Setelah kepergian semua karyawan, Faiz termenung sesaat memikirkan bagaimana caranya esok melayani pelanggan sedangkan tenaga yang tersisa hanya tiga orang.
Itu pun harus bekerja dua sif pagi sama siang, mulai jam enam pagi sampai sebelas malam.
Diben*tur-bentu*rkan belakang kepala ke sandaran kursi pusing memikirkan ini semua.
Dilihat gawai sudah menunjukkan pukul satu dini hari, layar memberitahu jika hari ini masih hari Selasa masih banyak hari yang harus dilewati untuk sampai di hari minggu.
Pada tanggal satu biasanya semua karyawan akan menagih gaji saat pulang dari sif malam, jika yang mendapat sif pagi ia akan datang sebelum pukul sebelas.
“Ah... Aku harus segera pulang.”
Salsa tidak khawatir akan keterlambatan pulang suaminya karena tahu hari ini sahabatnya itu akan disibukkan oleh semua karyawan jadi dia memilih tidur lebih dulu sejak jam sembilan malam tadi.
Sesampainya ia lantas mengetuk pintu rumah, Faiz tidak menelepon Salsa akan membuatnya sia-sia tidak akan istrinya itu bangun terpaksa membangunkan salah satu penghuni rumah mertua.
“Baru pulang, Iz?,” tanya pak Hamdi mengucek mata melihat jam dinding menunjukkan hampir jam dua pagi.
“Ayo masuk, ada apa? Suntuk gitu.”
Ceritalah Faiz masalah yang sedang dihadapi kafenya kepada bapak mertua siapa tahu beliau tahu jalan keluarnya.
“Kamu masih punya Kami, besok Kami semua akan bantu Kamu.”
“Eh tapi e...”
“Hahaa... Gak ada jalan lain kan?.”
“Besok Kita akan bantu sif pagi sedangkan bapakmu sif malam biar Aris sif pagi sampai malam,” tawa beliau kembali menggema di keheningan malam menenangkan kerusuhan hati menantu.
“Dah, tidur sana pucat sekali wajahmu!,” perintah beliau sebelum meninggalkan menantunya seorang diri di ruang tamu.
Faiz langsung masuk kamar melihat kedua bidarinya sedang tertidur lelap, diusap rambut istri dan anak sebelum menyusul ke dunia mimpi.
Sebelum keluarga pak Hamdi menunaikan salat subuh berjamaah kecuali si bayi yang masih nyenyak beliau mengumumkan mewajibkan semua anggota keluarga untuk beberapa hari ke depan membantu menantunya kerja di kafe.
Kebetulan Fanya serta pak Darmawan masih di sini, ini juga berlaku untuk bapak dan anak tersebut.
Faiz tersenyum haru, beliau menepuk pundak menantu memberitahu jika semua ini sudah menjadi tugas mereka sebagai keluarga.
Pagi-pagi sekali mereka semua pada heboh jam enam pagi harus sudah berangkat ke tempat kerja.
Faiz lebih dulu berangkat sedari selesai salat subuh bersama Aris dan juga anak istrinya.
Ditemani ipar dia mulai membersihkan dan menyiapkan semua isi dapur karena biasanya untuk sif pagi harus datang jam enam sedangkan kafenya sendiri mulai dibuka pukul setengah delapan pagi.
Salsa bertugas membuat sarapan porsi banyak untuk siapa nanti yang belum sempat sarapan atau lapar seraya merawat anaknya yang masih bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pengganti END ✅
Fiksi RemajaSalsabila, gadis berwajah ayu harus menggantikan kakak tirinya dijodohkan dengan pria pilihan orang tua. Dan tanpa diduga lelaki yang akan dijodohkan dengannya tak lain tidak bukan adalah sahabat karibnya sendiri. Akankah keduanya menerima perjodoha...