“Kekasih?”
Kedua orangtua Adro saling menatap dengan kening mengkerut. Sementara itu, Grace hanya bisa menahan napasnya.
Dari apa yang ia dengar selama bersama Adro, Grace mempelajari bahwa orang-orang di kerajaan tempat pria itu berasal tidak bersalaman dengan wanita. Karena itu ia hanya menekuk kakinya sedikit dan menunduk dengan canggung. Satu-satunya hal yang membuat ia tidak terkena serangan panik adalah tangan hangat Adro yang menggenggam tangan mendinginnya dengan kuat.
“Apa maksud dari kekasih, putraku? Aku tidak yakin aku mengerti apa maksudmu.” Tanya raja.
“Aku yakin, maksudnya sama seperti apa yang kau pikirkan, ayah. Ia adalah gadis yang aku cintai dan kami menjalin sebuah hubungan.” Jelas Adro mantap.
“Ah, ya Tuhan,” Gumam Ratu, mencengkram dadanya sendiri.
Adro tidak terkejut pada reaksi kedua orangtuanya. Meski ini terlihat mendadak, sebenarnya Adro telah merencanakan hal ini sejak awal ia mengetahui bahwa ia akan kembali ke dunia asalnya. Sebelum membahas tentang penyihir yang sedang mengobrak-abrik kerajaannya, ia akan memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia akan menikahi seorang gadis pilihannya sendiri.
“A-Adro… perjalanmu ke sini pasti sangat melelahkan. Bagaimana jika kau istirahat terlebih dahulu, lalu kita akan membicarakan ini, hm?” Tawar ratu.
Ini tidak mengherankan. Adro sangat mengela ibunya – Ia adalah wanita yang tenang dan tidak terburu-buru dalam hal seperti ini.
“Baiklah. Aku akan pergi ke kamarku dan bertemu Damian.” Adro mengangguk sekali.
“Damian tidak ada di istana ini. Ia memimpin misi pembersihan di wilayah Utara.” Ucap raja.
Kening Adro mengkerut. “Damian? Kalian mengirimnya ke wilayah sebesar itu dengan bahaya di dalamnya?”
“Adikmu adalah kesatria yang hebat, Adro. Mungkin selama ini ia terlihat sedikit lunak karena ia adalah anak yang patuh, namun ia telah menjadi tiang yang kami andalkan selama kau menghilang.” Jelas ratu lembut. Ia trsenyum tipis dan melanjutkan, “Kami mengirimnya bersama Leo, prajurit kepercayaanmu.”
Diam sejenak, Adro menganggukkan singkat kepalanya yang tertunduk sedikit. “Aku harap Leo dapat menjaga adikku.” Lalu ia kembali menatap orangtuanya secara bergantian. “Kalau begitu aku akan menemui kalian lagi setelah membersihkan diri,”
“Tu-tunggu, Adro,” Ratu menahan Adro yang hendak melangkah pergi.
“Ya, ibu?” Adro menghentikan langkahnya.
Tersenyum canggung, ratu berdehem, “Ibu akan menyuruh pelayan membawa gadis itu ke kamarnya dan membantunya merapihkan diri.”
“Oh,” Adro baru teringat bahwa kerajaannya memiliki peraturan yang agak ketat untuk pria dan wanita yang bukan suami istri.
“A-aku akan baik-baik saja,” Grace berbisik pada Adro.
Tersenyum geli, Adro mengusap kepala gadis itu. “Tentu saja kau akan baik-baik saja. Jangan khawatir – mereka adalah pelayan terlatih dan sangat sopan. Mintalah bantuan pada mereka jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan segera menemuimu lagi.”
Grace tersenyum kecil dan mengangguk. “Aku mengerti. Sampai bertemu lagi,”
Menahan dirinya atas pemandangan sikap putranya yang tidak pernah ia lihat, ratu segera memanggil kepala pelayan istana dan membisikinya. “Panggil seseorang untuk mengantar gadis ini menuju kamar tamu. Jangan sampai pembicaraan ini diketahui oleh siapa pun selain kita yang berada di sini.”
“Baik, Yang Mulia,” Pelayan tua itu membungkuk hormat, lalu menghadap Grace. “Silahkan ikuti aku, Nona.”
“B-baik,” Ucap Grace. Lalu ia menatap ratu dan raja. “Terima kasih, Yang Mulia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale Land
Любовные романы#WattpadfantasiID [Follow dulu yuk!] 'Jika satu pintu tertutup, masih ada seribu pintu terbuka.' Untuk ke sekian kalinya, Grace Menken disakiti oleh pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya. Hidup sebatang kara, dikucilkan, dan kerap putus cint...