Insecure

43 2 0
                                    

Tangan Faiz ditarik masuk ke dalam rumah menemui ibunya di dapur membuatkan kopi untuk sang ayah dan membiarkan begitu saja abangnya yang tidak berhenti ngerep.

“Bu, Faiz sudah datang.”

“Kamu ini kenapa, tumben-tumbenan? Dulu saja gak lebay seperti ini.”

Bu Fani menertawakan putrinya yang salah tingkah didatangi suaminya sendiri hendak diajak keluar mengalahkan dulu-dulu. Entah salah tingkah benaran atau hanya sedang memainkan drama.

“Kamu juga ini, kenapa sih? Oh ya ya. Jaga putriku baik-baik, pulangkan dengan selamat. Bawa sana! Kalau perlu gak usah pulang malam ini!.”

Dido*dorong tubuh Salsa ke arah Faiz membuat Salsa yang awalnya malu meong terbengong-bengong, ibunya yang tadi berbicara lembut jadi bar-bar.

Faiz dengan semangat menggandeng Salsa kembali masuk ke dalam rumah meninggalkan ibu mertua sendiri di dapur dengan tugas yang belum selesai.

Dara menyusul ke dapur untuk mengambilkan minum buat keponakan sedangkan yang mempunyai anak sejak tadi seakan lupa akan anaknya sendiri.

“Salsa mau ke mana?,” tanya Dara bingung kalau mereka pergi kenapa anaknya masih ada dalam gendongan iparnya yang lain.

“Makan malam sama Faiz, Mbak. Titip Caca ya, Mbak!.”

Dara masih loading menatap terus hingga kedua ipar ditelan tirai. Masak iya anaknya ditinggal? Mereka, jalan berdua saja?.

Dikejar ipar setelah mengisi gelas biru penuh dengan air, masak benaran mereka cuma jalan berdua?.

“Dada, Caca. Mama Papa pergi dulu ya? Yang pintar sama Tante!.”

Putrinya yang masih sibuk meraih mangkok makannya yang dipegang Fanya langsung menoleh, meno*dongkan kedua tangan seakan tahu kedua orang tuanya hendak pergi minta diajak.

“Eits, no no no. Ikut Tante! Nanti minta Om belikan es krim!,” tolak Faiz cengengesan, menolak mengajak putrinya. Gagal dong dinner berdua.

Masak dinner romantis harus momong anak? yang ada salah satu dari mereka jadi obat nyamuk antara anak dan orang tua. Tidak bisa, acara makan malamnya yang sudah ia susun rapi tidak boleh gagal.

“Dada mbak Fanya, mas Aris. Titip Caca!.”

“Kalian, mau ke mana?.”

Aris langsung loncat lagi dari kursi mendekat penasaran tidak biasanya, hendak bertanya yang sama seperti dilontarkan Fanya sudah lebih dulu tangan diraih Faiz diajak berjabat tangan lantas diletakkan di kening lagi.

“Pinjam Salsa sebentar, Mas. Makan malam. Besok pagi Kita sudah pulang.”

“Biyuh. Kira-kira lah, Iz! Bawa anak orang sampai pagi.”

“La yo biarin to, Ris! Yang dibawa istrinya sendiri!,” kelakar pak Hamdi keluar dari Kamar.

“Iya ya, wo kamp*ret!.”

Faiz cekikan berhasil mengerjai ipar membuat kakak dari sahabatnya mengumpat kesal sembari mengikuti Salsa yang hendak menci*um telapak tangan mertua.

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang