46. Bertepuk Sebelah Tangan

55 9 2
                                    

Dua hari putus kontak dengan Grace membuat Adro nyaris gila. Tidurnya terganggu dan ia kesulitan fokus bekerja karena terus mengkhawatirkan gadis itu dan merindukannya. Tidak pernah di dalam hidupnya, Adro berpikir ia akan merasa seperti ini karena seseorang.

“Kalau kau seperti ini terus, kau akan menghancurkan sesi fotomu besok. Itu adalah debut pertamamu – foto profesional pertamamu yang akan dirilis ke publik,” Ucap Elvis sambil terkekeh di atas ranjang yang sudah ia tiduri sejak lima belas menit lalu.

Adro tidak menggubris teman sekamarnya itu. Ia tetap duduk di pinggir ranjang dengan kepala menggantung menatap lantai. Di tempat kerja, orang seperti Adro dan Elvis disebut sebagai rookie. Besok, para rookie akan melakukan sesi photo shoot pertama mereka untuk sebuah merek parfum wanita terkenal. Elvis benar bahwa ia tidak boleh mengacaukannya.

‘Aku tidak bisa menyangkal. Ini sudah jelas. Aku menyukai Grace. Tidak. Bukan hanya menyukainya, tapi benar-benar menyayangi dan peduli padanya. Aku bahkan tidak pernah merindukan ibuku sampai seperti ini,’ Pikir Adro.

Terhalangnya komunikasi antara Adro dan Grace memang membuat Adro gundah. Namun, ada hal yang lebih membuatnya merasa serba salah daripada khawatir dan rindu. Hal itu adalah nasib calon istrinya, Joselyn.

Dengan Adro yang sudah menyadari perasaannya terhadap Grace, bagaimana dengan Joselyn yang bahkan tidak ia ketahui nasibnya sekarang? Sebagai putra mahkota, Adro yakin orangtua mereka berdua tidak akan dengan mudah membatalkan perjanjian pernikahan itu hanya karena Adro menghilang. Bagaimanapun, Joselyn adalah calon ratu yang sudah dipersiapkan sejak ia masih bayi.

Namun, perasaan Adro kepada Grace sekarang telah menyadarkannya bahwa perasaan dalam sebuah hubungan itu sangat penting. Sebelumnya, Adro tidak masalah menikah dengan Joselyn.

Sejak awal, Adro selalu mengagumi sosok Joselyn yang anggun dan menyenangkan sebagai teman masa kecilnya. Tetapi, itu karena Adro tidak pernah benar-benar menumbuhkan perasaan khusus kepada wanita. Sebelum bertemu Grace, ia bahkan tidak tahu bahwa menyukai seorang wanita secara romantis terasa seperti ini.

Sekarang, apakah Adro harus bersyukur bahwa ia terjebak di dunia ini dan tidak bisa kembali? Apakah ia sangat jahat jika berharap Joselyn segera menyerah menunggunya, dan memilih untuk menikahi pria lain?

***

Di hari ke enam, yang menjadi hari pemotretan profesional pertama setelah pelatihan selama lima hari, Adro bersama empat model pria lainnya tiba di sebuah lapangan basket. Di sana, mereka melakukan sesi foto bersama seorang model wanita terkenal yang menjadi bintang utama dalam foto-foto yang akan tampil.

Pemotretan selesai di sore hari. Tanpa menghadiri acara minum-minum kecil yang teman-teman model rookie-nya adakan atau bahkan hanya sekedar berbasa-basi, Adro langsung berangkat pulang menuju rumah Grace.

Membunyikan bel beberapa kali, pintu apartment Grace tidak kunjung terbuka hingga Adro memutuskan untuk membukanya sendiri menggunakan kunci cadangan.

“Kelihatannya tidak ada kejutan untukku. Ya, bodohnya aku; Grace memang terkadang belum pulang di jam segini,” Gumam Adro setelah masuk ke dalam rumah, dan menemukan dirinya hanya sendirian. Lalu ia tersenyum tipis. “Itu artinya, akulah yang harus memberinya kejutan,”

Setelah meletakkan barang-barangnya, Adro membuka kulkas hanya untuk mendapati bahwa kulkas tersebut hampir kosong. Lalu ia menutup kulkas tersebut sebelum melirik jam. “Hmm… Aku harus mengajak Grace berbelanja untuk memenuhi kulkas kami,”

Kemudian Adro membuka ponselnya untuk memeriksa saldo rekeningnya. Ia tersenyum lebar saat mendapati saldonya menampilkan nominal uang yang cukup besar. “Bayaranku sudah masuk,”

(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang