"Aku berangkat dulu ya" bisiknya pelan.
Mata setengah terbuka, Salsa berbalik badan ke arah suaminya "Jangan lama-lama ya!" Faiz mengangguk.
"Kamu hati-hati di rumah, ada apa-apa telepon!."
"Dek jaga Mama ya, yang pintar kasihan Mama. Papa berangkat dulu."
Die*lus bergantian dahi dan perut Salsa, tangan kekarnya mengusap sayang rambut sahabatnya sebelum menuruni kasur.
Ditatap sekali lagi yang tidak kuat menahan kantuk lantas ditutup pintu pelan-pelan agar istrinya kembali terlelap.
Salsa berjalan seperti setrikaan tidak tenang melihat jam yang melingkar di tangan sudah hampir setengah tuju malam tapi suaminya yang izin belanja tak kunjung pulang.
"Kamu di mana sih Iz?."
Hatinya tak tenang sejak jam sebelas tadi tiba-tiba ia terbangun kaget tanpa bermimpi hatinya berdebar tidak karuan langsung berlari menuruni tangga sampai ke lantai bawah. Sepi.
Ya, hari ini hari minggu Faiz jadwalnya ke pasar mencari stok bahan makanan di saat kafenya sedang tutup.
Salsa kembali naik ke atas mencoba menghubungi tapi tidak diangkat hanya pesan suara yang masuk.
[Ada apa Sa? Ini Aku di jalan mau pulang? Kamu ingin sesuatu?.]
Salsa lega suaminya baik-baik saja dari suaranya, dia berpesan hati-hati di jalan dia dan anak mereka menunggu di rumah.
Tapi setengah jam, satu jam dua jam hingga malam hari suaminya tak kunjung tiba.
Sudah coba menghubungi dan berkirim pesan tapi tidak dijawab, Whatsappnya hanya dibaca.
"Al, Faiz di situ kah?."
[Iya Kak, Aku segera ke sana] lalu dimatikan sepihak teleponnya.
"Kenapa dimatikan?."
Air matanya kembali mengembun dituruni tangga lagi, entah ini yang ke berapa kali.
Semoga kandungannya baik-baik saja melanggar pantangan yang diberikan dokter.
Dia duduk sendiri di lantai satu yang sangat sepi setelah memastikan semua lampu menyala terang.
Di sana dia terus mengirim pesan dan menelepon suaminya tapi masih saja tidak dijawab dan sampai akhirnya ketukan pintu membuyarkan semua ketegangannya sesaat.
"Kak ini Aku Ali."
Dengan tetesan air mata dibuka pintu kafenya lalu dia berjalan keluar duduk di kursi depan.
Ternyata tangan kanan Faiz datang tidak sendiri bersama satu teman kerja wanitanya.
Air mata terus mengalir tidak mampu berucap hingga membuat kedua pemuda tersebut bingung, saling melempar kode satu sama lain untuk memulai menanyai apa gerangan yang terjadi.
Di depan keduanya sama sekali istri bosnya tidak bersua hanya menangis seraya melintir ujung baju.
Setelah beberapa kali mengatur nafas, Salsa menanyakan kembali keberadaan suaminya yang tak kunjung pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pengganti END ✅
Fiksi RemajaSalsabila, gadis berwajah ayu harus menggantikan kakak tirinya dijodohkan dengan pria pilihan orang tua. Dan tanpa diduga lelaki yang akan dijodohkan dengannya tak lain tidak bukan adalah sahabat karibnya sendiri. Akankah keduanya menerima perjodoha...