001

84 7 0
                                    


Sebagai pilar utama yang mendukung sistem masyarakat di dunia ini, pristage academy merupakan target yang ideal untuk menepati janji mereka yang ingin menyelamatkan kakak laki-laki dari anak kecil itu. Dengan menyadarkan banyak anak yang dibesarkan disana, penguasa dunia Z akan dirusak karna mereka akan menyerang sistem dari akarnya.

Mingi dan Wooyoung mengenakan seragam keamanannya, bersiap memimpin sekelompok siswa yang baru saja masuk sekolah. Dengan bantuan peretasan dari left Eye dan black pirates, mereka merhasil menyelinap masuk dan menyebar di berbagai kompleks yang masing-masing sudah siap dengan tugasnya.

Mingi dan Wooyoung menyusup ke tenaga keamanan academy, menyamar sebagai penjaga penjaga pintu masuk meskipun mereka tidak dapat berbicara satu sama lain untuk menghindari kecurigaan yang lain dan berpura-pura tidak memiliki emosi. Keduanya saling bertukar pandang tanpa ada yang menyadarinya.

Beberapa saat berlalu, kakak laki-laki bocah itu berhenti didepan Mingi. Ia yakin itu adalah wajah yang sama persis seperti yang ada di foto yang bocah itu bagikan. Mingi membiarkannya lewat dan dengan diam-diam mengirim sinyal ke grup ia mengetuk alat pemancar di pinggangnya sebelum siswa berikutnya datang.

"Dia baru saja masuk sekolah"

Setelah menerima sinyal itu, Wooyoung langsung mengejarnya. Kegelisahan terlihat jelas bahkan dari langkahnya saja. Menggunakan alat pemancar di pinggangnya Wooyoung pun mengirim sinyal ke grup.

"Dia melewati lorong di sebelah kanan."

Kakak laki-laki itu melewati tangga. Terlihat ia berjalan menuju ruang kelas yang di maksudkan untuk kelas 2.

"Dia naik ke kelas. Waktu dan kontak terkonfirmasi."

Ia pun tiba di kelas dan duduk. Mempertahankan wajah kosongnya dan bertindak se-kaku mungkin. Dia meletakan tablet kacanya di tengah meja dan penanya yang berjarak 7,5 cm dalam posisi pararel seperti biasa. Duduk tegak seolah olah ia adalah mesin dan menatap monitor kosong.

"sejauh ini tidak ada yang memperhatikan emosiku" ujar kakak laki-laki itu dalam hati diselimuti perasaan lega.

"Temui aku di kamar kecil di sisi kiri lantai satu."

Kakak laki-laki itu menoleh ke belakang karena terkejut mendengar suara rendah yang menyapa telinganya.

Apa ada orang seperti itu di kelasku sebelumnya? Ia bertanya tanya dan mengingat kembali selama 40 tahun bersekolah disini, sekalipun ia tidak pernah melihat dari dekat wajah orang-orang di sekitarnya.

Tanpa perlu bertukar emosi, dan tidak ada alasan untuk mereka berbicara satu sama lain secara langsung. Kali ini untuk pertama kali dalam hidupnya ia melakukan kontak mata dengan orang lain selain keluarga atau fakultas sekolahnya.

Yeosang menatapnya dalam seolah berbicara "tidak apa-apa" lalu ia menunjukan alat pemutus sinyal dari pemerintahan di tangannya sambil tersenyum kecil.

Yeosang tahu bahwa dia bisa merasakan emosi. Ia pun berdiri dan berjalan keluar kelas. Kakak laki-laki itu masih bingung dan terus mempertanyakan, apakah Yeosang teman atau musuhnya? ia bertanya apa ada yang melihatku? Namun tidak ada satupun yang menjawab. Mereka hanya duduk dan fokus pada pekerjaan mereka sendiri.

Hanya suara gemerincing keluar dari suatu benda. Benar, tidak ada satu orangpun disini yang tertatik padaku, pikirnya. Iapun berdiri seolah telah membuat keputusan. 

ATEEZ STORYLINE 🏴‍☠️ [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang