Kafe Faiz Terancam Bangkrut.

78 2 0
                                    

"Salsa, tolongin Mbak! Mbak gak mau jalan sama mas Aris! Salsa!."

Salsa bingung kenapa kakaknya selebay itu diajak abangnya, biasanya juga mau kayak diajak orang asing saja.

Setelah kepergian keduanya gawai Faiz berdering lagi kali ini dari nomor bapak mertua, langsunglah diangkatnya kembali.

[Iz, Ibu masak banyak Kamu ajak cucuku ke rumah ya!.]

Dituruti keinginan ibu mertua mungkin beliau sudah kangen lagi ingin bertemu anak cucunya.

Berhubung hari ini pelanggan lumayan rame rencana Faiz cuma mengantar nanti langsung putar balik. Kasihan pegawainya kualahan sendiri.

Ternyata, sudah ada pak Darmawan yang sedang berkunjung karena kesepian ditinggal Aris dan juga Fanya.

"Lo, mbakmu gak Kamu ajak Sa?."

"Tadi diajak mas Aris jalan," terang Salsa sejujur-jujurnya.

"Kok Kamu izinin sih Sa, masmu itu ngajak mbakmu?."

"La kenapa Mas? Fanya kan keluar sama Aris. Pasti aman," yakin pak Hamdi melihat kekhawatiran berlebih di wajah mantan suami istrinya.

"Iya, tapi ini masalahnya berbeda. Ini bukan Aris yang dulu ini Aris yang sekarang."

"Aris yang sekarang menyukai Fanya, ingin menikahi adiknya!."

"Apa?," teriak mereka semua terkejut.

Sampai-sampai Faiz yang sedang makan kolak sambil berjalan dari arah dapur buatan mertua tersedak terbatuk-batuk.

"Kasihkan masmu!."

Pak Darmawan memberikan air teh yang tergeletak di meja tidak tahu siapa pemiliknya ke Salsa agar membantu suaminya yang tersedak.

"Kok bisa, Mas? Perasaan Aris tidak berubah, eh tapi benar. Aris lagi demen kalau pagi langsung ngilang ke rumah sampean. Ya Allah, anak itu..."

"Punya anak kok sama suka bikin jantungan!," keluh pak Hamdi.

Di sisi lain, Fanya terus menekuk wajah kesal di dalam mobil atas penculikan yang dilakukan kakak lelakinya.

Pria di sampingnya sama sekali tidak peduli yang penting bisa jalan berdua layaknya pasangan yang sedang dilanda asmara tanpa khawatir adanya gangguan.

Sesampainya di parkiran yang sudah disediakan pihak pusat pembelanjaan Aris menghentikan Fanya membuka pintu.

Alis mata ibu ha*mil itu menyatu bingung mau tahu apa yang akan dilakukan kakaknya lagi, ternyata oh ternyata.

"Silahkan tuan putri...!."

"Hih, menyebalkan!."

Ternyata, abangnya berniat membukakan pintu untuknya semakin membuat Fanya ilfil. Dientakkan kaki kesal sebelum jalan lebih dulu.

Bagaimana bisa, abang lelakinya memperlakukan dirinya seperti itu? Ok, kalau dulu pasti lucu tapi kalau sekarang? Ingin rasanya Fanya meremas wajah tampan Aris.

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang