Empat

13 2 0
                                    


.
.
"Apakah kalian ingat saat itu? Saat dimana kami kembali selama pertunjukan kami di Akademi Prestige, ketika Mingi melewatkan ketukan dan bom asap berwarna miliknya meledak terlebih dahulu?" -Yeosang.

"Ya. Aku khawatir akulah yang mengacaukan ritme kami." -San.

"Sejujurnya, aku khawatir kita tidak bisa pulang. Aku terus berpikir, bagaimana jika salah satu dari kita terluka atau sesuatu terjadi ... Semuanya tampak begitu sulit saat itu, tetapi melihat ke belakang sekarang - segalanya baik saat itu." -Hongjoong.

"Aku tahu. Aku ingat pertama kali aku terluka dan bagaimana Grimes Siblings membantuku. Pertama kali kami bertemu Left Eye ... Aku bahkan hampir merindukan para Guardians sekarang." -Wooyoung.

"Aku harap gadis Thunder itu baik-baik saja. Sayang sekali kita tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal." -San.

"Aku bertanya-tanya apa yang terjadi setelah kita pergi. Apakah orang-orang akhirnya bisa lepas dari kendali, apakah pemberontakan berhasil ... Apakah mereka masih ingat ATEEZ? Atau, apakah menurutmu kita sudah dilupakan?" -Yunho.

"Mungkin, kita tidak pernah tahu. Waktu terus berjalan di sana juga. Kita mungkin sudah menjadi masa lalu. Bukannya kita menghabiskan seluruh waktu kita untuk memikirkan ATEEZ juga." -Mingi.

"Meski begitu, tetap sedikit sedih untuk dipikirkan." -Jongho.

Ada keheningan sesaat. Meskipun mereka semua berada di tempat yang sama, para member tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Musik memenuhi ruangan, dan yang memecah keheningan itu Jongho. Dia memainkan lagu dari musik yang dia simpan dari penampilan mereka di Dunia Z.

Semangat memenuhi ruangan lagi. Beberapa anggota bahkan mulai menari, mengatakan mereka ingat koreografi mereka saat itu. Beberapa lagu lain diputar, dan akhirnya, lagu pertama yang ditulis Jongho untuk para member saat kembali diputar.

Kali ini, keheningan yang berbeda menyelimuti para member ATEEZ. Yang dulunya adalah pahlawan di Dunia Z, telah dilempar kembali ke Dunia A dan dipaksa untuk hidup sebagai rakyat jelata lagi. Tetapi tetap saja, mereka begitu yakin bisa berhasil di sini juga. Lagipula, pikirkan saja semua yang telah mereka capai di Dunia Z! Namun, sensasi petualangan mereka yang tersisa telah memudar lebih cepat dari yang mereka harapkan.

Lagu ini adalah salah satu lagu yang mereka nyanyikan bersama pada saat itu. Mereka tidak mengerti betapa mereka telah berubah sebelum dan sesudah meninggalkan Dunia Z, tapi sekarang mereka semua mengerti.

.
.

"Kenapa kita tidak mencoba sekali lagi?"

Wooyoung blak-blakan mengungkapkan pikiran yang tidak berani dibicarakan oleh member lain, bahkan sebagai lelucon. Ia meneguk minumannya sendiri dan mendengarkan musik, dia terlihat mabuk berat. Hongjoong menanggapi seolah untuk menenangkannya:

"Ahahaha, ya, itu mungkin menyenangkan. Kau tahu, seorang pembaca sebenarnya mengatakan hal yang sama di konser bukuku beberapa waktu lalu. Mereka bilang pernah melihat kami tampil di acara lokal lama sekali. Mereka adalah penggemar. Agak sedih memang mendengarnya." -Hongjoong.

"Kau tahu, Yeosang melakukan banyak investasi di bidang seni. Dia mungkin bisa menangani produksi kita. Dan Jongho bisa membuat lagu kita. Dan Mingi akan menjadi center kita?" -Yunho.

"Senang sekali bisa berkumpul seperti ini. Kita harus benar-benar melakukannya setidaknya sebulan sekali. Hei, kau tahu, ayo jalan-jalan bersama kapan-kapan!"

Member lain mencoba mengesampingkan kata-kata Wooyoung dengan janji-janji mabuk mereka yang biasa, tapi kali ini Jongho menanggapi dengan serius:

"Sejujurnya, aku suka idenya. Aku sudah memiliki beberapa lagu yang ditulis." -Jongho.

"Melihat ke masa lalu, aku selalu bertanya-tanya apakah kami benar-benar melakukan semua yang kami bisa. Pada awalnya, kami semua memiliki masalah keluarga sendiri, dan karena itu, kami akhirnya menjauh sebelum kami benar-benar mulai. Lalu, saat berikutnya kami berkumpul dan mencoba dan itu tidak berhasil, kami semua menyerah begitu mudah dan melanjutkan pekerjaan kami sendiri. Ayo lakukan ini secara nyata kali ini. Cobalah sekali lagi. Apakah itu tidak mengganggumu? Hanya menerima kekalahan seperti ini?" -Wooyoung.

Wooyoung mengira dia sudah bisa menyesuaikan diri dengan baik dengan hidupnya sebagai pramugara. Tapi saat dia berdansa dan bernyanyi mengikuti pengumuman keselamatan dalam penerbangan, dia sadar itu tidak benar. Dia memaksakan dirinya makan tahu, padahal yang dia inginkan sebenarnya adalah steak. Memang keduanya adalah protein, tapi tetap saja tidak sama.

"Aku tidak menganggap hidupku sekarang sebagai 'kekalahan'." Yeosang membuka suara

"Jadi, menurutmu kita semua sudah mencapai impian kita?" -Wooyoung.

"Biar ku jelaskan, begini... Apakah kau pikir hidup yang tidak mengikuti impian awalmu adalah sebuah kegagalan? Sesuatu yang memalukan?" -Yeosang.

Para anggota pucat pasi melihat suasana percakapan yang tiba-tiba menjadi tegang.

Yeosang frustrasi dengan Wooyoung, yang terobsesi buta dengan mimpinya. Dan meski terkadang kebutaan itu menawan dan mulia, ada kalanya hal itu menjadi jebakan.

Alasan mengapa kerja keras dan usaha yang diarahkan untuk meraih mimpi terasa begitu mulia adalah karena mimpi seringkali terlihat seperti semacam misi ilahi - dan banyak orang yang menerimanya secara membabi buta.

Jika kau percaya bahwa satu-satunya cara untuk hidup adalah mengikuti impianmu, wajar saja jika hal lain akan terasa menakutkan dan memalukan, seperti kegagalan. Rasa kalah yang dirasakan para member sebelum tiba di Dunia Z persis seperti itu - jebakan kebutaan.

Tapi yang mereka pelajari di Dunia Z bukanlah bahwa mereka bisa menjadi pahlawan, melainkan pentingnya emosi dan seni, mimpi dan harapan. Dan keyakinan membabi buta pada apapun bisa berakibat fatal. Setidaknya, itulah yang dilihat Yeosang, dan dia berharap para anggota merasakan hal yang sama.

















"Dewasalah. Sampai kapan kau berniat bertingkah tanpa perhitungan seperti ini?" -Yeosang.

"Sampai kita benar-benar gagal, aku ingin terus berusaha semaksimal mungkin."

"Kita tidak pernah benar-benar mencoba."

"Kau hanya melarikan diri, takut menghadapi kenyataan bahwa kita sudah jatuh sejauh ini, dan menggunakan kebutuhan untuk 'mencari nafkah' sebagai alasan."

"Kegagalanmu yang sebenarnya adalah takut gagal."

Kata-kata ini bergema di pikiran Wooyoung. Namun, balasan Yeosang yang dingin dan sinis menghancurkannya sebelum dia bisa memilah pikirannya. 💔

"Mungkin kau yang tidak punya keberanian untuk bertindak tanpa perhitungan. Tapi yang lain mungkin punya. Kenapa kau menghalangi jalanku tanpa mau mendengarkan?" -Wooyoung.

"Tidak bisakah kau mengerti?"

Yeosang bangkit dari kursinya seolah ingin berkata, "Silakan. Bertanya."

Wooyoung menatap anggota lain, percaya bahwa setidaknya satu dari mereka akan merespons dengan positif, "Ayo kita coba lagi bersama."

Tapi semua anggota hanya memalingkan pandangan dari tatapan Wooyoung. Wooyoung merasa seperti orang bodoh.

"Wooyoung, aku serius. Aku ingin... tapi mari kita atur jadwal kita dulu dan kemudian..." -Jongho.

"Tidak, lupakan saja. Ini seharusnya menjadi perayaan, dan aku mengacaukan semuanya. Maaf teman-teman. Aku hanya sedikit mabuk... Aku akan pergi dulu..." -Wooyoung.

Menahan air matanya, dia menendang kursinya dan berdiri. Para anggota bergegas untuk menghibur Wooyoung dan hatinya yang terluka, tapi sudah terlambat. Wooyoung berjalan cepat menuju kegelapan.

ATEEZ STORYLINE 🏴‍☠️ [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang