San

41 5 0
                                    

"Tunbuh dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain membuatku bermimpi untuk memilih tempat dan berakar di suatu tempat. Tapi untuk sekarang kalau dipikir-pikir drifting mungkin sudah tertulis dalam takdir keberuntunganku sejak awal."

San berkata pada dirinya sendiri ditengah terpaan angin Jeju. Barang-barang di truk makanan bergetar seolah mereka membalas perkataan San. Kulitnya yang kecoklatan menunjukkan berapa lamanya ia mengembara.

.
.

Saat ia melihat para member berpisah satu per satu, San tidak bisa menahan mereka untuk pergi ataupun ia yang keluar meninggalkan mereka. Dia tidak punya tempat lain untuk pergi.

Suatu hari, setelah latihan yang tidak bersemangat dari lebih dari separuh member absen karena terlalu sibuk dengan kegidupan mereka masing-masing. San mendapati dirinya berjalan menysuuri gang, dipandu oleh hatinya yang kosong. 

Ia duduk di bangu kecil di sebuah toko kecil dan membuka sekaleng bir.

"Apa yang kau sebut perasaan ketika kau tidak terlalu sedih, tapi tidak bahagia?...

...saat kau sedih penderitaanmu hampir menggelikan bukan?"

Saat ia bergumam pada dirinya sendiri, ia mendengar suara di sampingnya. 

"Apa yang dilakukan anak muda sepertimu disini" seorang pria tua dari toko makanan ringan di sebrang jalan bertanya.

"Hai pak, apakah impiamu selalu menjaga toko makanan ringan?" Secara naluriah san balik nanya yang nampaknya membuat lelaki tua itu marah.

"Mimpi? hahh... lakukan saja apa yang bisa kau lakukan."

San kembali bertanya "Menurutmu, apakah aku bisa hidup tanpa mewujudkan mimpiku?" Mata pria tua itu betremu dengan mata San.

"Mimpi tidaklah buruk, tapi ada banyak hal lain yang lebih penting dalam hidup. Berbagi cinta, makan bersama, dan bereskan kekacauamnu sendiri. Pastikan kau membuang semuanya begitu kau selesai."

Saat ini, San memperhatikan kantung kresek hitam yang pria tua itu lemparkan kepadanya. Di dalamnya ada Sun-dae yang segar yang beruap dan segulung Kimbab. Pandangannya terhadap seorang pemuda yang meminum bir dalam keadaan perut kosong membuat pria tua itu khawatir. 

Sambil mengigit Sun-dae, san mulai berbicara sendiri lagi. Ia memutuskan bahwa ia ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal penting lainnya dalam hidup ini. Jadi,

"Berbagi cinta, makan bersama... dan membereskan kekacauanmu sendiri."

San mulai mengendarai truk. Saat ia berkeliling, ia melihat orang-orang berbagi makanan dan makan bersama orang-orang yang mereka sayangi. terkadang San juga makan dan mengobrol bersama mereka. 

Dia bertemu dengan berbagai macam orang pencari mimpi dan pemimpi sepertinya, orang yang hidup diluar mimpinya dan orang-orang yang hidup tanpa mimpi sama sekali. 

Begitulah ia mengetahui kebenaran-kebenaran itu. Sebagian besar mereka hidup tanpa pernah mencapai mimpi mereka. Jadi, kemapa tidak ada seorang pun yang mernah mengajari kami cara hidup diluar mimpi kami? 

San berpikir dan ia menyadari sebuah jawaban di dalam dirinya. 

.
.

Mungkin aku harus belajar menerima kenyataan yang diberikan kepadaku, meski itu bukan kenyataan yang ku inginkan. 

ATEEZ STORYLINE 🏴‍☠️ [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang