75. Teramat Mencintaimu

65 10 0
                                    

*mature content

Mata Grace terbelalak saat mendapati Adro tengah pulas tertidur di sampingnya sambil memeluknya.

Fakta bahwa Adro tidak mengenakan pakaian atas membuat Grace bangkit duduk untuk memeriksa tubuhnya sendiri yang tertutup selimut tebal. Helaan panjang mengalir keluar dari mulutnya saat ia mendapati tubuhnya masih terbalut pakaian.

Dibantu oleh cahaya bulan yang menembus jendela besar di dekat mereka, Grace menyadari bahwa ia telah berada di atas ranjang luas. Sementara itu, hampir keseluruhan kamar terlihat gelap, termasuk area menonton yang tadi mereka gunakan.

‘Bagaimana aku bisa pindah ke sini? Aku sama sekali tidak ingat,’ Pikir Grace.

“Grace, ada apa?”

Grace terlonjak mendengar suara berat dan serak itu. Ia reflek menoleh dan mendapati Adro telah membuka matanya yang nampak sangat mengantuk. Meski begitu, iris biru kristalnya seakan menyala di kegelapan.

“Adro, kenapa aku bisa berada di sini?” Tanya Grace.

“Hm?” Kening Adro mengkerut. “Tadi kau ketiduran, jadi aku menggendongmu ke ranjang.”

“Kita … tidur berdua?” Tanya Grace ragu.

Bangkit duduk, Adro menjawab, “Ya, aku tidak melihat ada orang lain selain kita berdua di sini.”

Grace terdiam dan wajahnya sedikit tertunduk. Ia memiliki sebuah pertanyaan yang sulit dikatakan. Bagaimana caranya menanyakan hal itu tanpa membuatnya merasa malu dan membuat situasi menjadi canggung? Ia juga takut menyinggung perasaan Adro jika mengutarakannya.

“Apakah-“

“Maaf aku membawamu ke sini dan tidur di sampingmu tanpa ijin. Aku pikir kau sangat kelelahan karena menemaniku seharian sehingga aku tidak tega membangunkanmu. Aku tidak melakukan apa pun selain tidur di sampingmu.” Potong Adro, dapat membaca apa yang ada di pikiran Grace.

Mata Grace membesar. Ia segera menggeleng. “Tidak, Adro. Kau tidak perlu minta maaf. Aku hanya … aku hanya bingung karena biasanya aku tidak tidur sepulas itu hingga tidak terbangun saat seseorang memindahkan tubuhku.”

Adro tersenyum tipis. “Lega rasanya kau tidak keberatan.”

Tersenyum canggung, Grace meletakkan kepalanya kembali ke atas bantal. “Aku tidak pernah membayangkan mendapatimu tidur di sampingku saat aku terbangun, bahkan memelukku seperti tadi. – Itulah mengapa aku sangat terkejut.”

“Oh,” Adro ikut membaringkan tubuhnya dan kembali mendekap Grace. “Apa aku harus membuatmu terbiasa?”

Berada di dalam dekapan Adro, Grace dapat mendengar debaran keras jantung pria itu. Ia tertawa kecil, dan menjawab, “Kelihatannya bukan hanya aku yang harus membiasakan diri,”

Adro terkekeh geli. “Sejujurnya, ini adalah pertama kalinya aku tidur berdua bersama wanita. Ternyata teman-temanku benar; tidur bersama orang yang kau cintai terasa sangat nyaman. Aku ingin bisa memelukmu seperti ini setiap aku tidur.”

Mendekap kedua pipi Adro dengan tangannya, Grace berbisik, “Aku juga, Adro,”

Tatapan lembut Grace membuat hati Adro menghangat. Bisa sedekat ini dengan cinta pertamanya memberikan sensasi yang mengaduk-aduk isi perut dan dadanya. Jantungnya yang sejak awal telah berdebar keras, kini semakin bertalu-talu. Ia ingin memilikinya – gadis di hadapannya ini. Ia ingin merasakan kehangatannya lebih lagi.

Menyadari wajah Adro semakin dekat dengan miliknya, Grace memejamkan mata. Sedetik kemudian, ia merasakan sesuatu yang hangat dan lembut menyapa bibirnya.

(TAMAT) The Groom From The Fairy-Tale LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang