Kalimat Grace membuat Eve terdiam. Perlahan, air mata mulai menggenangi kedua rongga mata kendurnya.
“Mereka sangat mirip,” Ucap Eve dengan suara bergetar.
“Aku tahu.” Grace mengangguk, semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Eve yang gemetar. “Namun ia bukan putramu, dan kau menyadari itu. Secara fisik, mereka juga memiliki warna mata yang agak berbeda – Kau pasti juga menyadarinya.”
Lalu Eve menaikkan pandangannya untuk menatap Grace lekat. “Kau pasti sadar bahwa ini sangat tidak wajar, benar? Temanmu yang bernama Adro itu mungkin berada dalam bahaya karena ia sangat mirip dengan Febianku.”
“Tentu aku menyadarinya. Itu sebabnya kami datang ke sini. Namun, kau tidak perlu khawatir karena Julius tidak bisa menyakiti Adro.”
Mata Eve membulat besar. “Dari mana kau tahu tentang Julius? Siapa kalian sebenarnya? Apakah kau dan temanmu adalah orang-orangnya?”
“Tolong tenanglah, Eve.” Pinta Grace pelan. Lalu, ia melanjutkan setelah wanita itu mulai tenang. “Aku akan menjelaskan hal yang mungkin akan membuatmu terkejut. Namun, kau harus berjanji untuk tidak membuka mulut pada siapapun tentang ini. Aku dan Adro sangat membutuhkan bantuanmu.”
Mengendalikan napasnya, Eve mengangguk singkat. “Baiklah. Aku berjanji.”
Setelah itu, Grace mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi Adro. Selang beberapa detik, pintu kamar terbuka dengan sosok pria tinggi bermata biru kristal melangkah masuk perlahan.
“Selamat siang, Eve. Aku Adro Groendez.” Adro mengulurkan tangannya.
Namun, Eve tidak mampu menjabat tangan pria itu. Ia hanya mengangguk singkat, dan mengalihkan pandangannya dari pria yang sangat mirip dengan putra sematawayangnya itu. “Aku akan mendengarkan penjelasan kalian dahulu, lalu memikirkan apakah aku bisa membantu,”
Menarik sebuah kursi, Adro duduk di hadapan Eve dan Grace yang duduk di pinggir ranjang. “Aku bukan berasal dari dunia ini. Aku datang dari dunia yang terdapat sihir di dalamnya,”
Kemudian, Adro melanjutkan penjelasannya tersebut dengan hal lebih detil tentang siapa dirinya di dunianya dan bagaimana ia bisa terdampar di dunia modern yang sekarang mereka tempati.
“Aku yakin bahwa Julius adalah penyihir yang selama ini menjadi buronan di kerajaanku. Dan soal putramu, Julius kemungkinan hendak menggunakannya untuk menjatuhkan kerajaan kami, namun gagal.”
“Kemarin, kami mendapatkan ijin dari Merhit untuk memeriksa dokumen-dokumenmu di gedung brankas. Kami menemukan bahwa semua foto-foto Febian kecil memang sangat mirip dengan Adro ketika masih kecil. Ia juga memiliki boneka naga yang sama dengan milik Adro yang tiba-tiba menghilang. Pada boneka itu, terdapat logo kerajaan Groendez.” Jelas Grace.
Lalu, Grace mengeluarkan buku harian Eve dari dalam tasnya. “Maaf atas kelancanganku. Aku terpaksa mencuri buku ini dari kotak berkasmu untuk mencari tahu apa yang terjadi.”
Menerima buku yang Grace sodorkan padanya, Eve bergumam, “Jika kalian membacanya dan percaya pada isinya, kalian pasti percaya bahwa Julius adalah pembunuh Febian.”
“Kami percaya dan aku berjanji akan mengabdikan hidupku untuk membalaskan dendammu pada Julius, karena ia juga berniat membunuh ayahku.” Sahut Adro penuh keyakinan.
Eve menatap Adro dengan mata berkaca-kaca. “Jadi, kau adalah pangeran yang selalu dibicarakan oleh Julius? Pangeran yang nantinya akan digantikan oleh Febian,”
“Sepertinya begitu.” Adro mengangguk. “Namun aku tidak mengerti bagaimana anakmu bisa sangat mirip denganku.”
Menundukkan wajahnya, Eve mulai menjelaskan, “Dahulu, aku bekerja sebagai asisten rumah tangga di mansion Julius dan istrinya yang sakit-sakitan. Setengah tahun bekerja, aku dan Julius diam-diam menjadi dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale Land
Romansa#WattpadfantasiID [Follow dulu yuk!] 'Jika satu pintu tertutup, masih ada seribu pintu terbuka.' Untuk ke sekian kalinya, Grace Menken disakiti oleh pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya. Hidup sebatang kara, dikucilkan, dan kerap putus cint...