Wajah Asli Calon Suami Salsa.

266 10 0
                                    

Setelah kepergian adik serta calon adik ipar, Aris ikut nimbrung duduk di samping Fanya mengobrol dengan tamu yang lebih dulu datang.

"Ayo! Kok diam-diam saja dari tadi, dimakan! Ini sedap lo buatan ibu."

Putra sulung pak Hamdi mencomot tapai yang ada di meja mengajari Bima yang sejak tadi tidak didengar suaranya.

Sesaat Fanya salah tingkah kakaknya duduk menempel di samping sebelum menata kembali hati yang berdetak cepat.

Sulit baginya tinggal bersama dengan orang yang dicintai tapi tak dirasa.

"Iz, motor Kamu mana? Kok pakai mobil segala, nanti uang Kamu habis."

"Tidak usah dipikirkan! Aku tidak mau calon pengantinku gosong" gelak tawanya terdengar nyaring, Salsa meliriknya sebal.

Sesampainya di barbershop mereka berdua duduk di kursi panjang antre menunggu giliran Potong rambut.

Sudah hampir sepuluh menit tidak juga dipanggil Faiz memberikan dompet yang terlihat tebal meminta perempuannya membeli minuman atau camilan buat penghilang kebosanan.

"Aku bawa dompet, Kamu simpan saja!."

Faiz hanya tersenyum melihat Salsa keluar, perempuan itu tidak bisa dipaksa entah apa yang ada di pikirannya susah sekali disuruh memakai uangnya.

Setiap kali makan atau jalan selalu ia ditraktir olehnya meski sudah menolak bahkan lebih dulu membayar pasti ujungnya diganti diselipkan entah di mana saja.

"Udah simpan saja! Uang ku banyak" itulah kata jika dia ngotot membayar.

"Uangku lebih banyak Sa!" bantahnya kala itu dongkol sama sekali tidak dipercaya, meski mulut berkata "iya" tapi tetap saja ngujrus tidak mau menerima uangnya.

Salsa kembali dengan menenteng satu plastik putih berisi minuman dan snack ringan tidak didapati di mana sahabatnya kini berada.

Tidak diambil pusing di antara mereka yang dipotong pasti salah satunya Faiz.

Perempuan itu tersedak saat memakan jajan lidi-lidian balado pedas lantas diteguk air yang ada di dalam botol.

"Sa, sudah ayo" ajak pria asing di depannya.

Salsa menatap sekilas pria itu tapi tidak dikenalinya, diangkat bahunya tidak kenal memakan kembali lidi-lidian tersebut dan tersedak lagi karena terlalu banyak balado yang menempel.

Lelaki tersebut masih saja berdiri di depannya malah lancang memegang lengan seketika ditarik kasar tangan agar terlepas.

"Sa, Ayo pulang!."

Matanya melotot itu suara Faiz sahabatnya tapi kok mukanya berbeda? Diintipnya lagi, benar-benar beda dia bukan Faiz.

Ini terlalu tampan, Faiz tidak seputih sebersih itu wajahnya aduh ini bukan Faiz.

Ada rasa gimana gitu antara salah tingkah, malu, bingung tidak seperti biasa.

Salsa akui pria di depannya memang benar-benar tampan tapi masak sih dia Faiz sahabatnya? Tidak mungkin.

"Maaf Aku tidak kenal Anda" sergahnya seraya memutar badan.

"Kamu itu lo ngomong apa?" diketuk kepala sahabatnya yang ngomong mengawur lalu duduk di hadapannya.

Sekali lagi Salsa memutar badan seraya meneguk minumnya kembali hingga tandas meski perut sudah terasa penuh menghindari tatapan lelaki di depannya.

"Sa Kamu kenapa sih?."

Ditangkap bahu Salsa agar tidak lagi menghindar tapi tubuhnya didorong dan ditinggalkan pergi begitu saja.

"Mas rambutnya pasang kembali Aku tidak suka!."

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang