Pelecehan Yang Dialami Salsa.

250 6 0
                                    

“Aku mau pingsan mau pingsan gak kuat gak kuat” batinya berteriak tidak sanggup.

“Brugh.”

“Salsa!.”

Faiz panik tiba-tiba sahabatnya jatuh pingsan.

Diolesi kulit yang terbuka dengan minyak supaya cepat sadar kembali.

“Ah Kamu, Sa. Gak bisa diajak romantis. Baru begitu sudah pingsan.”

Cepat-cepat dipasang maskernya kembali jangan sampai istrinya pingsan lagi karena wajahnya.

“Sa, Kamu sudah sadar? Minum, Sa!.”

“Ngantuk.”

“Iya, minum dulu!.”

Sesudah minum gadis itu melanjutkan tidurnya sedangkan si suami duduk di samping kepala menemani, mengelus rambut hingga kembali terlelap.

Faiz begitu khawatir karena baru kali ini melihat Salsa jatuh pingsan, apalagi pingsannya itu gara-gara ulahnya.

Keberangkatan mereka ditunda esok malam sekitar jam tuju setelah memastikan kondisi istrinya sudah baik-baik saja.

Bima yang sudah tidak sabar ingin lagi berjumpa harus menelan pil pahit setelah sekian jam di tunggu tidak kunjung datang sampai terbitnya matahari lagi.

Namun, ia tetap optimis dan juga sabar menunggu sampai Salsa datang.

Tidak akan keluar dari rumah mertua sebelum melihat si dia. Rindu yang menggebu telah membuatnya buta.

Salsa dan sahabat berangkat menaiki motor karena ia terus keras kepala menolak memakai mobil.

Beralasan ingin menikmati dinginnya udara malam hari, jarang-jarang dulu masih gadis bisa keluar malam seperti malam ini.

Ayahnya tidak mengizinkan keluar lebih dari jam tuju malam meski sama kakaknya sendiri.

“Sa, benaran Kamu gak papa? Kalau pingsan lagi gimana? Bawa mobil saja ya? Pegangan yang erat!.”

Saat melewati kedai bakso mereka mampir membungkuskan keluarganya yang ada di rumah.

Di sekitar situ ada penjual nasi goreng yang tadi tanpa sengaja dilihat Salsa mengingatkannya akan sang ayah yang doyang sekali makanan berat tersebut.

“Iz, Aku mau ke situ ya mau belikan ayah nasi goreng?,” pamit Salsa.

Alih-alih mengizinkan yang ada justru tangan disambar digenggam erat menggeretnya masuk ke dalam.

“Ayo,” ajaknya setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.

“Kamu sudah menikah! Mau ngapain ke sana sendirian?.”

“Mau tebar pesona sama yang jualan? Apa suamimu ini kurang ganteng?,” interogasinya sembari mendongakkan kepala teman wanitanya menggunakan kedua tangan agar wajah mereka bertemu.

“Eh iya e Iz, yang jual ganteng.”

Mata Salsa melirik tersenyum girang ke arah si penjual nasi goreng langsung ditahan Faiz agar netra mereka tetap beradu.

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang