d-15 | this is how you fall in love pt.2

20.2K 1.5K 213
                                    

Pemenang voucher karyakarsa: yul_nda 5k, ripgianti 3,5k




15 | this is how you fall in love



Trinda bangun pagi dan mendapati bau soto ayam menguar dari service area, menandakan bahwa Mbak Pia datang lebih pagi dari biasanya khusus untuk membuat sarapan.

Sementara itu, ketika dia tiba di ujung koridor, dia lihat sang pemilik rumah sedang menerima tamu di living room—Oscar, personal assistant-nya.

Mereka berdua sudah rapi, sangat kontras dengan Trinda yang masih amburadul, lengkap dengan muka bantal.

Trinda sudah setengah jalan kembali ke kamarnya tanpa bersuara ketika Oscar lebih dulu menyadari kemunculannya.

"Anak gadis jam segini baru baru bangun, gimana mau approved?" Cowok yang sedikit melambai itu bersuara dengan nada kemayu tapi tajam, membuat Trinda membatu di tempatnya berdiri. "Ismail tuh nyari pasangan hidup bukan nyari anak angkat."

Mas Ismail berdecak, menyuruh Oscar tutup mulut. "Laundry lo ada di tempat setrikaan, Cil."

Trinda dibikin membatu dua kali.

Selesai mandi kemarin, dia bahkan nggak ingat mengurusi pakaian kotornya.

Biasanya, kalau numpang menginap di apartemen Mas Ismail ini—saat dia masih menyewa apartemen saudara Michelle di Dharmawangsa dulu—dia akan langsung membungkus pakaian kotornya untuk dibawa pulang. Di unitnya, sudah ada Mbak yang akan mengurus laundry-nya, Trinda cuma tahu beres. Sedangkan kemarin, Trinda lupa meninggalkannya di kamar mandi.

Nggak sanggup dihina Oscar lagi, Trinda langsung terbirit-birit ke service area dan mendapati Mbak Pia sibuk di depan kompor dengan panci besar di atasnya.

"Mbak Pia masak soto?" Trinda basa-basi.

Si Mbak mesem. "Enggak, Non. Cuma ngangetin aja. Mas Ismail mana pernah nyuruh masak? Paling nitip beliin."

Trinda mengangguk-angguk. "Btw, lihat laundry-ku, kah?"

"Di gantungan sebelah meja setrika, di belakang sarung ijo. Dalemannya di drawer paling atas."

"Makasih udah nyuciin, Mbak. Maaf, aku nggak sopan, main ninggalin baju kotor di lantai kamar mandi."

"Saya nyetrikain doang, Mbak Trinda, nggak ikut nyuci. Tadi pagi Mas Ismail minta tolong setrikain doang, takut pas Mbak Trinda bangun, bajunya belum siap."

Jawaban Mbak Pia sukses membuat Trinda membatu untuk ketiga kalinya dalam rentang waktu hanya beberapa menit sejak bangun tidur.

"Mbak Pia jangan bercanda deh. Mana mungkin Mas Ismail?"

"Lebih mungkin mana dibanding cuciannya masuk sendiri ke dalem mesin?"

Trinda mau pingsan.

Kalau dia masih bisa menahan malu ketika Theo yang memunguti pakaian kotornya di apartemen Michelle ketika membantunya packing, maka membayangkan Mas Ismail melakukannya jelas lain cerita.

Gimana dia bisa jadi pacarable kalau belum-belum kelakuannya sudah minus begini?


~


Mas Ismail menarik salah satu kursi makan di seberang Trinda. Mendorong kembali mangkuk soto yang isinya masih mengebul ke depan Trinda setelah dia mengambil duluan.

Dated; Engaged [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang