Bab 8

1.9K 178 5
                                    

"Jaem... kemari sebentar" panggil Mark saat semua member bergegas naik ke lantai dua untuk bersiap

"Hyung mau tanya soal Renjun kan?" kata Jaemin menebak isi pikiran Mark. Mark yang ditebak seperti itu hanya mengangguk. "Dia tidak bisa tidur jadi ya jam 3 pagi dia keluar lari pagi sambil pemanasan dan bermaksud menunggu Donghyuck di taman" kata Jaemin santai

"Dia takut untuk tidur ya?" tanya Mark bergumam dan disertai helaan berat dan panjang. Jaemin yang melihat sang ketua merasa khawatir pada dua membernya memegang pundak sang ketua bermasud menenangkan hyung tertuanya itu.

"Hyung tidak perlu khawatir soal Renjun, dia akan aman bersama ku dan Chenle kami berdua akan menjaganya dengan baik" kata Jaemin dengan senyum manisnya. Mark yang melihat itu hanya tertawa sambil menepuk pelan pipi laki-laki yang sudah dia anggap adiknya.

"Hmmm... Hyung tau itu Jaem kau memang bisa hyung andalkan untuk mengurusi semua member" kata Mark dengan senyum wibawanya.

Di Taman

Renjun masih pada posisinya berjongkok sambil melihat tempat kejadian perkara. Saat ini sudah banyak polisi yang mengamankan tempat kejadian perkara, mayat belum dipindahkan tapi sudah ditutupi kain putih, beberapa polisi, ahli forensik dan wartawan sudah memenuhi tempat kejadian perkara. Sedangkan Renjun tetap ditempatnya tidak bergerak sama sekali dia memandang mayat yang sudah ditutupi dan dikelilingi oleh anggota kepolisian dan police line.

"Jun" suara seseorang membuyarkan pikirannya

"Hyung" jawab Renjun pelan

Saat ini semua member 7 Devils sudah sampai di tempat kejadian perkara dengan hanya menunjukkan kartu tugas mereka, mereka semua bisa masuk melewati police line. Jeno memakai sarung tangannya dan membuka sedikit kain penutup mayat diikuti oleh Jaemin dan Jisung, sedangkan Chenle menjauh karena tidak berani melihat mayatnya sedangkan Donghyuck berada tepat dibelakang Mark ikut mendengarkan penjelasan Renjun.

"Lalu menurutmu bagaimana? Apa kau sudah bisa menggambarkan kejadiannya?" tanya Mark pada Renjun setelah pria kecil itu menceritakan semuanya.

"Kalau dari pengamatanku hyung mayat dibunuh tidak disini tapi dibunuh ditempat lain dan dibiarkan mengering baru dibuang kesini, lihat hyung rumput disekelilingnya masih bersih tidak ada darah padahal dengan kondisi mayat yang seperti itu pasti darah sudah ada dimana-mana jika korban dibunuh disini. Lalu menurutku pelaku memang sengaja meletakkan mayat untuk menimbulkan terror, jika dia memang hanya niat membunuh kenapa membuangnya di taman terbuka? Bukan melenyapkannya bersih. Dan hyung harus tau ini" Renjun berjalan kearah mayat dan membuka kain penutup mayat itu sedikit hingga mereka semua bisa melihat tato yang ada di dada mayat.

"Naga Hitam?" kata mereka semua berbarengan kecuali Renjun dan Mark.

"Aku juga kaget saat melihat tato itu, hyung sudah tau ya?" kata Renjun menebak, karena semuanya tampak kaget sedangkan Mark terlihat biasa saja

"Hmmm aku sudah tau, dan seharusnya kalian semua juga sudah tau karena foto mayat pertama yang aku tunjukkan tadi" kata Mark sambil berjongkok meneliti mayat didepannya

"Mayat? Ada yang selain ini hyung?" tanya Renjun memastikan dan hanya dijawab anggukan saja.

"Ada Jun.. ini coba lihat ini" kata Jeno sambil menyerahkan ponselnya yang ada foto mayatnya. Renjun menerima ponsel itu dari Jeno dan melihat beberapa foto mayat pertama dan benar saja ada tato naga hitam didada mayat tersebut.

"Apa ini? Apakah pelakunya adalah anggota naga hitam? Atau bagaimana?" kata Renjun dalam hati.

Mark berdiri dan menemui kepala polisi yang bertugas mengepalai kasus ini. Beberapa polisi yang melihat Mark langsung memberi hormat dan ada juga yang menunduk hormat. Mark mengobrol dengan mereka cukup lama sambil melihat-lihat hasil yang mereka temukan dan kepala polisi itu juga memberikan ringkasan dari kasus ini pada Mark. Renjun yang melihat itu menyadari bahwa leader dan sekaligus hyung ini adalah orang pangkat bukan orang petugas biasa.

7 Devils || Hyuckren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang