27 | ada yang tajem tapi bukan piso

17.2K 1.9K 261
                                    

Udah ganti minggu, ujung2nya w belom jadi update 1 pun di karyakarsa, wqwq.

Btw, kalian sadar ga sih mael udah lumayan lama dapet rank 1 #player, seolah wattpad pun setuju buat menghalangi kisah cinta mael-trinda? 



Astaghfirullah.

Astaghfirullah.

Astaghfirullah.

Kalau biasanya Mail nyebut 999 kali sehari, hari ini nambah satu digit lagi saking helpless-nya.

Bisa-bisanya pacarnya itu sudah ada di Jakarta, di saat dirinya kebingungan sendiri di Depok, benar-benar clueless, nggak tahu lagi mau mencari Trinda ke mana?

Masih mending seandainya pacarnya itu gagal menghubunginya seharian karena satu dan lain kendala. Tapi karena bete katanya? Jelas-jelas dia tahu Mail bakal khawatir setengah mampus, tapi dia sengaja tidak menghubungi karena bete?

Astaghfirullah ... Mail tahu, Mail punya peran dalam membikin Trinda bete. Tapi please ... sikap Trinda mulai susah ditolerir.

Mail nggak pernah masalah punya pasangan yang clingy dan manja. Dia selalu ikhlas direpoti. Tapi berurusan dengan yang sengaja membuatnya khawatir? Bisa-bisa Mail mati muda!

Satu tarikan napas panjang diambil oleh lelaki itu. Berusaha keras tidak mengutuk dan menghilangkan pahala istighfarnya.

"Oke, tunggu sebentar. Aku otw dari Depok." Cowok itu akhirnya menjawab dengan sabar. Tidak lupa mampir ke drive thru McD biar nggak semaput di tengah jalan.

~

Mail berusaha nggak meladeni kekesalan dalam hatinya, karena sadar sudut pandang manusia penuh dengan keterbatasan. Ingat-ingat saja suudzon-nya tiga minggu lalu, saat Trinda ke Magelang tanpa kabar. Ternyata bukannya pulang untuk mengadukan lampu merah Bude Hari ke bapaknya, tapi tu anak pulang untuk brainstorming judul skripsi.

Meski begitu, tetep susah anjay!

Sebagai yang masih belajar meregulasi emosi, sambil nyetir bawaannya Mail pengen misuh-misuh terus.

Nggak ngabarin seharian doang masih bisa dia maklumi, berhubung kesibukan masing-masing sudah jelas. Tapi menghilang plus sengaja nggak ngabarin seharian padahal udah janjian ketemu tuh bener-bener red flag. Apa Trinda nggak mikir, capek, pusing, dan khawatirnya Mail mencarinya ke sana-kemari?

Oh ya, Mail lupa, kalau pacarnya ini anak belum gede. Kalau Mail aja masih belajar, apalagi si bocil?

Dan oh ya, udah tau masih bocil, kenapa tetap dia pacari? Lebih jauh lagi, kenapa malah dia turuti maunya untuk nikah muda?

Karena Mail ogah melabeli diri sendiri bajingan? Karena jauh di lubuk hati Mail tahu dia cinta mati?

Tapi apa Mail yakin mereka berdua bisa saling berkompromi? Baru kena masalah gini aja dia sudah ingin melambaikan tangan!

"Aku udah nyampe." Masih dengan kesabaran penuh, Mail mengabari pacarnya.

Trinda pun menjawab, "Oke. Aku jemput di lobby."

Suaranya terdengar suram. Tapi lebih suram penampakannya ketika kemudian Mail melihatnya di lobby Park Hyatt setelah menyerahkan mobilnya ke petugas valet.

Hati Mail mencelos seketika, menguapkan seluruh amarahnya.

Perempuan yang berdiri kikuk itu masih mengenakan kemeja putih dan rok hitam. Berarti dari kampus dia langsung ke sini.

Dated; Engaged [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang