Adro membalas senyum Grace. Akhirnya, setelah beberapa hari bekerja bersama, Grace menatap wajahnya lebih dari sepuluh detik. “Karirku baik.”
“Senang mendengarnya. Aku lihat kau banyak mengisi iklan dan film. Selamat.” Ucap Grace.
“Kau melihatnya?” Senyum Adro mengembang semakin lebar dan kedua pundaknya meninggi.
Berdehem, Grace menggidik bahu sekilas. “Tentu saja. Kau terus muncul di Tv dan internet, tidak mungkin aku tidak melihatnya.”
“Oh, itu benar juga. Haha…” Adro menggaruk belakang kepalanya.
“Eum… ngomong-ngomong, soal kejadian saat itu … aku benar-benar minta maaf,” Adro melanjutkan perlahan. “Selama ini, aku terus mengintropeksi diri, dan menyadari bahwa aku sangat keterlaluan padamu. Tidak seharusnya aku memaksakan perasaanku padamu seperti itu.”
Menghela panjang, Grace menjawab, “Aku juga minta maaf telah mengusirmu, namun … aku masih percaya bahwa itu adalah keputusan terbaik untuk kita. Karena itu, aku harap sekarang kita dapat melupakan masa lalu itu.”
Tersenyum tipis, Adro mengangguk. “Aku tahu. Kita berdua sama-sama pekerja professional, jadi baik aku dan kau, tidak perlu membawa perasaan dan masa lalu ke dalam pekerjaan ini.”
Tidak seharusnya Grace merasakan denyutan pedih di hatinya saat ia mendengar jawaban Adro karena dirinyalah yang terlebih dahulu menyakiti pria itu. Namun, ia tidak bisa mengendalikan hatinya. Yang ia bisa hanyalah menahan rasa sakit itu dan berharap perasaan Adro padanya telah habis dimakan waktu.
“Kau benar.” Ucap Grace sambil tersenyum.
***
“Apartmentku?” Ulang Grace.
Rachel mengangguk. “Tobby berkata kau tinggal di Apartment Bougenvile. Lokasi apartment itu cukup dekat dengan kantor ini sehingga aku berpikir untuk menyewa beberapa unit sebagai tempat tinggal staff penting artis voice offer kita yang rumahnya terlalu jauh.”
“Oh, aku tidak tahu bahwa kita bisa melakukan itu,” Pikir Grace.
“Itu memang jarang dilakukan, namun, proyek Rising Star adalah proyek terbesar kita di tahun ini dan semua pengisi suaranya adalah selebriti papan atas sehingga kita harus menyediakan yang terbaik, bahkan untuk staff pribadi mereka.”
“Aku mengerti,” Grace mengangguk-angguk.
“Jadi, apakah menurutmu apartment itu aman dan nyaman? Aku tidak mau lagi menggunakan Apartment Visca setelah kasus proyek The World Of Ammy.”
“Bagiku apartmentnya aman dan sangat nyaman. Sejak awal tinggal di sana, aku tidak pernah memiliki masalah dengan pengelola maupun penghuni yang lain. Di sana juga sangat tenang.” Jelas Grace. Lalu ia melanjutkan, “Jika kau mau, aku akan meminta kontak marketing khususnya untukmu,”
“Kalau begitu, tolong. Terima kasih banyak, Grace,” Ucap Rachel.
“Tidak masalah,” Jawab Grace, tersenyum hangat.
“Ini adalah … masalah.” Grace tertegun menatap seorang pria dengan kacamata berbingkai hitam tebal sedang berbicara dengan petugas kebersihan.
“Ini adalah sebuah kejutan aku bisa bertetangga denganmu selama tinggal di sini,”
Segera mengendalikan raut wajahnya, Grace mengukir senyum ramah palsu pada bibirnya. “Y-ya, aku juga terkejut kau menempati unit di samping milikku. Aku bahkan tidak tahu kau juga mendapatkan fasilitas tempat tinggal ini,”
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale Land
Romansa#WattpadfantasiID [Follow dulu yuk!] 'Jika satu pintu tertutup, masih ada seribu pintu terbuka.' Untuk ke sekian kalinya, Grace Menken disakiti oleh pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya. Hidup sebatang kara, dikucilkan, dan kerap putus cint...