Arden meletakkan plastik itu di nakas. "Mau minum apa?"
"Aku mau tidur."
"Lo belum makan malam."
"Tadi udah makan."
"Mana ada namanya makan kalau belum makan nasi." Arden berjongkok dan melepaskan sepatu Aya tanpa diminta.
"Aku udah kenyang."
"Enggak ada! Lo habisin dulu makanan di nakas baru tidur."
Arden berdiri kembali dan bertanya. "Mau minum apa?"
"Terserah."
Arden mengeluarkan minuman matcha yang baru dibelinya. Dia akan memberikannya untuk Aya dengan senang hati. Tidak peduli bahwa betapa ia menyukai minuman tersebut. Arden hanya ingin membuat Aya merasa lebih baik.
"Arden, Papa ingin berbicara dengan kamu." Arden bertemu Papanya di tangga.
"Aku mau mengantarkan minuman ke kamar Aya."
Terlihat Melisa langsung menatap suaminya seolah memberi kode untuk mengurusnya.
"Antarkan saja dulu. Papa tunggu di ruang kerja Papa."
"Iya, Pa."
Ketika Arden masuk lagi Aya sudah berbaring. Matanya terpejam selagi kedua tangannya terletak rapi di atas perut.
"Ay, makan dulu." Arden mengingatkan.
Gue kelamaan ngambil minumannya, kah?
Arden menyentuh rambut Aya. "Ay, udah tidur beneran?"
Dengkuran halus yang mencapai telinganya meyakinkan Arden bahwa Aya benar-benar sudah tertidur. Dilihatnya makanan di nakas. Lagi-lagi Aya tidak memakannya, tapi setidaknya Aya sudah makan di luar tadi. Meski begitu Arden meninggalkannya. Dia akan kembali memeriksa setelah menemui Herdi.
▪️🎧•🎀•♟️▪️
"Masuk." Begitu kata Papanya setelah Arden mengetuk pintu tiga kali.
Ruangan tersebut temaram seperti biasa. Papanya berada di balik meja kerja, tetapi sudah melepaskan jasnya. Wajahnya tampak lelah daripada yang biasa Arden lihat. Sedikit tidaknya Arden paham. Masalah yang ia timbulkan berpatisipasi merusak hari papanya tersebut.
"Dia memakan makanannya?"
"Belum, tapi tadi kami sudah makan di luar."
"Papa tidak tahu kalau kalian sudah berbaikkan."
Arden tidak akan bilang kalau papanya sepenuhnya salah. Mereka belum berbaikan. Bahkan Arden yakin kalau berbaikan pun tidak ada gunanya. Aya pasti membencinya.
"Anak itu tidak dilahirkan untuk menjadi perempuan nakal atau semacamnya. Dia dilahirkan untuk hidup dengan benar. Berjalan di garis kesuksesan dan sesuai norma masyarakat. Dia sepenuhnya berbeda dari kamu Arden."
"Ya, bagaimanapun semuanya terlanjur terjadi. Kamu merusaknya dan begitulah kehancuran hidup untuknya."
Arden meremas jari-jarinya sendiri. Menimbang apakah dia perlu mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"Melisa mungkin keras, tetapi begitulah cara mereka hidup. Mereka akan memastikan anak-anaknya menjadi perempuan baik-baik."
"Bermain tangan itu keterlaluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED | Step Sister
RomanceArden itu paling ganteng se-SMA Tanjuaya. Tumbuh dengan kepercayaan bahwa semua cewek menyukainya membuat Arden menjadi cowok yang gampang mematahkan hati perempuan. Sekarang targetnya adalah Gaia atau yang biasa disapa Aya. Adik tirinya sendiri ya...