Jatuh Cinta Pada Wanita Yang Salah.

124 1 0
                                    

Ayahnya tidak bercerita jika mantan istri merubah penampilan terbukanya menjadi lebih tertutup, ia suka itu.

Semua para orang tua dibuatnya tersenyum melihat tingkah Bima tapi tidak dengan bapaknya Fanya sendiri.

Pandangan beliau melirik ke pria yang selama ini menemani kala terpuruk saat putrinya belum kembali, di sana di mata itu tersirat jelas api cemburu yang berkobar membakar hati.

Apalagi, pernah memergoki Aris bergumam sendiri mengenai putrinya di dapur pada waktu itu saat Fanya baru pulang.

Beliau yang sudah terbangun pura-pura memejamkan mata tidak ingin membuyarkan kesenangan kakak dari anaknya.

Aris tidak bisa diam selalu bergerak-gerak mengontrol emosi yang meluap tidak nyaman dengan situasi seperti ini.

Semua orang sibuk membahas mengenai niat baik Bima ingin membina kembali rumah tangga bersama Fanya.

Dan, mereka para sesepuh semuanya menyetujui niat baik tersebut. Berharap keduanya tidak terpisahkan lagi.

Aris yang muak dan terbakar langsung bangkit berjalan masuk rumah saat hendak kembali ke belakang mendengar suara iparnya dari dalam kamar.

Didorong pintu yang tidak terkunci langsung berbaring di samping keponakannya, tidur memunggungi.

“Kenapa Mas, murung gitu?,” tanya Faiz penasaran, iparnya datang dengan muka cemberut.

“Panas! Fanya dijodohin lagi sama si Bima.”

“Ya bagus dong, biar mereka bisa bersama lagi.”

“Bagus di Kalian gak di Aku! Hah, sama saja!.”

“Ha, gimana-gimana?.”

Ditinggalkan adik sama ipar tanpa menjelaskan terlebih dulu maksud dari ucapannya.

Akan tetapi sebelum itu, tangan yang tidak bisa diam melempar selimut yang ia pegang ke arah Salsa.

Adiknya tidak terima lantas membalas lemparan itu tapi dengan cekatan Faiz menangkap agar tidak mengenai Aris.

“Tidak sopan, Salsa...!.”

Aris kembali ke belakang rumah membetulkan kandang yang tadi belum kelar biar pikiran dan hati kembali jernih.

“Kenapa pergi?,” tanya pak Darmawan setelah menyusul ke belakang menemani pria yang patah hati membuat kandang.

“Pak, katanya Fanya dititipkan ke Aris kok malah suruh balikan sama Bima?.”

“Kamu itu sama saja kayak Bapak! Dulu, Bapak tetangga sendiri Bapak ambil. Sekarang...”

“Kamu lebih parah. A…dik sendiri!.”

Aris menunduk galau, bagaimana jika? “Hais… baru juga jatuh cinta sudah patah hati. Adik sendiri lagi, parah!,” diacak-acak rambutnya yang terasa pusing tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya merasakan sakit hati apalagi sumber lara ada di depan mata “aaaah...!,” teriaknya seraya mengangkat kedua tangan.

Pak Darmawan tertawa terpingkal melihat kelakua lelaki di depannya yang sedang jatuh cinta pada wanita yang salah.

“Sudah, jangan dipikir! Semua keputusan masih ada di tangan Fanya.”

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang