehingga memperlihatkan selangka dan sedikit dada ku dan kalian lihat sendiri dia menyerangku" lanjut Renjun sambil melihat keseluruh member.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang