Persiapan..

72 1 0
                                    

“Lah, itu kan Rizal?.”

“Siska? O, bagus. Jadi mereka berkhianat kompak keluar, ternyata...”

“Sebesar apa sih gajinya di situ? Tunggu-tunggu, itu Rangga naik mobil? Kok kayak bos, jangan-jangan?.”

Ya, Rangga mantan pegawai yang baru bekerja enam bulan dengannya. Saat ini otak Salsa sudah tidak bisa tidak berkelana berpikir buruk tentangnya.

Jika benar dugaannya Rangga pemilik kafe di depan berarti pria itu secara terang-terangan mencuri resep dan semua fasilitas yang dimiliki kafe miliknya.

Faiz yang baru pulang kerja tertawa renyah melihat kelakuan sahabatnya yang di luar logika lantas ikut bergabung di atas kasur.

Ditarik tangan Salsa agar mendekat seketika ibu satu anak tersebut berteriak kaget dikiranya ada orang jahat yang menerobos masuk ingin melecehkannya lagi.

Ditab*ok kesal lengan suaminya yang sudah bikin jantungan, si Faiz hanya mengusap kasar meredakan rasa panas yang mulai menjalar.

“Is, ngagetin saja! Bisa ndak, datang itu assalamualaikum?.”

“Kamu, ngapain sih? Rezeki sudah ada yang mengatur, yang penting Aku tetap berusaha mencari nafkah.”

Salsa memutar tubuhnya menghadap ke si pencari nafkah yang selama ini telah sudi memberikan hasil keringatnya untuk dirinya dan buah hati.

“Iz, Aku melihat Siska sama Rizal kerja di depan, jangan-jangan? Jangan-jangan mereka semua menghianati Kamu demi pemilik kafe itu.”

“Parahnya, Aku lihat Rangga keluar dari mobil. Baru saja datang. Bisa jadi otak dari ini semua itu si Rangga!.”

Faiz menelentangkan tubuhnya di kasur dengan berbantalkan kedua lengan memandangi langit-langit atap rumahnya, semua tebakan yang dijabarkan istrinya benar. Dia bisa-bisanya kecolongan memasukkan serigala berbulu domba ke ranah bisnisnya.

“Iz...?.”

Digoyang-goyangkan tubuh suaminya yang sama sekali tidak merespons aduan dan tebakannya yang terus berputar-putar mengelilingi isi kepala.

“Iya, Sa. Pemilik kafe depan si Rangga. Iin sudah cerita semua,” jelas gamblang Faiz sudah tidak ada lagi yang ditutupi lagian istrinya juga sudah mengetahui sendiri.

Sudah lama Faiz mengetahui dalang dibalik keluarnya semua karyawan, tidak lain lelaki yang dulu memohon-mohon meminta pekerjaan darinya padahal ia sedang tidak lagi membutuhkan koki baru.

Karena tidak tega akhirnya diterima pria tersebut bekerja di tempatnya.

“Hah, serius? Kok Kamu gak cerita sih? Pasti sudah tahu lama. Malas ah, gak dianggap.”

Salsa ngambek meninggalkan sahabatnya sendiri bersama bayi mereka tapi lengan lebih dulu dicen*gkeram dan ditarik kembali duduk di samping lelakinya.

“Dah ah, malas!,” katanya ketus berusaha melepaskan diri.

Namun, semakin dia memberontak sahabatnya itu semakin erat menahan lengan.

“Kenapa sih, marah-marah? Aku kan cuma tidak ingin Kamu ke pikiran, Sa...” bela diri Faiz.

“Doa Kamu yang Aku butuh kan, selain itu biar Aku yang selesaikan.”

“Tapi Aku khawatir, Kamu kehilangan pekerjaan. Tidak bisa menggaji mereka..,” tatap Salsa sendu sudah tidak lagi berusaha melepaskan diri yang ada hatinya meleleh mendengar perkataan Faiz tadi.

“Kita pasti bisa melewatinya.”

Semakin hari pengunjung semakin menyusut kecemasan sudah berhasil menguasai seluruh tubuh Salsa.

Jodoh Pengganti END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang