Yang rajin komen di part sebelumnya, cloudysevrywhere kukirimin kode voucher Karyakarsa 5k, dan lafilledjanvier, ciVellan22, ripgianti, intanpayung1_ masing-masing 2,5k yaah.
Yang mau dapet voucher juga, komen lagi di part ini. ❤️
7 | she can't pass if she don't know the code
"Trinda, Mas lo di rumah sakit."
Suara Mas Ismail—dari arah depan pintu ruangannya—membuat seisi kantor menghentikan aktivitas masing-masing sejenak demi menoleh ke si bos dan Trinda bergantian. Sekarang jam dua lewat sedikit, dan semuanya baru saja hendak fokus pada pekerjaan setelah kembali dari makan siang.
Trinda sedang briefing dengan Mbak Safitri, terkait apa saja yang bisa dia lakukan selama ikut Mas Ismail ke Malang besok. Nggak ada target khusus, karena Malang memang belum masuk ke agenda tim marketing. Sejauh ini Trinda hanya disuruh riset langsung perihal kompetitor dan budaya konsumen di sana. Itu pun kalau dia gabut dan Mas Ismail tidak membutuhkannya, karena bagaimanapun juga tugas utamanya adalah jadi kacung Mas Ismail.
"Kenapa? Rumah sakit mana?" Trinda nggak tahu kenapa dia nggak kaget, atau khawatir. Semoga bukan karena dia adik durhaka.
Tapi, tadi pagi Mas Gusti memang masih sehat wal afiat, dan seumur-umur Trinda belum pernah melihat orang lain rajin general check up dibanding masnya itu. Jadi, kalau mendadak dikabari bahwa dia sedang di rumah sakit, ya Trinda nggak kaget. Mungkin—karena tanggal pernikahan sudah makin dekat—dia sedang ngecek sistem reproduksi, sehat atau enggak, buat persiapan promil kelak.
Eh ... tapi kok di hari dan jam kerja?
Mas Ismail lalu menyebutkan nama sebuah rumah sakit tidak jauh dari kantor Mas Gusti, dengan wajah heran karena Trinda nggak heboh sama sekali.
"Kata Sabrina, keracunan makanan, terus dilariin ke IGD. Gue mau ke sana sekarang," tambahnya kemudian, kelihatan puas karena pada akhirnya Trinda melongo dan refleks berdiri dari kursinya.
"Hah? Sumpah?" Cewek itu menoleh ke Mbak Safitri dan Mas Ismail bergantian, mulai panik, berdecak, dan menggumam sendiri. "Akad tinggal menghitung hari, masih aja makan aneh-aneh."
"Udah, sono lo tengokin dulu." Mbak Safitri memberi izin. "Masa temennya pergi, adek kandungnya enggak?"
Mas Ismail mengangguk singkat ketika Trinda juga minta persetujuannya untuk meninggalkan kantor.
"Kalau gitu, aku cabut bentar ya, Mbak. Semoga pas aku balik, Mbak belom pulang."
"Yeee, kalo elo baliknya lewat jam enam ya gue tinggal lah!"
Tidak mendebat lagi, Trinda segera menyambar tas dan outer yang dia sampirkan ke punggung kursi, lalu cepat-cepat menghampiri Mas Ismail yang masih menunggu dengan sabar.
Untungnya, si calon manten nggak kenapa-napa. Mukanya memang jadi putih sekali kayak mayat hidup saking lemas karena kebanyakan muntah-muntah, tapi sudah diinfus dan diobati ketika Trinda dan Mas Ismail tiba di sana. Nggak perlu opname. Bisa langsung pulang, istirahat di rumah, begitu infusnya habis nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dated; Engaged [COMPLETED]
HumorSekian lama move on, Trinda mendadak CLBK-crush lama belum kelar-melihat mas-mas mempesona berkemeja batik slimfit incarannya delapan tahun silam muncul tanpa gandengan di depan publik untuk pertama kali, plus terkonfirmasi jomblo. Harapan auto terb...