Menggunakan monster yang ia kendalikan dengan paksa, Adro berhasil mendekati gerbang benteng musuh. Berbagai monster mencoba menghalanginya, namun kemampuan panah Damian dan kehebatan sorcerer penyergap sangat hebat sehingga tidak ada satu pun monster yang berhasil menyentuhnya.
Melihat Adro hampir sampai di gerbang, Albertus segera membentuk sihir menggunakan racikan elemen sihir terakhirnya yang memang sejak awal sudah ia persiapkan untuk hal ini.
“Ini datang!” Seru Albertus.
Mendengar teriakan itu, Adro langsung merebahkan tubuhnya ke depan. Detik itu juga, Adro merasakan angin panas melewati tepat di atas punggungnya. Setelah itu, sebuah ledakan muncul di depan wajahnya.
Adro menurunkan lengannya yang menutupi setengah wajahnya. Ia pikir ia sudah mati karena ledakan barusan. Namun, ketika ia menatap sekeliling, ia menyadari sebuah tameng sihir berbentuk segitiga tengah melingkupinya.
Di sisi lain, Albertus terengah-engah sambil menatap Adro. Ia dan beberapa pasukan penyergap andalannya telah mengeluarkan kekuatan maksimal mereka untuk membuat tameng sekuat itu demi melindungi Adro.
Gerbang raksasa yang dihiasi duri-duri besi besar itu runtuh. Ini adalah kesempatan mereka untuk menemukan Julius dan menghabisinya. Namun, mereka semua tercengang ketika mendapati seekor monster berbentuk seperi Ogre namun memiliki postur lebih besar dan lebih menyeramkan, seakan itu adalah Ogre yang dimodifikasi dengan tambahan taring dan duri-duri pada otot kekarnya.
Yang lebih mengejutkan, monster-monster yang nampak mematikan itu berjumlah sangat banyak. Ternyata, Julius menyembunyikan senjata-senjata mematikannya di balik benteng itu. Ia telah mempermainkan mereka.
“Adro!” Seru Damian dari kejauhan. “Adro!”
Rahang Adro mengeras. Ia menatap jajaran monster di hadapannya dengan sisa kesabarannya. Seruan Damian dan yang lain tidak ia hiraukan.
Sebuah seringai kecil muncul di bibir Adro. Lalu, ia menarik pedangnya keluar. “Kau pikir kau bisa memukulku mundur hanya dengan mengeluarkan kumpulan raksasa tak berotak?”
“Kau mungkin tidak akan mundur, namun bagaimana dengan prajurit lainnya?”
Sebuah suara pria menggema, membuat semua orang dan para monster menghentikan pertarungan mereka.
“Adro Alymer Groendez, betapa naifnya dirimu; mengingatkanku pada seseorang yang hampir aku lupakan,” Lanjut suara itu.
Meski wujud pemilik suara itu tidak terlihat, insting kuat Adro memberinya petunjuk di mana penyihir itu berada. Ia segera menarik pisaunya yang menancap pada kepala monster yang ia naiki, lalu melemparnya ke arah langit di sisi kirinya. Seperti yang ia duga, pisaunya terpental meski seakan tidak menabrak apa pun.
“Hm … ha … ha … ha …”
Sosok pria berjubah hitam muncul di udara tepat ketika pisau yang Adro lemparkan terjatuh. Kemunculannya membuat para monster berseru-seru.
“Julius,” Geram Adro.
“Lama tidak berjumpa, Pangeran Adro,” Sapa Julius, tidak menurunkan pandangannya sedikitpun.
“Aku tidak ingat pernah bertemu denganmu,” Sahut Adro.
Julius tersenyum tipis. “Aku mengingat seorang anak yang sangat dilindungi oleh orangtuanya.”
“Sudah terlalu lama kau bersembunyi, Julius. Sekarang bertarunglah seperti seorang pria bermartabat!” Ujar Adro sebelum melompat turun dari monster yang wajahnya telah hancur terkena ledakan.
Namun, kalimat Adro ditanggapi oleh Julius dengan tawa merendahkan. “Sebagai keturunan Groendez, kau bahkan bisa menyinggung soal Pria Bermartabat?”

KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale Land
Romance#WattpadfantasiID [Follow dulu yuk!] 'Jika satu pintu tertutup, masih ada seribu pintu terbuka.' Untuk ke sekian kalinya, Grace Menken disakiti oleh pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya. Hidup sebatang kara, dikucilkan, dan kerap putus cint...