Satu minggu setelah Salsa dinyatakan hamil Bima diterima bekerja di luar pulau.
Sejak saat itu pula Fanya lebih memilih tinggal bersama ayahnya lagi.
Tidak memungkinkan ia ikut karena suaminya baru pertama merantau belum bisa menyediakan tempat tinggal yang layak untuknya.
Entah mungkin nanti bulan depan setelah merasakan uang gajian baru suaminya bisa mengajaknya.
Untuk hubungan keduanya masih terasa dingin bahkan lebih dingin lagi.
Empat hari selama merantau keduanya sama sekali tidak ada niatan untuk menanyakan kabar masing-masing.
Jangankan tanya kabar, Fanya menanyakan apakah suaminya sampai dengan selamat pun tidak.
Begitu pula Bima tidak memberi kabar sama sekali keadaannya di sana.
Pria itu masih belum bisa menerima kenyataan ditinggal menikah oleh sang pacar dan kini ditambah lagi tengah mengandung anak dari lelaki yang paling dia benci.
Mungkin ini yang terbaik untuknya menjauh dari mantan kekasih mengurangi rasa sakit akan cemburu.
Bima masih sangat mencinta Salsa meski sudah menikah, dia menyesal dulu kenapa bisa terjerat cinta Fanya hingga hilangnya wanita yang dicintai.
Entah kapan ia bisa menerima kehadiran istrinya menggantikan sosok Salsa di hati kecil.
Saat kakak laki-laki dan juga ayahnya tidak lagi di rumah sedang disibukkan mencari nafkah Fanya menyusul ibunya ke dapur.
"Bu, Aku mencintai Faiz," akuinya tanpa basa basi setelah mendudukkan tubuh di kursi meja makan.
Bu Fani yang sedang memotong wortel terkejut berhenti seketika gerakan tangannya. Beliau hafal betul watak sang putri.
"Sejak kapan? Sejak tahu bahwa Faiz itu tampan anak orang kaya?," cerca bu Fani menahan amarah.
"Iya kan Fanya?," nada beliau mulai tinggi dan menggebrak talenan dengan pisau.
Benar tebakan ibunya sejak pulang dari mertua adiknya ia selalu kepikiran tentang ipar lelakinya itu. Ingin memiliki.
"Kamu mencintainya karena hartanya kan?," tebak beliau lagi dengan dada naik turun.
"Ibu kok bilang begitu sih. Aku benar mencintai Faiz Bu, Aku tidak bahagia menikah dengan Bima. Bima tidak mencintaiku," tutur Fanya mulai melemah meminta pengertian ibunya akan rasa yang datang secara tiba-tiba.
Bu Fani mendatangi putrinya menarik kursi di samping Fanya agar bisa duduk berhadapan, menasihati sebelum anaknya salah jalan.
"Tapi mencintai Salsa? Itulah Nak, hasil dari merebut yang seharusnya bukan milikmu."
Jangan tanya dari mana beliau tahu itu semua! Beliau punya mata, hati, telinga semua yang terjadi dengan anaknya beliau peka.
"Dan itu pun, tidak membuatmu jera? Kamu ingin merebut lagi Faiz dari saudaramu?," tanya beliau geram.
Entah harus menasihati seperti apalagi selalu putrinya berperilaku sedemikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pengganti END ✅
Novela JuvenilSalsabila, gadis berwajah ayu harus menggantikan kakak tirinya dijodohkan dengan pria pilihan orang tua. Dan tanpa diduga lelaki yang akan dijodohkan dengannya tak lain tidak bukan adalah sahabat karibnya sendiri. Akankah keduanya menerima perjodoha...