02 Kiss or Sleep Together?

889 17 3
                                    

"Woi, lo kenapa?"

Entahlah. Arden juga bingung. Kenapa sejak tadi otaknya nge-freeze banget. Kalau biasanya Arden cuma nge-freeze sama pelajaran, sekarang Arden juga nge-freeze soal waktu dan sekitarnya. Tahu-tahu saja dia sudah berada di kantin begini dan masih belum tahu mau ngapain.

Kejadian semalam langsung di-cut setelah Aya mengklaimnya sebagai pacar. Cowok itu yang Arden belum tahu namanya langsung mengajak Aya berbicara empat mata.

Arden siap meminta penjelasan, tapi itu cuma soal keinginannya. Nyatanya Arden malah nginap di rumah Yuda daripada kembali ke rumah dan bertemu Aya.

"WOI, DEN!" Tidak terima diabaikan, Jasmir kali ini memukul punggung Arden.

"Kenapa?"

"Lo yang kenapa, Goblok? Kayak orang abis ditipu giveaway aja."

"Pusing gue."

"Kenapa?" heran Yuda. Jarang-jarang Arden pusing soalnya Arden tipikal orang yang malas memakai otaknya untuk memikirkan hal-hal berat.

"Enggak tahu."

"Kasih obat sana," suruh Dave.

"Hai."

Cowok-cowok itu menoleh hanya untuk memastikan bahwa yang menyapa adalah Sandra. Anak kelas sebelah yang terkenal paling cantik dan paling populer.

Ibaratnya kalau cewek-cewek punya Arden sebagai cowok paling disukai. Anak cowok punya Sandra sebagai cewek paling ingin mereka pacarin. Status keduanya yang sama-sama populer sayangnya tidak membuat mereka bersama.

Sandra begitu menjaga harga diri sehingga dia tidak akan mengatakan suka lebih dulu. Arden pun sama. Lagipula Arden merasa lebih suka hubungan tanpa status soalnya dia benci terikat dan diatur-atur.

"Wih, pacar gue. Sini duduk." Jasmir berdiri hanya untuk menarik kursi sehingga Sandra dapat duduk di sebelahnya.

"Mending lo di sebelah gue aja." Dave juga berdiri.

"Kayaknya gue di sebelah Arden aja, deh. Biar lo berdua enggak berantem kayak anak-anak."

Yuda secara otomatis berdiri, membiarkan kursinya diambil oleh Sandra.

"Sebenarnya gue cuma mau ngasih ini." Sandra mengedarkan kartu undangan merah muda yang diikat oleh pita berwarna sama.

"Oh, lo ulang tahun." Yuda menutup kembali kartu undangan. Tidak berminat sama sekali untuk mengetahuinya lebih lanjut.

"Wihh, party, nih." Seperti tebakan Dave. Sandra memang mengundang DJ terkenal untuk acara ulang tahunnya. Pokoknya hiburan yang pasti disukai oleh orang-orang seperti mereka. Jedag jedug, mungkin kalau bisa juga mabuk.

"Lo datang, kan?" Sandara menatap Arden. Targetnya ini entah mengapa menjadi tidak antusias seperti Yuda. Biasanya Arden akan langsung berseru "gue pasti datang!" atau "ada yang cantik enggak?".

"Datang."

"Kenapa, sih? Sakit?" Sandra memegang dahi Arden. Aksinya membuat beberapa cewek yang memperhatikan menjerit penuh rasa iri.

"Enggak."

"Eh, gue mau mesen makanan. Lo mau sekalian?"

"Gue aja yang beli." Arden mengantri. Cewek-cewek di depannya menoleh, berbalik dan saling menyenggol temannya bersama senyum tertahan. Arden ikut tersenyum selagi dia menyadari sesuatu.

Semua cewek menyukainya. Terlepas dari hubungan mereka sebagai saudara tiri, bukan salah adeknya jatuh cinta kepadanya. Dia memang semenarik itu. Ya, pokoknya pasti begitulah alasan yang membuat Gaia semalam mengajaknya berciuman.

RED | Step Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang